Legenda Gunung Merapi

Diposting pada

Sejarah Gunung Merapi


  • Sejarah Geologi

Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :


  • PRA Merapi (+ 400.000 tahun lalu)

Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan.


  • MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)

Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.


  • Merapi Pertengahan (8000 – 2000 tahun lalu)

Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.


  • Merapi Baru (2000 tahun lalu – sekarang)

Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi.

Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu.


Misteri Mitos Dan Tempat Tempat Angker Di Gunung Merapi

Taukah Kamu jika di Indonesia banyak sekali tempat-tempat misteri yang begitu mecengkam yang bisa membuat kita bertanya-tanya apakah benar Mistis itu ada di Tempat yang di maksud. Salah satu tempat yang kita maksuda adalah Gunung berapi, Yup kawah gunung berapi memiliki banyak sekali Misteri yang hingga saat ini banyak orang yang berkungjung ke Gunung berapi melakukan Ritual yang mereka percayai dari Turun temurun.

gunung merapai

Gunung Berapai berada di antara perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini memang sangat terkenal di Indonesia karena cukup aktif dalam hal erupsi, Gunug ini di percaya memiliki banyak Mitos. Dalam dunia mistis, Gunung Merapi dianggap sebagai salah satu pusatnya kerajaan jin di Indonesia. Gunung ini juga punya kaitan yang sangat erat dengan laut selatan Jawa. Terdapat beberapa tempat di gunung ini yang dianggap angker, dari mulai lereng hingga kawah di puncakny.


  • Merapi

Sebelum kita Membahas berbagai Mitos dan juga misteri yang ada di Gunung dan kaah Merapai mari kita terlebih dahulu mengenal lebih dekat dengan Gunung yang satu ini, Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.

Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kal. bisa di banyangkan jika kita tinggal di sekitar daerah merapi, sudah barang tentu kita akan sering mengalami musibah Mulai dari Abu fulkanik dan sebagainya.


  • Gunung Wutoh

Kembali lagi Misteri yang ada di Gunung Merapi, dimana Gunung ini memiliki tempat-tempat yang Angker dan mengerikan, dimana jika berada di tempat tersebut kita di haruskan untuk mentaati peraturan yang berlaku, di antarnya adalah tidak boleh menebang pohon, mengambil rumput, memindahkan, hingga merusak benda-benda yang ada di kawasan tersebut. Selain larangan aktivitas tersebut, kita juga tidak boleh berbicara kotor atau berbuat maksiat di tempat tersebut. Jika melanggar, maka biasanya akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga :  Jaringan Parenkim Pada Tumbuhan

Sekarang Mari kita melihat Tempat-tempat mana saja sih yang menjadi sangat Angker di Gunung merapi ini, Karena ini penting ketika kita berkunjung ke sini maka kita haruslah mengingat peraturan-peraturan yang sudah di sebutkan di atas, hal ini menjadi penting jika kita tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Berikut Daftar tempat Misterius dan Mitor di Gunung Merapi.


  • Gunung Wutoh dan Kawah Merapi

kawah merapi

Kawasan ini meruppakan salah satu kawasan yang memiliki aura yang Mistis betapa tidak lokasi ini di percaya sebagai salah satu utama menuju Keraton Merapi yang terletak di kawah puncaknya. Masyarakat percaya jika Gunung Wutoh ini dijaga oleh makhluk halus yang bernama “Nyai Gadung Melati”.

Nyai Gadung Melati merupakan pemimpin pasukan Keraton Merapi dan memiliki tugas untuk melindungi lingkungan serta hewan ternak yang ada di kawasannya. Nyai Gadung Melati seringkali menampakkan diri dalam mimipi penduduk sekitar Gunung Merapi dengan mengenakan pakaian berwarna hijau daun melati. Mimpi itu biasanya dianggap sebagai pertanda akan terjadi letusan dalam waktu dekat.


  • Pasar Bubrah

Ini adalah tempat yang paling Terkenal dengan kemisitkanya di Gunung Berapi, Pasar Bubrah. Pasar Bubrah merupakan sebuah punggung bukit yang tepat berada di bawah kawah Merapi. Keadaan di lokasi ini cukup datar dan didominasi dengan bebatuan sisa letusan terdahulu. Di lokasi ini juga tidak terdapat pepohonan tinggi besar.

Jaraknya yang hanya satu kilometer sebelum kawah puncak Merapi membuat Pasar Bubrah menjadi lokasi favorit untuk beristirahat. Banyak pendaki yang mendirikan tenda di sini untuk bermalam dan menunggu matahari terbit keesokan harinya. Nah ketika malam hari itulah para pendaki biasanya mendengar suara riuh di lokasi tersebut.

Suara riuh tersebut mirip dengan aktivitas jual beli yang terjadi di pasar. Tidak hanya itu saja, suara alunan gamelan dan gending jawa juga terkadang sayup-sayup terdengar di antara keriuhan tersebut. Para masyarakat juga percaya jika bebatuan yang berserakan di lokasi tersebut merupakan warung dan meja makannya para makhluk halus pengunjung pasar tersebut.

Tidak sedikit dari pendaki yang menginap di Pasar Bubrah pernah melihat penampakan berbagai makhluk gaib. Beberapa di antaranya adalah penampakan wanita berambut panjang yang bergelantungan di bukit, atau makhluk gaib yang menyamar sebagai pendaki lain dengan atribut lengkap namun berjalan melayang.

Sosok keraton khas jawa juga sering muncul di lokasi ini. Sosok tersebut biasanya adalah para penjaga keraton dan nyai sinden dengan pakaian tradisionalnya yang khas. Bahkan ada juga yang pernah melihat pasukan perang tradisional dengan peralatan yang lengkap.


  • Tempat Tempat Misterius Lainya di Gunung Merapi

Keraton Merapi

seperti penjelasan di atas yang mana banyak saya singgung jika Gunung Merapi dikuasai oleh kerajaan gaib yang sering disebut sebagai Keraton Merapi. Keraton Merapi ini sudah ada semenjak jaman Keraton Mataram. Bedanya, Keraton Merapi semuanya dihuni dan dikendalikan oleh bangsa jin.

Keraton Merapi dikenal memiliki hubungan yang erat dengan Keraton Mataram pada masa lampau. Bahkan ada sebuah cerita yang mengatakan jika Keraton Merapi membantu Kerajaan Mataram untuk mengalahkan Kerajaan Pajang dengan cara menewaskan pasukan Kerajaan pajang lewat letusannya.

Keraton Merapi memiliki banyak tokoh terkenal tetu saja misterius yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga penduduk sekitar Merapi. Berikut ini Merupakan beberapa tokoh yang dipercaya sebagai penghuni dari Keraton Merapi:

Eyang Merapi

Eyang Merapi merupakan seorang raja alias pemimpin dari para makhluk gaib yang mendiami Keraton Merapi.

Eyang Sapu Jagad

Eyang Sapu Jagad merupakan penunggu kawah Merapi dan menjadi pengambil keputusan apakah Merapi akan meletus atau tidak. Eyang Sapu Jagad memiliki dua orang panglima yang bernama Kyai Grinjing Wesi dan Kyai Grinjing Kawat.

Eyang Megantara

Eyang Megantara merupakan salah satu tokoh pemuka yang tinggal di puncak Merapi. Tugasnya adalah untuk mengendalikan cuaca dan mengawasi daerah sekitar Merapi.

Nyi Gadung Melati

Seperti diulas di atas, Nyi Gadung Melati merupakan pimpinan para pasukan wanita Keraton Merapi dan bertugas untuk menjaga kesuburan tanaman dan juga menjaga binatang ternak di sekitar Gunung Merapi.

Eyang Antaboga

Tokoh selanjutnya adalah Eyang Antaboga yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan gunung agar tidak sampai tenggelam ke dalam bumi.

Kyai Petruk

Kyai Petruk bertanggung jawab terhadap keselamatan penduduk Merapi. Ia ditugaskan untuk memberi tahu warga ketika akan terjadi letusan sehingga mereka dapat menyelamatkan diri.

Kyai Sapu Angin

Kyai sapu Angin merupakan salah satu pimpinan roh halus yang bertugas untuk mengatur arah angin.

Kyai Wola Wali

Kyai Wola Wali merupakan salah satu tokoh yang tinggal di istana Keraton Merapi. Tugasnya adalah untuk menjaga dan membersihkan teras Keraton Merapi.

Kartadimejo

Selain sebagai komandan pasukan, Kartadimejo juga bertugas untuk menjaga ternak dan satwa yang ada di gunung. Ia juga sering memberikan informasi mengenai waktu terjadinya letusan kepada para penduduk di sekitar Gunung Merapi.

