Pengertian Ideologi Sosialisme

Diposting pada

Definisi Ideologi

Ideologi pada dasarnya merupakan idea atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan ke tengah-tengah arena perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematis agar dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional. Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan masyarakat, maka ideologi biasanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak diwujudkan.

Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiran yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsepyang abstrak. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentang realitas yang ideal. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ideologi cenderung reduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan penjelasan dan rekomendasi yang sederhana, umum, dan lebih mudah dipahami.

Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Plato yang berjudul Republic bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan sama-sama membagikan semua yang ada.

Sosialisme sebagai idiologi politik yang merupakan keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri . Adanya kemiskinan , kemelaratan ,kebodohan kaum buruh , maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata.


Pengertian Sosialisme

Sosialisme adalah ideologi yang memiliki tujuan untuk membentuk kemakmuran negara dengan usaha kolektif yang produktif dan juga membatasi milik perseorangan serta swasta. Pembatasan ini dilakukan untuk mencegah berjalannya usaha yang hanya bertujuan untuk memperoleh laba saja tetapi lupa melayani kebutuhan masyarakat.

Pengertian Ideologi Sosialisme


Sejarah Sosialisme

Kata sosialisme pertama kali nampak pada tahun 1827 didalam artikel yang dibuat oleh Robert Owen di majalah perkoperasian. ketika itu, paham kapitalisme sedang berkembang pesat hingga modal tertumpuk di pihak tertentu saja untuk menjaga kelangsungan industri dan juga perekonomian.

Kapitalis pada terciptanya jurang yang luas antar golongan majikan (borjuis) dan juga buruh (proletar). Tumbuhnya paham sosialis baik di Inggris ataupun  di Perancis dikarenakan didorong oleh rasa kemanusiaan terhadap nasib buruh yang semakin tertindas. Namun, Owen serta tokoh lainnya hanya menghadirkan teori saja tanpa adanya perwujudan sehingga dinamakan sosialisme utopia.

Baca Juga :  Pengertian Pancasila Sebagai Etika

Filsuf Jerman, dalam perkembangannya.  Karl Marx mencetuskan teori sosialisme ilmiah yang melawan semua bentuk utopia. sampai ia meyakini kapitalisme bisa di hapuskan dengan cara kekerasan. Marx bersama dengan rekannya Friedrich Engels memberikan gagasan mereka pada buku “Das Kapital”.

Marx menegaskan harus dihapusnya hak individual, termasuk hak pemilikan tanah. Selain itu, kaum tani harus bergerak menuju ke masyarakat yang sosialis sejati. Nyatanya gagasan Marx tidak sepenuhnya diterima oleh sosialis lainnya hingga gerakan sosialis internasional mengalami perpecahan di akhir abad ke-19. Ada beberapa aliran yang muncul seperti sosialisme demokrat, komunisme ala Marx sampai sosialisme Kristen.

Setelah berakhirnya perang dunia II, terjadi perubahan pandangan para kaum sosialis. seperti pada tahun 1960, terdapat banyak partai sosialis demokrat di Eropa melepaskan konsep ideologi Marx. Mereka merubah sikap terhadap hak milik pribadi yang dapat diberikan sebagian. sampai peminat paham sosialis semakin meningkat dikarenakan banyaknya partai sosial di negara-negara Eropa yang berhasil memenangkan pemilu.

Ideologi sosialisme lebih berhasil diterapkan di negara-negara maju daripada di negara berkembang. Karena  negara maju, sosialisme bertujuan untuk membangun ekonomi demi menunjang ekonomi dan juga pendidikan rakyat. Sedangkan di negara berkembang, sosialisme masih membawa tradisi pemerintahan otoriter dari penguasa setempat.


Ciri-Ciri Sosialisme

berdasarkan ideologi sosialisme, ekonomi yang bersifat kolektif bisa membawa keadilan dalam mensejahterakan rakyatnya. Ada beberapa ciri dari sosialisme diantaranya:

  • Menolak kapitalisme dan menghapuskannya melalui perjuangan kaum buruh.
  • Membuat sistem masyarakat berdasarkan dorongan kerja sama supaya meminimalkan hak milik perseorangan.
  • Masyarakat yang memiliki semangat bekerja sama dan juga solidaritas, sehingga hak-hak yang diperoleh juga sama.
  • Penentuan nasib individu hanya bisa dicapai lewat solidaritas bersama.
  • Menolak kebebasan penuh dikarenakan lebih berpihak bagi kepentingan hak milik.

Kelebihan dan Kekurangan Ideologi Sosialisme

Diterapkannya sosialisme, pemerintah bisa mengatur ekonomi negara menjadi lebih baik. Produktivitas ekonomi juga bisa terus berkembang sedangkan jumlah pengangguran menjadi turun. Kelebihannya, kondisi ekonomi Negara bisa menjadi stabil. Penggunaan sumber daya alam pun bisa dikelola dengan baik.

Dikarenakan hak kepemilikan pribadi dibatasi, sistem monopoli seperti yang terjadi dalam negara kapitalis dapat berkurang.  Masyarakat yang menempati negara paham sosialis pun tak perlu takut terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan ,sandang dan juga keamanan sebab semua sudah difasilitasi oleh pemerintah. Gaji yang diterima pun merata sampai tidak ada ketimpangan sosial yang menonjol.

