Kerajaan Kalingga

Diposting pada

Pengertian Kalingga

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh.

Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.


Sejarah Kerajaan Kalingga (Holing) –

Ringkasan komplit sumber sejarah Kerajaan Kalingga, raja yang pernah memerintah Kerajaan Kalingga,  peninggalan Kerajaan Kalingga, kehidupan politik  dan juga ekonomi Kerajaan Kalingga serta penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga.


Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Kalingga

Kerajaan Kalingga diperintah Ratu Shima pada tahun 647 M, Ratu Sima dikenal juga sebagai ratu yang bertindak adil dan juga bijaksana. Ratu Shima  adalah ratu yang sangat tegas, sebagai bukti ketegasan Ratu Shima menghukum putranya sendiri yang melanggar aturan.

Ratu Shima beragama Hindu aliran Syiwa dan pada masa pemerintahaannya Kerajaan Kalingga ini lah mengalamai masa keemasan.

Dalam naskah Carita Parahyangan, Ratu Shima menikah dengan Mandiminyak yaitu putra mahkota Kerajaan Galuh. lalu Mandiminyak menjadi raja Kedua dari Kerajaan Galuh. Ratu Shima mempunyai cucu yang bernama Sanaha.

Lalu  Sanaha menikah dengan raja ketiga Kerajaan Galuh Bratasenawa, dari pernikahan itu ia dikaruniai seorang anak bernama Sanjaya.

Setelah Ratu Shima meninggal tahun 732 M, Sanjaya akhirnya menjadi Raja Kerajaan Kalingga bagian utara, yang selanjutnya nama Kerajaan Kalingga utara tersebut disebut Bumi Mataram.

sesudah itu Raja Sanjaya mendirikan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Dinasti Kerajaan ialah sistem kerajaan dimana pemimpin kerajaan dan juga penerusnya berasal dari anak cucunya.


Peninggalan Kerajaan Kalingga

Berikut ini beberapa peninggalan Kerajaan Kalingga :


1. Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tukmas bertuliskan huruf Pallawa yang menggunakan bahasa Sansekerta. Prasasti ini ditemukan di Dusun Dakawu, yaitu Desa Lepak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah atau tepatnya di lereng Barat Gunung Merapi.

Prasasti ini bertuliskan tentang mata air yang jernih dan juga bersih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga yang berada di India. Pada Prasasti Tuk Mas terdapat gambar-gambar seperti kendi, trisula, cakra, kelasangka, bunga teratai dan juga kapak.

Baca Juga :  Sel Elektrolis


2. Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerjo bersifat keagamaan Siwais dan juga ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti Sojomerjo bertuliskan huruf Kawi dan juga berbahasa Melayu Kuno juga berasal dari kira-kira abad ke-7 M.

Prasasti ini berisi keluarga dari tokoh utama Dapunta Selendra yaitu ayahnya yang bernama Santanu sedangkan ibunya bernama Bhadrawati lalu istrinya bernama Sampula. Menurut Prof. Drs. Boechari, Dapunta Selendra adalah cikal bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang kemudian berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.


3. Candi Angin

Candi Angin adalah candi yang ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.


4. Candi Bubrah

Candi Bubrah juga ditemukan tepatnya di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Kedua temuan candi ini bisa menunjukan bahwa kawasan pantai utara Jawa Tengah pada zaman itu berkembang kerajaan bercorak Hindu Siwais.


Runtuhnya Kerajaan Kalingga

Penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga ialah karena ditaklukan oleh kerajaan lain yaitu Kerajaan Sriwijaya. Runtuhnya Kerajaan Kalingga (Holing) kira-kira terjadi tahun 752 M.

Setelah ditaklukan, Kerajaan Kalingga menjadibagian dari jaringan perdagangan Hindu bersama Kerajaan Tarumanegara dan juga Kerajaan Malayu yangsebelumnya telah ditaklukan Kerajaan Sriwijaya.


Kisah lokal Kerajaan Kalingga

Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri. Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum.

Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong kakinya.


Carita Parahyangan

Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima,Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandi minyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernamaSanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

Baca Juga :  Pengertian Budaya Organisasi

Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewa singa, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang diperkirakan terletak di utaraJawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagarayang sebelumnya telah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.


Bukti-Bukti Adanya Kerajaan Kalingga

1. Berita Cina dari I-Tsing, menceritakan bahwa pada tahun 644 M, ada seorang pendeta Buddha bernama Hwi-Ning datang ke Holing dan tinggal di Holing selama 3 tahun.
2. Terlihat dari adanya prasasti Dinoyo yang berangka tahun760. terangkum bahwa pada tahun 644 M, kerajaan Kalingga dipindahkan ke arah timur oleh Ki-Yen hingga akhirnya berkembang dengan nama Kanjuruhan.
3. Dari berita Cina, diceritakan bahwa pada abad ke 7 di Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan yang menggantungkan kehidupannya pada kegiatan pertanian dan bercocok tanam.


Sistem dan Struktur Kerajaan Kalingga

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Kalingga sudah teratur dengan amat rapi. Hal ini disebabkan oleh sistem pemerintahan yang keras dari Ratu Shima. Selain itu, Ratu Shima juga sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah. Rakyat sangat menghormati serta menaati segala peraturan yang dibuat oleh Ratu Shima. Ia membangun lembaga masyarakat yang sudah jelas fungsi dan tugasnya. Ratu Shima mendirikan lembaga masyarakat ini untuk membantu dirinya dalam mengatasi rakyatnya. Selain lembaga yang sudah terbentuk, ratu Shima juga membuat dan memberlakukan sistem perundang-undangan. Dengan dibantu lembaga masyarakat, hadirnya sistem perundang-undangannya tersebut berjalan dengan baik.