Baca Juga :  Pengertian Project Based Learning

Jika kita menggali lagi Informasi kepada penduduk sekitar Gunung merapi maka Kita akan mendapatkan Informasi yang lebih dari ini, Apapun misteri yang ada di gunung merapai baik anda mempercayai atau tidak mempercayainya itu bukan hal yang perlu di permasalahkan, akan tetapi yang Jauh lebih penting adalah menjaga kelestarian alam yang ada di Sekitar kita sehingga kita bisa meminimalisir kerusakan alam sekitar yang di akibatkan oleh manusia.

Sahabat GenggamInternet percayalah kebaikan kecil yang kita lakukan pasti akan mendapatkan balasan baik yang berlipat-lipat dan begitu juga sebaliknya hal buruk yang kita lakukan juga akan mendapatkan Balasan keburukan yang berlipat, maka dari itu mulai dari sekarang kita membenahi diri kita, untuk menjadi lebih baik, Artikel Misteri Gunung Merapi cukup sampai di sini dan anda bisa membaca juga artikel sebelumnya yakni Pesulap dunia yang berakhir teragis, terima kasih.


Asal Usul Gunung Merapi

BAGAIMANA cerita terjadinya Gunung Merapi? Bila kita berada di wilayah Kawastu, kalangan penduduk di sana masih mempercayai bahwa Gunung Merapi adalah penjelmaan dari perubahan Gunung Jamurdipo. Menurut cerita yang beredar di sana, sebagaimana diungkapkan Lucas Sasongko Triyoga dalam bukunya, Manusia Jawa dan Gunung Merapi (Gadjah Mada University Press, 1991), sewaktu Pulau Jawa diciptakan para desa, keadaannya tidak seimbang. Karena miring ke barat. Ini disebabkan di ujung barat terdapat Gunung Jamurdipo.

Atas prakarsa Dewa Krincingwesi, gunung tersebut dipindahkan ke bagian tengah agar terjadi keseimbangan. Pada saat yang bersamaan, di tengah Pulau Jawa terdapat dua empu kakak beradik, yakni Empu Rama dan Permadi. Keduanya tengah membuat keris pusaka Tanah Jawa. Mereka oleh para dewa telah diperingatkan untuk memindahkan kegiatannya tetapi keduanya bersikeras. Mereka tetap akan membuat pusaka di tengah Pulau Jawa. Maka, Dewa Krincingwesi murka.

Gunung Jamurdipo kemudian diangkat dan dijatuhkan tepat di lokasi kedua empu itu membuat keris pusaka. Kedua empu itu, akhirnya meninggal. Terkubur hidup-hidup karena kejatuhan Gunung Jamurdipo. Untuk memperingati peristiwa tersebut, Gunung Jamurdipo kemudian diubah menjadi Gunung Merapi. Artinya, tempat perapian Empu Rama dan Permadi. Roh kedua empu itu kemudian menguasai dan menjabat sebagai raja dari segala makhluk halus yang menempati Gunung Merapi.

Mitos tentang asal-usul Gunung Merapi ini ternyata juga muncul dengan versi lain di Korijaya. Menurut cerita yang terjadi di sana, ketika di dunia ini belum terdapat kehidupan manusia kecuali para dewa di Kahyangan, keadaan dunia pada saat itu tidak stabil, miring dan tidak seimbang. Batara Guru lantas memerintahkan para dewa untuk memindahkan Gunung Jamurdipo yang semula terletak di Laut Selatan, agar Pulau Jawa menjadi seimbang. Gunung itulah yang kemudian dijadikan batas utara Jogyakarta.

Sebelum Batara Guru memerintahkan para dewa untuk memindahkan gunung itu, Empu Rama dan Permadi diutus membuat keris pusaka Tanah Jawa. Padahal gunung itu akan dipindahkan di tempat kegiatannya. Karena kedua empu itu diperintah Batara Guru, tak maulah mereka pindah dari situ. Sebab, ada sabda pandhita ratu, datan kenging wola-wali. Artinya, perkataan ratu tidak boleh berubah-ubah atau plin-plan.

Maka, terjadilah pertempuran. Empu Rama dan Permadi menang atas dewa-dewa. Mendengar hal itu, Betara Guru lantas memerintahkan Batara Bayu agar kedua empu itu dihukum. Dikubur hidup-hidup karena membangkang Jamurdipo. Akhirnya, menurut mitos itu, Jamurdipo ditiup dari Laut Selatan oleh Batara Bayu dan terbang kemudian jatuh tepat di atas perapian. Kejadian ini akhirnya mengubur mati kedua empu yang dinilai pembangkang itu. Karena dipindahkan ke perapian, maka Gunung Jamurdipo akhirnya dinamakan Gunung Merapi. Kedua empu itu akhirnya menjadi penguasa makhluk halus yang tinggal di Merapi.

Sesudah peristiwa itu, Barata Narada diutus Batara Guru untuk memeriksa Gunung Merapi. Ternyata ia menemukan ular naga yang belum menghadap para dewa karena terhalang air mata gunung yang bernama Cupumanik. Narada kemudian membawa Cupumanik menghadap para dewa. Cupumanik yang menyebabkan semuanya jadi terlambat, akhirnya dihukum mati. Tetapi Batara Guru murka melihat kenyataan, bahwa Cupumanik menggunakan kesaktiannya sehingga hukuman mati itu tak membawa hasil.

Oleh Batara Guru tubuh Cupumanik kemudian diangkat dan dibanting di atas tanduk lembu Andini. Andini adalah kendaraan pribadi Batara Guru. Tubuh Cupumanik hancur lebur, berantakan dan dari tubuhnya muncul seorang putrid cantik. Namanya Dewi Luhwati. Akibat bantingan yang luar biasa itu, salah satu tanduk Andini patah menjadi dua. Sedang kecantikan Dewi Luhwati membuat Batara Guru terpesona dan jatuh cinta.

Tentang asal usul nama Merapi ini, menurut Lucas, terdapat versi lain yang beredar di kalangan abdi dalem khususnya yang melaksanakan upacara Labuhan ke Merapi. Konon, di bumi telah berdiri beberapa kerajaan yang saling berperang. Salah satu kerajaan itu, yakni Mamenang, merupakan kerajaan pemenangnya. Kerajaan itu berada di bawah pimpinan Maharaja Kusumawicitra.

Waktu itu Resi Sengkala atau Jaka Sengkala atau Jitsaka— kalangan umum menyebutnya Ajisaka— telah memberikan nama-nama gunung di seluruh Jawa. Sebelum datang ke Pulau Jawa, sang resi adalah raja yang bertahta di Kerajaan Sumatri. Karena kemenangan Maharaja Kusumawicitra itu, maka segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaannya diganti namanya disesuaikan dengan kebudayaan Mamenang.

Misalnya nama Gunung Candrageni, yang semua diberi nama Ajisaka, lantas diganti menjadi Gunung Merapi. Begitu pula dengan Gunung Candramuka, diubah menjadi Gunung Merbabu. Sehingga kita mengenal nama Gunung Merapi dan Merbabu. Begitu pula dengan Gunung Wilis, Gunung Sumbing, Gunung Lawu, Gunung Arjuna yang kita kenal sekarang itu adalah nama-nama yang diberikan oleh Maharaja Kusumawicitra.

Baca Juga :  Pengerian Enzim


Cerita Gunung Merapi

Diceritakan dalam Babad Tanah Jawa, ada seorang Panembahan Senopati yang sedang bertapa di Nglipura, dekat Bantul. Setelah Panembahan Senopati selesai bertapa, kemudian Ki Juru mertani bertanya kepadanya, ” apakah yang Kau Dapatkan di dalam tapamu?”

Panembahan Senopati menjawab, ” aku mendapatkan Lintang Johar di Nglipura.”
Segera Ki Juru mertani bertanya kembali kepada senopati ” apakah lintang Johar itu mampu dapat menghilangkan mara bahaya?”
” tidak paman,” ujar Panembahan Senopati.
” kalau begitu, bertapa lah lagi kau Senopati,” kata ki Juru mertani.

Ki Juru mertani melanjutkan perkataannya ” hanyutkan lah sebatang kayu di sungai, naiklah engkau di atas kayu yang hanyut itu. Setelah kau sampai di Laut Kidul, kau akan menjumpai Ratu Kidul.”

Panembahan Senopati menjalankan apa yang dikatakan Ki Juru mertani. Di dalam Babad Tanah Jawa disebutkan tentang pertemuan panembahan Senopati dan Ratu Laut Kidul. Ratu Laut Kidul bersedia membantu Panembahan senapati dengan bala tentara makhluk halus.

Panembahan Senopati kemudian menemui Ki Juru mertani.
” nah, sekarang apa yang kau dapatkan dari tapamu?”
” benar Kata paman, saya dapat bertemu dengan Ratu Kidul.”
” lantas, apa yang engkau dapatkan?” tanya Ki Juru mertani
” aku diberi minyak jayang katong dan telur degan,” jawab Panembahan Senopati.
” telur yang engkau dapatkan itu berikanlah pada juru taman,” kata Ki Juru mertani.

Singkat ceritera, setelah Ki Juru taman memakan telur yang diberikan oleh Panembahan senopati. Terjadi keanehan dalam diri ki Juru taman. Tubuhnya seketika berubah wujud menjadi raksasa yang besar dan sangat mengerikan.

Selanjutnya, raksasa itu ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Adapun tempat penjagaannya adalah plawangan. Maka, apabila terjadi bencana yang diakibatkan oleh gunung merapi, raksasa itulah yang menjaga dan menahan agar bencana tidak menjalar ke arah selatan, khususnya keraton yogyakarta. Sebab itulah, lahar yang keluar disemburkan oleh Gunung Merapi tidak pernah mengalir ke arah selatan. Dengan demikian daerah sebelah selatan senantiasa terhindar dari bencana.

Sedangkan minyak jayang ketong diperintahkan agar dibuang, namun sebelumnya dibuka dahulu dan diusapkan pada dua anak laki-laki dan perempuan yang ada di sana. Setelah terkena jayang katong, raga keduanya tidak kelihatan. Anak laki-laki tidak tampak itu dijuluki kyai panggung, sedangkan si anak perempuan menjadi nyai koso.

Sampai sekarang, mereka dipercayai masih setia menjaga beringin putih di utara masjid yang ada di sebelah Selatan jalan.

” jangan takut! Memang aku buaya, tapi asalku manusia sepertimu juga. Aku dikutuk karena perbuatanku yang tercela. Oleh orang-orang aku biasa dipanggil Somad, pekerjaan sehari-hari ku merampok di sungai Tulang Bawang. Semua harta dan benda yang telah ku rampok, semua tersimpan dalam gua ini. Selain itu, di gua ini terdapat terowongan rahasia yang menembus langsung ke desa mu. Tak ada yang mengetahui Terowongan itu.”

Dalam keadaan terkejut dan ketakutan, Aminah berusaha menyimak seluruh perkataan sibuaya. Dan tanpa disadarinya, Aminah telah mendengar Sebuah Rahasia yang dapat memberinya jalan keluar dari gua itu. Walaupun si buaya selalu bersikap baik kepadanya dan selalu memberinya hadiah-hadiah perhiasan, ia tetap tidak kerasan, Dia ingin kembali ke desanya. Aminah berharap untuk dapat meninggalkan sibuaya yang kesepian itu sendiri didalam gua dan segera kembali ke kampung halamannya.

Pada suatu ketika, si buaya perompak tertidur dan membiarkan pintu buahnya terbuka. Aminah segera menggunakan kesempatan itu untuk keluar melalui terowongan sempit itu. Ketika menyusuri cukup lama, tiba-tiba ia melihat sinar matahari. Betapa gembiranya Aminah dapat keluar dari gua itu. Aminah, sigadis yang rupawan itu akhirnya bisa kembali ke desanya dengan selamat. Ya hidup tentram dan bahagia bersama keluarganya.

Harta berlimpah tidak menjamin hidup bahagia, buaya itu kaya raya tapi ia Kesepian dan menderita akibat perbuatannya itu.


Wisata Gunung Merapi

Wisata Jeep Offroad Merapi Lava Tour saat ini masih menjadi wisata primadona bagi wisatawan yang datang di Jogja. Jam Operasional Paket jeep merapi lava tour jam 08.00 sd 16.00 WIB. Khusus Paket Sunrise Merapi Lava tour dimulai Jam 04.30. WIB. Harga Paket Jeep Lava Tour rute pendek Rp.350.000,-/Jeep, Rp. Rute menengah Rp. 450.000,/Jeep, Rute Panjang Rp. 650.000,- dan Paket Sunrise Merapi Lava Tour Rp. 450.000,-/Jeep. Paket Merapi Amazing Trip 450 rute Stone Henge, Lost World castel- Batu Alien, Main Air kali kuning.

wisata gunung merapi

Untuk 1 jeep kapasitas untuk maksimal 4 orang dewasa. Harga tersebut dapat berubah sewatu waktu sesuai situasi dan kondisi. Selain 4 Paket Merapi Lava tour di atas ada Juga Paket Lava tour Merapi khusus untuk kegiatan fun outing perusahan atau Family Gathering Perusahaan. Diantaranya Paket Lava tour Merapi dan Kaliurang Cycling Tours, Paket Merapi Lava tour dan Fun game outbound atau Paket AmazingVillage Tour.

Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Legenda Gunung Merapi : Sejarah, Cerita, Asal Usul, Misteri, Mitos, Tempat Angker, Wisata, Gambar, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya

Posting pada SD