Baca Juga :  Asas Pemerintahan

Tetapi perkembangan teknologi di negara yang berpaham ideologi sosialisme menjadi terbatas disebabkan perencanaan yang ketat. Pekerja lebih dituntut untuk tidak banyak berinovasi dan juga melakukan pekerjaan yang monoton sepanjang waktu. Apabila terjadi perubahan kecil dalam sistem, semua rencana menjadi rusak. disebabkan adanya sistem ini, orang menjadi takut sehingga bukan menjadi keinginan sendiri untuk bekerja secara jujur serta tulus.

Dalam perekonomian kompetisi usaha biasanya membuat sistem semakin maju. Hal tersebut tidak berlaku untuk negara-negara sosialis. Kompetisi justru mengakibatkan kerugian pada negara dan juga sistem yang telah dirancang dengan matang. Apalagi pekerjaan diatur oleh pemerintah, sehingga individu tak mempunyai ruang untuk mengembangkan diri di bidang pekerjaan.


Perkembangan Ideologi Sosialisme Di Dunia

Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara “komunis”. Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih terhormat dan tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”.

Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5). Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.

Di Rusia sebelum 1917, keadaan lebih parah lagi, Rezim Tsar yang despotis malahan sama sekali tidak berpura-pura dengan masalah pemerintahan demokratis. Jadi tidak mungkin ada perubahan sosial dan ekonomi dengan jalan damai, sehingga apa yang terjadi ialah revolusi oleh kaum komunis. Kemenangan bangsa-bangsa demokrasi dalam perang dunia I memberikan dorongan yang kuat bagi partumbuhan partai sosialis di seluruh dunia.

Perang telah dilancarkan untuk mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan keadaan sosial terhadap imperialisme totaliter Jerman dan Sekutu-sekutunya. Selama peperangan telah dijanjikan kepada rakyat-rakyat negara demokratis yang ikut berperang, bahwa kemenangan militer akan disusul dengan suatu penyusunan kehidupan sosial baru berdasarkan kesempatan dan persamaan yang lebih banyak.

Baca Juga :  Kultur Jaringan

Selama tahun 1920-an dan 1930-an, kaum sosialis di Eropa dan Amerika melakukan serangan baru terhadap kelemahan kapitalisme, ungkapan-ungkapan misalnya : ketimpangan ekonomi, pengangguran kronis, kekayaan privat dan kemiskinan umum, menjadi slogan-slogan umum. Di Eropa partai sosialis demokratis dipengaruhi Marxisme revisionis,solidaritas kelas pekerja, dan pembentukan sosialis yang papa akhirnya melalui cara demokratis sebagai alat untuk memperbaiki kekurangan system kapitalis. Periode tersebut merupakan era menggejolaknya aktivitas sosialis.


Unsur Pemikiran Sosialisme

Sosialisme, seperti gerakan-gerakan dan gagasan liberal lainnya, hal ini mungkin karena kaum liberal tidak dapat menyepakati seperangkat keyakinan dan doktrin tertentu. Apalagi sosialisme telah berkembang di berbagai Negara dengan tradisi nasionalnya sendiri dan tidak pernah ada otoritas pusat yang menentukan garis kebijakan partai sosialis yang bersifat mengikat, namun garis-garis besar pemikiran dan kebijakan sosialis dapat disimak dari tulisan-tulisan ahli sosialis dan kebijakan partai sosialis.

Apa yang muncul dari pemikiran dan kebijakan itu bukanlah merupakan sesuatu konsisten. Kekuatan dan kelemahan utama sosialisme terletak dalam kenyataan bahwa system itu tidak memiliki doktrin yang pasti dan berkembang karena sumber-sumber yang saling bertentangan dalam masyarakat yang merupakan wadah perkembangan sosialisme.


Tokoh Ideologi Sosialisme


  • Karl Marx

Karl Marx dan Friedrich Engels berpendapat bahwa sosialisme akan muncul dari keharusan sejarah kapitalisme yang diberikan sendiri sudah usang dan tidak berkelanjutan akibat dari meningkatnya kontradiksi internal yang muncul dari perkembangan kekuatan produktif dan teknologi. Itu menjadi kemajuan dalam kekuatan produktif yang dikombinasikan dengan hubungan sosial lama dengan produksi kapitalisme yang akan menghasilkan kontradiksi, dan kemudian mengarah ke kesadaran kelas pekerja.

Marx dan Engels berpandangan bahwa kesadaran orang-orang yang memperoleh upah atau gaji (kelas pekerja dalam arti Marxis luas) akan dibentuk oleh kondisi mereka yang menjadi budakan upah, yang mengarah ke kecenderungan untuk mencari kebebasan atau emansipasi mereka dengan menggulingkan kepemilikan alat-alat produksi oleh kapitalis, dan akibatnya, menggulingkan negara yang menjunjung tinggi tata ekonomi kapitalis ini. Bagi Marx dan Engels, kondisi ini menentukan kesadaran dan mengakhiri peran kelas kapitalis yang pada akhirnya mengarah ke masyarakat tanpa kelas di mana negara akan melenyap.


demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Pengertian Ideologi Sosialisme : Definisi, Sejarah, Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Perkembangan, Unsur Pemikiran Beserta Tokohnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD