Pengertian Sosialisasi

Diposting pada

Pengertian Menurut Para Ahli

Beberapa ahli sosial mengatakan bahwa sosialisasi ialah sebagai teori tentang peranan. Agar lebih memahami apa arti sosialisasi, maka kita bisa melihat pendapat beberapa ahli tentang definisi sosialisasi. Berikut ini ialah pengertian sosialisasi menurut para ahli:

Pengertian Sosialisasi

  • Soejono Dirdjosisworo

Proses belajar; merupakan suatu proses akomodasi dimana individu menahan, mengubah impuls- impuls dalam dirinya dan juga mengambil cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.

Kebiasaan; dalam bersosialisasi setiap individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan juga tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku di dalam masyarakat di mana ia hidup.

Sifat dan kecakapan; semua sifat dan juga kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan dalam diri seseorang.


  • Charlotte Buhler

Menurut Charlotte Buhler, pengertian sosialisasi ialah suatu proses yang membantu anggota masyarakat untuk belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara hidup dan juga bagaimana cara berpikir kelompoknya, agar ia bisa berperan dan berfungsi dalam kelompok tersebut.


  • Peter L. Berger

Menurut Peter L. Berger, pengertian sosialisasi ialah; suatu proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.


  • Greenberg

Menurut Greenberg, pengertian sosialisasi ialah suatu proses untuk mentransformasikan individu kepada pihak luar agar bisa ikut serta berpartisipasi secara aktif sebagai anggota suatu organisasi.


  • Gibson

Menurut Gibson, arti sosialisasi ialah sebuah aktivitas dari organisasi untuk mewujudkan dan juga mengintegrasikan tujuan organisasi maupun individu. Sehingga dari dua pengertian sosialisasi tersebut terdapat dua kepentingan yang berbeda, yakni kepentingan individu dan juga kepentingan organisasi.


  • Robert M.Z. Lawang

Menurut Robert M.Z. Lawang, arti sosialisasi ialah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.


  • Karel J.Veeger

Menurut Karel J. Veeger, pengertian sosialisasi ialah suatu proses belajar mengajar. Contohnya: orang tua mendidik anaknya tata krama dan sopan santun.


  • Bruce J. Cohen

Menurut Bruce J. Cohen, pengertian sosialisasi ialah proses pembelajaran seorang individu terhadap nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat sehingga seseorang menjadi bagian dari masyarakat.


 Fungsi Sosialisasi


  • Fungsi Sosialisasi Bagi Individu

Bagi individu, sosialisasi berfungsi untuk pedoman dalam belajar mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik nilai, norma, dan juga struktur sosial yang ada pada masyarakat di lingkungan tersebut.

Baca Juga :  Fungsi Sawah


  • Fungsi Sosialisasi Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat, sosialisasi berfungsi untuk alat untuk melestarikan, penyebaran, dan mewariskan nilai, norma, serta kepercayaan yang ada pada masyarakat. Dengan demikian, nilai, norma, dan kepercayaan tersebut dapat dijaga oleh semua anggota masyarakat.


Tahap dan Jenis-Jenis Sosialisasi

Sosialisasi bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Berikut ini ialah penjelasan dari keduanya:


  • Sosialisasi Primer

Sosialisasi primer adalah proses sosialisasi yang pertamakali dilakukan oleh individu sejak masih anak-anak. Ini ialah awal bagi semua anggota masyarakat dalam memasuki keanggotaan mereka pada suatu kelompok masyarakat.


  • Sosialisasi Sekunder

Sosialisasi sekunder ialah pelajaran berikutnya yang dilakukan oleh individu. Pada tahap ini seseorang belajar mengenali lingkungannya di luar keluarga, baik itu nilai-nilai, norma dan  yang ada di lingkungan masyarakat.


Media-Media Sosialisasi di Masyarakat

Merujuk pada pengertian sosialisasi, proses ini terjadi dengan melalui media perantara. Berikut ini ialah  beberapa media sosialisasi:


  • Keluarga

Keluarga adalah media sosialisasi yang pertamakali diterima oleh setiap individu. Anggota keluarga diantaranya, ayah, ibu, saudara, dan yang lain-lain, saling berinteraksi. Di sinilah pertamakali individu mengenal dunia sekitarnya dan juga pola pergaulan.


  • Teman

Setelah keluarga, proses sosialisasi terjadi dengan melalui teman. Ketika anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya, terjadi proses sosialisasi dan juga mempelajari nilai dan norma yang baru.


  • Sekolah

Lembaga pendidikan adalah tempat proses sosialisasi yang memberikan pengaruh yang sangat besar bagi semua orang. Pada umumnya, semua orang belajar dan juga melatih keterampilan dan kemandiriannya. Selain itu, interaksi dengan teman sebaya juga sering terjadi di sekolah dan lingkungan rumah.


  1. Media Massa

Proses sosialisasi juga bisa terjadi melalui media massa atau pers (baca: pengertian pers), baik itu media cetak maupun juga media elektronik. Melalui media massa, setiap individu bisa mempelajari berbagai informasi baru yang belum diketahui, baik itu hal positif maupun negatif.


Syarat Terjadinya Sosialisasi

Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan kita. Pertama, memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat, dan kedua memungkinkan lestarinya suatu masyarakat – karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu.

Contohnya, masyarakat Sunda, Jawa, Batak, dsb. akan lenyap manakala satu generasi tertentu tidak mensosialisasikan nilai-nilai kesundaan, kejawaan, kebatakan kepada generasi berikutnya. Agar dua hal tersebut dapat berlangsung maka ada beberapa kondisi yang harus ada agar proses sosialisasi terjadi. Pertama adanya warisan biologikal, dan kedua adalah adanya warisan sosial.


  1. Warisan dan Kematangan Biologikal .

Dibandingkan dengan binatang, manusia secara biologis merupakan makhluk atau spesis yang lemah karena tidak dilengkapi oleh banyak instink. Kelebihan manusia adalah adanya potensi untuk belajar dari pengalaman-pengalaman hidupnya. Warisan biologis yang merupakan kekuatan manusia, memungkinkan dia melakukan adaptasi pada berbagai macam bentuk lingkungan.

Hal inilah yang menyebabkan manusia bisa memahami masyarakat yang senantiasa berubah, sehingga lalu dia mampu berfungsi di dalamnya, menilainya, serta memodifikasikannya. Namun tidak semua manusia mempunyai warisan biologis yang baik, sebab ada pula warisan biologis yang bisa menghambat proses sosialisasi. Manusia yang dilahirkan dengan cacat pada otaknya atau organ tubuh lainnya (buta, tuli/bisu, dsb.) akan mengalami kesulitan dalam proses sosialisasi.

Baca Juga :  Mollusca

Proses sosialisasi juga dipengaruhi oleh kematangan biologis (biological maturation), yang umumnya berkembang seirama dengan usia biologis manusia itu sendiri. Misalnya, bayi yang usianya empat minggu cenderung memerlukan kontak fisik, seperti ciuman, sentuhan, pelukan. Begitu usianya enambelas minggu maka dia mulai bisa membedakan muka orang lain yang dekat dengan

dirinya, dan lalu mulai bisa tersenyum. Pada usia tiga bulan, seorang bayi jangan diminta untuk berjalan atau pun berhitung, berpakaian, dan pekerjaan lainnya. Semua itu akan sia-sia, menghabiskan waktu karena secara biologis, bayi tersebut belum cukup matang. Dengan demikian warisan dan kematangan biologis merupakan syarat pertama yang perlu diperhatikan dalam proses sosialisasi.


  1. Lingkungan Yang Menunjang.

Sosialisasi juga menuntut adanya lingkungan yang baik yang menunjang proses tersebut, di mana termasuk di dalamnya interaksi sosial. Kasus di bawah ini dapat dijadikan satu contoh tentang pentingnya lingkungan dalam proses sosialisasi. Susan Curtiss (1977) menaruh minat pada kasus anak yang diisolasikan dari lingkungan sosialnya.

Pada tahun 1970 di California ada seorang anak berusia tigabelas tahun bernama Ginie yang diisolasikan dalam sebuah kamar kecil oleh orang tuanya. Dia jarang sekali diberi kesempatan berinteraksi dengan orang lain. Kejadian ini diketahui oleh pekerja sosial dan kemudian Ginie dipindahkan ke rumah sakit, sedangkan orang tuanya ditangkap dengan tuduhan melakukan penganiayaan dengan sengaja. Pada saat akan diadili ternyata ayahnya bunuh diri.


Tujuan Sosialisasi

  1. Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan kehidupan seseorang kelak ditengah-tengah masyarakat tempat dia menjadi salah satu anggotanya.
  2. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita
  3. Membantu pengendalian fungsi organik yang dipelajari melalui latihan mawas diri yang tepat
  4. Membiasakan individu dengan dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
  5. Untuk mengetahui lingkungan alam sekitar.
  6. Untuk mengetahui lingkungan sosial, tempat individu bertempat tinggal termasul lingkungan sosial yang baru.
  7. Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
  8. Untuk mengetahui lingkungan sosial-budaya suatu masyarakat.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sosialisasi

Ada dua faktor yang secara garis besar dapat memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.


  1. Faktor Intrinsik

Sejak lahir manusia sesungguhnya telah memiliki pembawaanpembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuankemampuan khusus warisan orang tuanya. Hal itu disebut sebagai faktor intrinsik, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang melakukan sosialisasi. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan beragam aktivitas dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat berpengaruh terutama dalam perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu sendiri.


  1. Faktor Ekstrinsik

Sejak manusia dilahirkan dia telah mendapat pengaruh dari lingkungan di sekitarnya yang disebut sebagai faktor ekstrinsik. Faktor ini dapat berupa nilai-nilai, kebiasaan kebiasaan, adat istiadat, norma-norma, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem mata pencaharian hidup yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas agar sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat. Perpaduan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan sosialisasi.

Baca Juga :  Perdagangan Internasional


Jenis-jenis Sosialisasi

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).


  • Sosialisasi Primer

Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Sosialisasi primer dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Cara Represif

Adalah peran orang tua dalam sosialisasi sangat dominan (berkuasa) dan anak harus patuh. Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:

  • Menghukum perilaku yang keliru
  • Hukuman dan imbalan materil
  • Kepatuhan anak kepada orangtua
  • Komunikasi sebagai perintah
  • Komunikasi non verbal
  • Cara Partisipasif

Adalah anak dan orang tua proses sosialisasi saling bekerja sama atau anak ikut berperan dalam proses sosialisasi. Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:

  • Pemberian imbalan dan sanksi
  • Hukuman dan imbalan simbolis
  • Otonomi anak
  • Komunikasi sebagai interaksi
  • Komunikasi verbal

  • Sosialisasi Sekunder

Adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang lama. Contoh: di sekolah


Masalah Sosial di Daerah Miskin

Masalah social yang terjadi di daerah bantaran sungai ciliwung  adalah masalah pekerjaan. Orang-orang yang tinggal didaerah bantaran sungai ciliwung cenderung tidak memiliki pekerjaan yang tetap seperti pengamen, pemulung, pedagang asongan dsb, yang memiliki penghasilan yang tidak tetap.

Hal ini menyebabkan kemiskinan di daerah ini semakin bertambah. Selain itu masalah yang terjadi di daerah bantaran sungai ciliwung adalah orang yang tinggal di sana banyak yang masih tidak memiliki rumah yang tetap, sehingga dapat menimbulkan pemukiman yang kumuh. Dan banyak warga yang menempati daerah milik Negara yang mereka gunakan sebagai tempat tinggalnya.


Contoh Sosialisasi di Masyarakat

Setelah memahami arti sosialisasi dan juga medianya, lalu apa contoh sosialisasi yang terjadi di masyarakat? Berikut ini ialah beberapa contoh sosialisasi pada masyarakat:


  • Contoh Sosialisasi di Keluarga

Proses sosialisasi di keluarga terjadi ketika anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Misalnya saat makan malam bersama, saat nonton TV bersama, atau pun saat diskusi keluarga.


  • Contoh Sosialisasi di Masyarakat

Proses sosialisasi sering terjadi di lingkungan masyarakat. Misalnya ketika berdiskusi dengan tetangga, melakukan kerja bakti bersama, semua ini adalah proses sosialisasi.


  • Contoh Sosialisasi di Sekolah

Pada saat guru berinteraksi dengan para murid dan juga menjelaskan tentang pelajaran, ini ialah proses sosialisasi. Selain itu, proses sosialisasi juga terjadi ketika para murid bertanya pada guru atau memberikan jawaban tentang pelajaran di sekolah.


demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Pengertian Sosialisasi : Fungsi, Tahapan, Jenis, Media, Syarat Terjadinya, Tujuan, Faktor, Masalah, dan Contohnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD