Pengertian Bullying
Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita (Riadi M, 2018).
Istilah bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull” yang berarti banteng. Secara etimologi kata “bully” berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying dalam bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang artinya mengganggu, mengusik, dan merintangi orang lain (Wiyani, 2012).
Secara garis besar bullying terbagi dalam 2 jenis yaitu, yang pertama bullying secara fisik terkait dengan tindakan yang dilakukan pelaku terhadap korbannya dengan cara memukul, menggigit, menendang dan mengintimidasi korban dalam ruangan tertutup. Kedua, bullying secara non fisik terbagi dalam 2 bentuk verbal dan non-verbal. Bullying verbal dilakukan dengan cara mengancam, berkata yang tidak sopan terhadap korban, menyebar luaskan kejelekan korban terhadap pelaku. Bullying non-verbal dilakukan dengan cara menakuti korban, melakukan gerakan kasar, melakukan hentakan kepada korban, memberi muka mengancam dan mengasingkan korban dalam pertemanan. (Astuti P, 2008).
Jenis-Jenis Bullying
- Bullyingsecara verbal, berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan (baik yang bersifat pribadi maupun rasial), pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan seksual, teror, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk yang keji dan keliru, gosip dan lain sebagainya. Dari ketiga jenis bullying, bullyingdalam bentuk verbal adalah salah satu jenis yang paling mudah dilakukan, kerap menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih jauh.
- Bullyingsecara fisik, yang termasuk jenis ini ialah memukuli, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, emiting, mencakar, serta meludahi anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, merusak serta menghancurkan barang-barang milik anak yang tertindas. Kendati bullying jenis ini adalah yang paling tampak dan mudah untuk diidentifikasi, namun kejadian bullying secara fisik tidak sebanyak bullying dalam bentuk lain. Anak yang secara teratur melakukan bullying dalam bentuk ini kerap merupakan anak yang paling bermasalah dan cenderung beralih pada tindakan-tindakan kriminal yang lebih lanjut.
- Bullyingsecara relasional (pengabaian), digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang teman atau bahkan untuk merusak hubungan persahabatan. Bullying secara relasional adalah pelemahan harga diri si korban secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian atau penghindaran. Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek dan bahasa tubuh yang kasar. Bullying secara relasional mencapai puncak kekuatannya di awal masa remaja, saat terjadi perubahan-perubahan fisik, mental, emosional dan seksual. Ini adalah saat ketika remaja mencoba untuk mengetahui diri mereka dan menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya.
- Bullying elektronik, merupakan bentuk dari perilaku bullyingyang dilakukan pelakunya melalui sarana elektronik seperti komputer, handphone, internet, website, chatting room, e-mail, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan. Bullying jenis ini biasanya dilakukan oleh kelompok remaja yang telah memiliki pemahaman cukup baik terhadap sarana teknologi informasi dan media elektronik lainnya.
Akibat Bullying Bagi Pelaku Bully
- Bahaya atau efek dari tingkah laku bullying tidak hanya ditanggung oleh si korban bullying, tetapi pula memberi pengaruh pada si pelaku bullying, korban bullying, begitu juga pada anak yang melihat langsung tindakan bully tersebut. Berdasarkan pada mengenai tentang pelaku bullying di dunia menunjukkan bahwa satu dari tiga anak mengaku pernah melakukan tindakan bullying terhadap temannya. Mereka juga yang biasa menyaksikan tindakan bullying pada kawan-kawannya akan mengalami resiko menjadi pribadi individu yang penakut dan rendah diri,sering merasakan kecemasan yang berlebihan,serta merasa keamanan diri rendah.
