Gempa Bumi

Diposting pada

Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi sendiri merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi, yang disebabkan pelepasan energy dari dalam secara tiba-tiba yang mengakibatkan adanya gelombang seismic, Negara kita sendiri termasuk dalam Negara asia yang sering terkena gempa bumi selalin Negara jepang dan Negara asia lainnya.

Gemba bumi

Hal ini disebabkan karena wilayan Indonesia sendiri mempunyai banyak gunung-gunung didalamnya, meskipun gempa bumi yang terjadi di Indonesia tidak sesering yang terjadi di Negara jepang pada umumnya, perlu diketahui bahwa banyak sekali macam-macam gempa yang terjadi di negeri ini,

Salah satu gempa yang sering terjadi di Indonesia adalah gempa tektonik dan vulkanik, oleh karena itu masyarakat Indonesia harus lebih mendalam mengetahui tentang gempa bumi khususnya gempa bumi tektonik dan vulkanik.


Sejarah Gempa Bumi Abad 20 Dan 21

  • 1 September 1923 – Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
  • 31 Mei 1935 – Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
  • 24 Januari 1939 – Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
  • 26 Desember 1939 – Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
  • 29 Februari 1960 – Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
  • 4 Februari 1976 – Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan
    22.778 terbunuh.
  • 28 Juli 1976 – Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
  • 4 Maret 1977 – Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
  • 19 September 1985 – Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
  • 7 Desember 1988 – Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
  • 21 Juni 1990 – Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
  • 12 Desember 1992 – Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
  • 30 September 1993 – Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
  • 17 Januari 1995 – Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
  • 17 Januari 1995 – Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
  • 17 Agustus 1999 – barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa
  • 1 September 1999 – Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
  • 26 Januari 2001 – India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
  • 21 Mei 2002 – Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
  • 26 Desember 2003 – Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
  • 26 Desember 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
  • 8 Oktober 2005 – Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter diAsia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
Baca Juga :  Kebijakan Moneter

Karakteristik Gempa bumi

  • Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
  • Lokasi kejadian tertentu
  • Akibatnya dapat menimbulkan bencana
  • Berpotensi terulang lagi

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi yang terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik yaitu segmen keras kerak pada bumi yang mengapung berada diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, lempeng tektonik ini dapat bergerak bebas dan saling berinteraksi satu sama lain.

Lapisan paling atas bumi yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi.


Macam Jenis Gempa Bumi

Gempa bumi dapat dibedakan menjadi gempa bumi tektonik dan Vulkanik.


  1. Gempa Bumi Tektonik

Gempa bumi tektonik memiliki efek yang lebih besar dari gempa bumi vulkanik. Di Indonesia rata-rata gempa bumi yang terjadi adalah gempa bumi tektonik. Gempa tektonik terjadi karena pelepasan energi yang telah lama tertimbun oleh lempeng-lempeng tektonik (Amelia, 2011).


  1. Gempa Bumi Vulkanik

Gempa bumi vulkanik memiliki efek yang lebih kecil. Gempa bumi vulkanik kekuatannya lemah, hanya terjadi di wilayah sekitar gunung api yang aktif dan jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. Gempa bumi vulkanik biasanya terjadinya disertai dengan letusan gunung berapi.

Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Di Indonesia pernah terjadi letusan gunung berapi yang sangat dahsyat pada tahun 1883 yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Jawa barat. Letusan ini menyebabkan goncangan dan bunyi yang terdengar sampai sejauh 5000 Km. Letusan tersebut juga menyebabkan adanya gelombang pasang “Tsunami” setinggi 36 meter dilautan dan akibat dari letusan ini memakan korban jiwa sekitar 36.000 orang. Gempa ini merupakan gempa mikro sampai menengah, yang umumnya berkekuatan kurang dari 4 skala Richter (BMKG, 2014).


Penyebab Terjadinya Gempa Bumi

Gempa bumi banyak disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi.  Bumi kita ini memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform). Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi.

Baca Juga :  Asal Usul Telaga Warna

Gempa bumi bukan hanya disebabkan oleh pergerakan lempeng tetapi juga disebabkan oleh cairan magma yang ada pada lapisan bawah kulit bumi. Magma dalam bumi juga melakukan pergerakan. Pergerakan tersebut yang menimbulkan penumpukan massa cairan. Cairan tersebut akan terus bergerak hingga akhirnya menimbulkan energi yang kuat yang memaksa cairan tersebut untuk keluar dari dalam kulit bumi. Energi tersebut menimbulkan kulit bumi mengalami pergerakan divergen sebagai saluran untuk cairan tersebut keluar. Pergerakan tersebut yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi.

Gempa bumi juga dapat disebabkan oleh manusia sendiri. Seperti yang disebabkan oleh peledakan bahan peledak yang dibuat oleh manusia. Selain itu juga pembangkit listrik tenaga nuklir atau senjata nuklir yang dibuat oleh manusia juga dapat menimbulkan guncangan pada permukaan bumi sehingga terjadi gempa.


Akibat Terjadinya Gempa Bumi

Bencana ini memiliki dampak yang beruntut, kerusakan yang satu akan mempengaruhi pada kerusakan yang lainnya, baik terhadap tanah, air maupun udara. Hal ini mengakibatkan rusaknya keseimbangan ekosistem, dan mengalami penurunan kualitas lingkungan karena adanya perubahan lingkungan. Dibawah ini ada beberapa akibat bencana gempa dan tsunami terhadap lingkungan :


  1. Longsor

Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Hentakan gempa dan bergoyangnya tanah menyebabkan keluarnya tanah  dan massa batuan yang menyebabkan tanah longsor, lumpur, dan longsornya batuan di atasnya


  1. Terjadinya Tsunami

Gempa bumi yang menjadi penyebab tsunami ini berjenis gempa tektonik  yang terjadi karena adanya pergerakan lempeng akibat dari adanya arus konveksi yang terjadi di dalam bumi dan pusat titik gempanya berada di dasar lautan. Gelombang tsunami yang terjadi dapat merusak dan menenggelamkan apa saja yang ada di pesisir pantai sekitar sumber gempa sampai beberapa kilometer ke daratan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan dekat tidaknya pusat titik sumber gempa dari permukaan. Jika gelombang tsunami ini sering terjadi pada suatu daerah maka tidak menutup kemungkinan daerah tersebut akan terkena dampak abrasi dan erosi pantai.


  1. Banjir

Gempa bumi juga bisa menyebabkan air dalam sebuah waduk atau danau mengalir ke berbagai arah atau tumpah kembali dan keluar. Air yang mengalir dalam jumlah besar tersebut akan memenuhi sungai-sungai dibawahnya akibat rusaknya danau atau jebolnya waduk akibat gempa.


  1. Hancurnya Bangunan

Bangunan yang ada diatas permukaan bumi atau berada bawah tanah dapat rusak bahkan hancur karena adanya getaran pada lapisan tanah akibat dari terjadinya gempa. Parahnya kerusakan tergantung dari besar kecilnya kekuatan gempa dan jauh dekatnya sumber titik gempa serta kuat tidaknya konstruksi bangunan yang ada.

Gelombang pada gempa bumi menyebabkan pergerakan pada lapisan tanah yang mengakibatkan bangunan-bangunan rumah atau gedung bergoyang sehingga dapat menjadikan tidak kokohnya dan lemahnya kontruksi bangunan atau kerangka bangunan, bahkan sebagian atau keseluruhan bangunan menjadi runtuh. Maka dari itu, pada beberapa negara yang sering terjadi gempa, sudah membuat rumah mereka atau gedung-gedung dengan kontruksi bangunan anti gempa agar kerugian yang ditimbulkan oleh terjadinya gempa bumi tidak terlalu besar.