Kehidupan Ekonomi Kerajaan kalingga

Perdagangan dan pelayaran di Kerajaan Kalingga cukup lancar karena terletak di Semenanjung Melayu.

Kerajaan Kalingga berkembang dengan pesat menjadi pusat perdagangan dan menjadi tujuan dari banyak pedagang negara lain. Dalam hubungannya dengan negara lain, Kerajaan Kalingga secara khusus melakukan ekspedisi. Kondisi ini membuktikan bahwa Ratu Shima memang mampu membawa Kerajaan Kalingga ke dalam perkembangan ekonomi yang cukup pesat.

Selain hidup dari perdagangan dan pelayaran, rakyat Kerajaan Kalingga juga melakukan usaha pertanian. Pertanian di Kalingga cukup maju karena memiliki daerah yang subur. Tak heran rakyat Kalingga hidup sejahtera sebab sumber daya alam yang melimpah dan dipimpin oleh seorang ratu yang bijaksana.


Politik Kerajaan Kalingga 

Berdasarkan berita cina di sebutkan bahwa kerajaan kalingga / holing di perintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan Ratu Sima sangat keras namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, Ratu Sima selalu memberikan sanksi yang tegas. Rakyat tunduk dan patuh terhadap segala perintah Ratu Sima bahkan tidak seorang pun rakyat maupun pejabat kerajaan yang melanggar segala perintahnya.

Baca Juga :  Ascomycota


Ekonomi Kerajaan Kalingga

Kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan kalingga / holing berkembang pesat. Masyarakat kerajaan kalingga telah mengenal hubungan perdagangan. Mereka menjalin hubungan perdagangan pada suatu tempat yang di sebut dengan pasar. Pada pasar itu, mereka mengadakan hubungan dengan teratur. Selain itu, kegiatan ekonomi masyarakat lainnya, di antaranya bercocok tanam, menghasilkan kulit, penyu, emas, perak, cula badak, dan gading serta membuat garam. Kehidupan masyarakat holing tentram. Hal itu di sebabkan karena di Holing tidak ada kejahatan dan kebohongan. Berkat kondisi itu, rakyat Holing memperhatikan pendidikan. Hal itu terbukti dengan adanya rakyat Holing telah mengenal tulisan dan ilmu perbintangan.


Agama Kerajaan Kalingga

Kerajaan kalingga merupakan kerajaan yang sangat terpengaruh oleh ajaran Budha. Oleh karena itu, Holing menjadi pusat pendidikan agama Budha. Holing memiliki seorang pendeta yang bernama Jnanabhadra. Hal itu menyebabkan masyarakat Holing mayoritas beragama Budha. Pada suatu hari, seorang pendeta Budha dari Cina berkeinginan menuntut ilmu di Holing. Pendeta itu bernama Hou-ei-Ning. Ia pergi Holing untuk menerjemahkan kitab Hinayana dari bahasa sansekerta ke bahasa Cina.


Sistem Keagaam Kerajaan Kalingga

Buddha adalah sistem kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Holing. Informasi mengani hal ini diperoleh dari teks yang ditulis oleh I-Tsing. Ia menerjemahkan salah satu kitab suci agama Buddha Hinayana berbahasa Sansekerta ke dalam bahasa Cina. Ketika menerjemahkan kitab tersebut, pendeta Buddha ini dibantu oleh Janabrada, seorang pendeta dari Kerajaan Holing.


Budaya Kerajaan Kalingga

Mayoritas masyarakat Kalingga memeluk agama Buddha. Faktor kepercayaan inilah yang banyak berpengaruh terhadap kebudayaan mereka. Budaya India sangat kental terasa pada setiap budaya yang dimiliki.


Silsilah Kerajaan Kalingga

Sosok Ratu Shima terkait erat dengan Kerajaan Galuh. Parwati, putri dari Maharani Shima menikah dengan Mandiminyak, putra mahkota dari Kerajaan Galuh. Pangeran ini pun akhirnya naik tahta sebagai raja kedua Kerajaan Galuh. Shima mempunyai cucu yang dikenal sebagai Sanaha. Cucunya ini kemudian menikah dengan Bratasena, sang raja ketiga Kerajaan Galuh.

Bratasena dan Sanaha mempunyai keturunan bernama Sanjaya. Kelak Sanjaya menjadi raja Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda. Dia memerintah kerajaan tersebut sejak 723 hingga 732 Masehi. Ketika Ratu Shima meninggal dunia pada 732 Masehi, Ratu Sanjaya diangkat sebagai penggantinya. Sehingga dia memerintah Kerajaan Kalingga Utara. Kelak kerajaan ini dikenal sebagai Bumi Mataram. Selanjutnya terbentuklah Dinasti atau Wangsa Sanjaya di kawasan Kerajaan Mataram Kuno.

Kerajaan Holing akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 752 Masehi. Kalingga dianggap sebagai salah satu bagian jaringan perdagangan Hindu. Sama halnya dengan Tarumanagara dan Melayu yang lebih dulu dikuasai oleh Sriwijaya. Tiga kerajaan itu memang dianggap sebagai pesaing berat dalam jaringan perniagaan Sriwijaya.

demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Kerajaan Kalingga : Pengertian, Sejarah, Peniggalan, Raja, Keruntuhan, Kisah, Cerita, Bukti, Siste, Struktur, Ekonomi, Politik, Agama, Budaya, Silsilah, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

  •