- Para pelaku bullying mempunyai rasa kepercayaan diri yang sangat tinggi dengan harga diri yang tinggi juga, sehingga cenderung bersifat ataupun bertindak secara agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, sebagian besar mempunyai tipikal orang berwatak keras, mudah marah atau emosinya cepat naik dan impulsif, mempunyai rasatoleransi yang rendah terhadap hal yang membuat frustasi baginya atau dibenci. Para pelaku bullying ini memiliki kebutuhan kuat untuk selalu ingin mendominasi orang lain lalu kurang berempati terhadap targetnya. Bagi siswa yang ikut dan terperangkap dalam peran melakukan tindakan bullying,maka dia tidak bisa mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap untuk memandang dari perspektif lain, tidak mempunyai rasa empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai sehingga bisa mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang.
- Dengan melakukan bullying, pelaku akan menganggap bahwa mereka mempunyai kekuasaan penuh terhadap keadaan. Jika didiamkan terus-menerus tanpa intervensi dari pihak tertentu, perilaku bullying ini bisa menyebabkan terbentuknya perilaku lain seperti melakukan kekerasan terhadap anak dan tindakan kriminal lainnya sehingga dapat menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kekuasaan antar sesama teman.
Akibat Bullying Bagi Korban Bully
- Membuat si korban merasa cemas dan ketakutan sampai mempengaruhi konsentrasi belajar di sekolah bagi korban bully pelajar dan menuntun mereka untuk menghindari sekolah. Jika bullying terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama, maka bisa mempengaruhi kepercayaan diri siswa, terjerat dalam isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri dari pergaulan, menjadikan si korban rentan mengalami stress dan depreasi, serta rasa tidak aman.
- Korban bully akan merasa depresi dan marah ketika dia mengalami bully secara terus-menerus dalam jangka lama. Dia kemungkinan marah terhadap dirinya sendiri, bisa pula terhadap si pelaku bullying, terhadap orang-orang di sekitarnya dan terhadap orang dewasa ,pihak tertentu, keluarganya ataupun orang di sekitar yang tidak mau menolongnya atau melindunginya. Hal ini kemudian mulai mempengaruhi prestasi akademiknya jika korban bully seorang siswa. Sehingga lama-kelamaan korban bully tidak dapat lagi muncul dengan cara-cara yang konstruktif untuk mengontrol hidupnya, dan mungkin akan mundur lebih jauh lagi dari kehidupan sosial atau mengasingkan diri.
- Seorang pelajar yang mengalami bully dia akan jarang hadir di sekolah karena takut sampai menimbulkan prestasi akademik yang rendah bagi siswa, merasa depresi di usia dini. Selain itu akan terjadi penurunan skor tes kecerdasan (IQ) serta penurunan drastis pada kemampuan analisis siswa
- Korban bully melakukan bunuh diri (commited suicide) Si korban terpaksa melakukan bunuh diri karena merasa tidak kuat,tidak lagi bisa menahan dan merasa dirinya tidak bisa melakukan apa-apa dari perlakuan bully oleh seseorang atau sekelompok orang. Dia sering diselimuti rasa ketakutan,merasa dirinya terancam dan kesepian sampai jalan satu-satunya yang dia lakukan yaitu dengan bunuh diri. Menurut riset di Amerika, Jumlah korban bully yang melakukan bunuh diri selalu meningkat 50% dari tahun ke tahun hanya dalam 3 dekade.
- Korban bully melakukan balas dendam bahkan hingga pada pembunuhan pada orang yang melakukan tindakan bully terdahapnya. Pembunuhan mereka lakukan yaitu dengan cara menembak langsung atau melakukan pembantaian secara sadis untuk menebus sakit hati si korban yang mendapatkan penderitaan dibully
Dampak Bullying
Menurut psikolog Andrew Mellor dalam berjudul kasus bullying dan Pendidikan Karakter mengenai bullying di web resmi KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), bullying yang terjadi pada anak juga menjadi faktor resiko bunuh diri pada anak. Anak korban bullying memiliki posisi yang tidak berdaya saat dianiaya. Mereka cenderung memiliki stres yang besar, ketakutan, tertutup dan tidak ada keberanian korban untuk melawan.
-
Dampak Negatif
Menurut Chaplin, perasaan merupakan keadaan atau state individu sebagai akibat dari persepsi, sebagai akibat stimulus baik internal maupun eksternal. Anak-anak yang menjadi korban bullying serta mereka yang jadi pelakunya akan mengalami risiko tertinggi untuk menjadi korban yang ditimbulkan dari dampak psikologis berupa depresi, kegelisahan dan gangguan rasa panik dalam waktu bertahun-tahun sejak masa bullying mereka berlalu.
Seorang anak yang sering melihat tindakan bullying akan menjadi penakut dan rapuh, karena tindakan tersebut dapat membuat orang tersebut ketakutan, selain itu anak akan sering mengalami kecemasan, biasanya seorang individu akan mengalami ketakutan atau kecemasan saat melihat orang lain di bully, mereka cenderung takut untuk menjadi korban bully, ketiga rasa keamanan diri yang rendah.
Dampak psikologis jangka pendek terhadap korban bullying yaitu kehilangan nafsu makan, prestasi belajar menurun, tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan yang disukai; depresi, gangguan pengendalian diri dan bunuh diri karena secara mental telah terganggu parah akibat sering di-bully ( Alamsyah R).
Selain hal yang disebutkan di atas dampak lain yang ditimbulkan oleh tindak bullying adalah dampak psikologi sosial anak. Anak yang sering mengalami tindak bullying akan lebih sering menutup diri dari lingkungan sosialnya, tidak percaya diri serta lebih memilih menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan teman yang lainnya.
-
Dampak Positif
Menjadi korban bullying bukanlah keinginan seseorang. Namun, hal ini tidak bisa dihindari oleh mereka yang lemah dan tidak pandai bersosialisasi. Namun dibalik dari semua dampak negatif oleh tindak bullying, masih terdapat dampak positif yang terdapat dalam tindak bullying.
Seorang anak yang menjadi seorang korban bullying pasti akan memiliki tingkat kesabaran yang sangat tinggi seehingga bisa menahan penindasan dari seseorang yang mereka sebut teman. Hal ini menjadikan korban bullying menjadi lebih dapat mengatur emosi dan kesabaran. Selain dari hal kesabaran, korban bullying akan lebih dapat berempati kepada orang lain terutama kepada korban yang mengaalami kasus sama seperti dirinya. Hal ini dikarenakan mereka memahami bagaimana rasanya ketika ditindas.
Cara Penanggulangan
Bullying merupakan masalah serius yang perlu diatasi karena dapat memberikan dampak jangka panjang baik bagi korban ataupun pelaku. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying dibagi menjadi 2.
-
Pencegahan
Usaha tersebut bisa berupa pencegahan tetapi juga bisa membuat para pelaku bullying tidak akan melakukan tindak bullying lagi. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting, karena anak yang biasanya terlibat dalam hal ini kurang mendapat perhatian dari orang tua mereka. Usaha pencegahan yang bisa kita lakukan adalah menanamkan sejak dini kepada anak bahwa kita semua bersaudara dan harus saling mencintai.
Orang tua juga harus selalu mengawasi pergaulan anak, agar anak tidak salah bergaul dan berteman, karena pengaruh teman sebaya sangat besar untuk perkembagan anak. Selain itu perlu orang tua juga harus selalu mengawasi apa yang ditonton oleh anak, karena saat ini banyak acara televisi yang mengandung unsur kekerasan yang tidak patut ditiru oleh anak.
-
Kuratif
Sedangkan jika sudah terjadi tindak bullying untuk mengatasi hal tersebut kita bisa memberi treatmen kepada anak yang bersangkutan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Jangan membawa barang mahal atau uang berlebih.
- Jangan sendirian, karena pelaku bullying biasanya menyerang anak yang suka menyendiri.
- Lebih percaya diri jika terlibat
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Akibat Bullying : Pengertian, Jenis, Dampak Positif, Negatif, Cara Penggulan dan Pencegahan, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semunya.