  1. Terjadinya Kebakaran

Gempa bumi menimbulkan getaran yang dapat mengakibatkan rusaknya bangunan yang ada. Kerusakan-kerusakan bangunan tersebut dapat mengakibatkan aliran listrik terputus atau kebocoran pipa dan tabung gas sehingga menyebabkan ledakan. Aliran listrik yang terputus secara tiba-tiba, ledakan tabung dan pipa gas tersebut dapat menimbulkan kebakaran. Apalagi jika material yang ada di sekitarnya adalah material yang mudah terbakar. Kebakaran yang terjadi juga menjadi penyebab pencemaran udara di lingkungan sekitarnya.

Baca Juga :  Apa Yang Dimaksud Dengan Tanaman


  1. Perubahan Struktur Tanah dan Batuan

Dengan adanya getaran serta gerakan yang disebabkan oleh tenaga endogen maka struktur tanah akan berubah dan mengalami kerusakan


  1. Munculnya Wabah Penyakit

Wabah Penyakit ini dapat muncul ketika gempa yang terjadi telah merusak semua fasilitas yang ada sehingga mengakibatkan sulitnya air bersih karena terjadi pencemaran air atau saluran-saluran air yang rusak, sanitasi yang buruk, dan kebersihan yang tidak terjaga. Wabah penyakit yang biasanya muncul adalah seperti diare, demam berdarah, demam dan flu, sesak nafas, sampai TBC.


  1. Banyaknya Korban Jiwa

Ketika gempa terjadi, banyak korban jiwa berjatuhan karena tertimpa reruntuhan bangunan, terbawa arus gelombang tsunami, atau terkena wabah penyakit.


Mengukur Gempa

Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Maka berdasarkan pendekatannya, skala pengukuran gempa dapat dibagi menjadi dua, yaitu 1) magnitudo (magnitude) yang merupakan skala kuantitatif, dan 2) intensitas (intensity) yang merupakan skala kualitatif.


  • Magnitudo

Ada bermacam-macam jenis magnitudo gempa, diantaranya adalah:

  1. Magnitudo lokal ML (local magnitude)
  2. Magnitudo gelombang badan MB (body-wave magnitude)
  3. Magnitudo gelombang permukaan MS (surface-wave magnitude)
  4. Magnitudo momen MW (moment magnitude)
  5. Magnitudo gabungan M (unified magnitude)

Namun yang paling populer adalah magnitudo lokal ML yang tak lain adalah Magnitudo Skala Richter (SR). Magnitudo ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1935 oleh seorang seismologis Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur kekuatan gempa di California. Richter mengukur magnitudo gempa berdasarkan nilai amplitudo maksimum gerakan tanah (gelombang) pada jarak 100 km dari episenter gempa.

Besarnya gelombang ini tercatat pada seismograf. Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1×10-5 mm) hingga 1 m. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini, Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Ini berarti setiap kenaikan 1 angka pada skala Richter menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.


Persiapan Menghadapi Gempa Bumi

Persiapan untuk Keadaan Darurat

  1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat berlindung yang aman adalah tempat yang dapat melindungi anda dari benda-benda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di kolong meja
  2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3 liter sehari untuk satu orang
  3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
  4. Mengencangkan mebel yang mudah rubuh (seperti lemari pakaian) dengan langit-langit atau dinding dengan menggunakan logam berbentuk siku atau sekrup agar tidak mudah rubuh di saat terjadi gempa bumi.
  5. Mencegah kaca jendela atau kaca lemari pakaian agar tidak pecah berantakan di saat gempa bumi dengan memilih kaca yang kalau pecah tidak berserakan dan melukai orang (Safety Glass) atau dengan menempelkan kaca film
  6. Mencari tahu lokasi tempat evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Jika pemerintah setempat tidak mempunyai tempat evakuasi, pastikan anda tidak pergi ke tempat yang lebih rendah atau tempat yang dekat dengan pinggir laut/sungai untuk menghindari Tsunami.

Demikianlah tadi pembahasan dari kami mengenai Gempa Bumi : Pengertian, Sejarah, Karakteristi, Macam, Jenis, Penyebab Terjadinya, Akibat, Mengukur, Persiapan Menghadapinya, semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan anda mengenai gempa.

Posting pada SD