Kata Mejemuk

Diposting pada

Pengertian Kata Majemuk

Kata majemuk di dalam bahasa Indonesia sejak dulu sampai sekarang belum pernah terselesaikan, dalam arti sampai kini pendapat tentang konsepnya masih simpang siur, yang mengundang banyak perdebatan.

Para ahli tata bahasa tradisional, seperti Sutan Takdir Alisjahbana (1953), yang berpendapat bahwa kata majemuk adalah sebuah kata yang memiliki makna baru yang tidak merupakan gabungan makna unsurnya-unsurnya, menyatakan bahwa bentuk kumis kucing dengan makna ‘sejenis tumbuhan’ dan mata sapi dengan makna ‘telur yang digoreng tanpa dihancurkan’ adalah kata majemuk.

kata majemuk

Tetapi, kumis kucing dengan arti ‘kumis dari binatang kucing’ dan mata sapi dalam arti ‘mata dari binatang sapi’ bukanlah kata majemuk. Begitu juga dengan matahari dan mata hati karena tidak memiliki arti sebenarnya, maka adalah kata majemuk.

Kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan lainnya erat sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengertian baru. Dalam bahasa Indonesia selanjutnya kata majemuk disebut juga bentuk senyawa atau susunan senyawa (kompositum).

Contoh :

Mata sapi, arti baru : telur ceplok (bahasa jawa)

Sapu tangan, arti baru : selembar kain untuk lap muka


Bentuk Unsur Kata Majemuk

  1. Bentuk unsur kata majemuk berupa satu kata dan satu pokok kata.

Contoh :

Daya tahan

Kamar kerja

  1. Bentuk unsurnya berupa pokok kata dan pokok kata.

Contoh :

Jual beli

Simpan pinjam

  1. Salah satu bentuk unsurnya berupa bentuk kompleks.

Contoh :

Meninggal dunia bukan me + tinggal dunia

Buku harian bukan buku hari + an

Baca Juga :  Cara Mengatasi Inflasi

Bentuk meninggal dan harian dalam kata majemuk di atas adalah unsur yang merupakan bentuk kompleks. Sebagai kata majemuk , bentuk-bentuk itu bukan berasal dari kata tinggal dan hari. Dengan demikian bentuk majemuk di atas bukanlah kata majemuk yang berimbuhan , melainkan kata majemuk yang salah satu unsurnya berbentuk kompleks.


Ciri-ciri Kata Majemuk

  1. Kedua unsurnya menunjuk/membentuk / menimbul-kan pengertian baru.

Contoh : Matahari  : gumpalan gas raksasa yang pijar

Satu benda satu pengertian.

Kapal terbang : pesawat yang dapat terbang

Satu benda satu pengertian

  1. Hubungan antara kedua unsurnya sangat erat dan rapat sehingga tidak dapat dipertukarkan atau bolak-balik.

Contoh:

majemuk

Contoh: panjang tangan : suka mencuri

Tangan panjang : tangan yang (memang) panjang


Perbedaan Kata Majemuk dan Frasa

Dalam pendidikan formal di sekolah sering dipertanyakan bedanya dengan frasa dengan kata majemuk. Pertanyaan ini tidak mudah dijawab kalau kita melihat bahwa ada bermacam-macam konsep mengenai kata majemuk dalam bahsa Indonesia (lihat pembahasan mengenai pendapat para ahli tata bahasa tentang kata majemuk).

Kalau kita ikuti konsep yang diajukan para tata bahasawan tradisional yang melihat kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna, maka bedanya dengan frasa adalah bahwa frasa tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal. Contoh bentuk meja hijau yang berarti pengadilan adalah kata majemuk, sedangkan meja saya yang berarti ‘saya punya meja hijau’ adalah sebuah frasa. Kalau kita ikuti konsep linguis stuktural yang menyatakan bahwa kedua komponen kata majemuk tidak dapat disela dengan unsur lain.

Contoh bentuk mata sapi yang berarti ‘telur goreng tanpa dihancurkan’ karena tidak bisa disela dengan unsur lain, adalah sebuah kata majemuk. Sebaliknya, contoh mata guru yang berarti ‘mata kepunyaan guru’, karena dapat disela, misalnya menjadi mata guru adalah sebuah frasa. Kalau kita ikuti konsep bahwa salah satu atau kedua komponen kata majemuk berupa morfem dasar terikat, makanya bedanya dengan frasa adalah bahwa kedua komponen frasa selalu terdiri dari morfem bebas atau bentuk yang benar-benar berstatus kata.

Baca Juga :  Instrumen Ham Adalah


Unsur Kata Majemuk

Kata majemuk terdiri dari unsur-unsur yang anggotanya tidak dapat dipisahkan oleh unsur-unsur lain, sedangkan frasa terdiri dari unsur-unsur yang anggotanya dapat dipisahkan oleh unsur lain. Penyisipan unsur lain dalam kata majemuk itu mengakibatkan status kata majemuk menjadi bukan kata majemuk lagi.

Ambillah contoh kata rumah makan, dengan menyisipkan kata untuk, satuan yang diperoleh bukan kata majemuk lagi, melainkan frasa rumah untuk makan, yang tentu saja bukan rumah makan. Pengetesan lain dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan penyisipan yang biasanya diikuti oleh ajektiva. Kata orang besar yang berarti ‘orang yang berpangkat tinggi’ merupakan kata majemuk, sedangkan orang penting merupakan frasa.

Kata orang besar tidak dapat disisipi unsur yang tanpa mengubah statusnya menjadi frasa orang yang besar (orang yang badannya besar), sedangkan orang penting merupakan frasa karena terbukti dapat diperluas dengan yang menjadi orang yang penting. Kata majemuk merupakan suatu keutuhan sehingga jika mengalami proses morfologis mendapatkan perlakuan sebagai satu bentuk dasar.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Kata Majemuk : Pengertian, Bentuk, Unsur, Contoh, Ciri, dan Perbedaan Dengan Frasa, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD