Plasenta

Diposting pada
Plasenta

Pengertian Plasenta

Plasenta atau yang biasa disebut dengan ari-ari merupakan organ dalam kandungan yang bisa ditemukan pada masa kehamilan. Plasenta adallah organ yang berperan sangat penting dalam pertumbuhan serta perkembangan janin. Fungsi utama dari plasenta ialah guna memberikan nutrisi serta pertukaran produk-produk metabolisme antara janin dan ibu. Plasenta manusia mempunyai diameter rata-rata 15-22 cm dengan berat sekitar 470 gram. Tebal pada bagian tengah organ tersebut biasanya sekitar 2,5-5 cm. Pada plasenta juga ada tali pusar (umbilical cord) yang terbentuk dari pembuluh darah.


Definisi Plasenta  Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (Sarwono, 2008). Menurut Chalik plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada bagian segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester terakhir, khususnya pada bulan kedelapan.

Sejalan dengan bertambah besrnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim ke arah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim ikut berpindah mengikuti perluasan segmen bawah rahim seolah plasenta tersebut berimigrasi. Ostium uteri yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bisa mengubah luas pembukaan seviks yang tertutup oleh plasenta. Fenomena ini berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan dilakukan, baik dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan ultrasonografi maupun digital (Sarwono, 2008).


Fungsi Plasenta


  • Pernapasan

Janin sebagai manusia yang masih dalam tahap perkembangan serta pertumbuhan tentu membutuhkan oksigen. Nah oksigen yang dihirup oleh ibu akan dialirkan kepada janinnya lewat tali pusar. Kemudian organ tersebut akan mengedarkan darah yang berisi oksigen dari ibu ke janin lewat proses difusi. Lalu karbondioksida yang terbentuk akan dibawa lewat tali pusar serta berdifusi ke tubuh ibu dengan bantuan sistem peredaran darah, sebelum akhirnya dikeluarkan lewat sistem pernapasan ibu.

Baca Juga :  Cerita Anak Malin Kundang


  • Nutrisi

Plasenta bisa mengubah glukosa menjadi glikoden (bentuk karbohidrat yang bisa disimpan di hati sebagai cadangan glukosa). Nutrisi yang didapatkan oleh janin akan berguna guna pertumbuhan dan pembentukan jaringan saat dibutuhkan.


  • Eksresi (Pembuangan)

Plasenta akan membuang setiap produk limbah yang tidak diperlukan oleh tubuh janin (misalnya urea dan karbodioksida).


  • Pertahanan (Kekebalan Tubuh)

Fungsi pertahanan pada plasenta dicapai dari 2 cara, yakni kimia dan fisik. Secara kimia fungsi pertahanan ini berjalan lewat fungsi enzim, dimana plasenta akan menetralisir aktivitas toksik yang dicurigai. Selain itu ibu pun memberikan antibodinya pada janin. Sementara secara fisik sudah terbentuk struktur yang diciptakan sedemikian rupa sampai bayi terlindungi dengan baik. Pertahanan (kekebalan) tubuh sangatlah penting untuk janin, karena hati mereka belum bisa mengatasi unsur berbahaya yang berasal dari darah ibu.


  • Produksi Hormon

Plasenta juga berperan dalam memproduksi beberapa hormon yaitu:

  • Human Chorionic Gonadotropin (HCG), berfungsi guna mencegah terjadinya menstruasi serta menjaga kehamilan.
  • Chorionic Somatomammotropin (Placental lactogen), mempunyai fungsi khusus dalam hubungannya dengan nutrisi bagi ibu dan janin.
  • Estrogen, berfungsi guna membantu pembesaran uterus, pembesaran serta perkembangan payudara.
  • Progesteron, berfungsi guna memberikan nutrisi awal untuk embrio serta mencegah kontraksi uterus spontan yang bisa menyebabkan keguguran.
  • Tirotropin korionik serta relaksin, hormon penunjang (hanya memberikan sedikit perubahan atau dampak) dalam kehamilan.

Struktur Bagian Plasenta


  • Bagian Pada Janin (Fetal Portion)

Bagian janin ini terdiri dari struktur yang dinamakan korion frondosum dan vili. Korion frondosum adalah membran yang melindungi janin yang terdiri dari tropoblas.

Sementara vili dari plasenta yang matang terdiri dari :

  • Vili koriali.
  • Ruang-ruang Interviler.
  • Amnion yang melapisi dinding permukaan plasenta Pada bagian bawah lapisan amnion tersebut ada cabang-cabang pembuluh darah tali pusar.

  • Bagian Pada Ibu (Maternal Portion)

pPrmukaan yang menghadap ke dinding rahim, berwarna merah serta terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Pada bagian ini ada  desidua kompakta yang terbentuk dari 15-20 struktur berupa bulatan yang disebut kotiledon. Dan ada struktur yang disebut desidua basalis pada bagian maternal, desidua basalis pada plasenta matang dinamakan lempeng korion.


  • Tali Pusar

Tali pusar memanjang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Tali pusar mempunyai panjang sekitar 50-55 cm, diameter sekitar 1-2,5 cm (sebesar jari). Tali pusar terdiri atas 2 arteri dan 1 vena. Fungsi utama dari tali pusar ialah guna menghubungkan plasenta dengan bagian tubuh janin sehingga bisa menyalurkan oksigen, antibodi serta komponen lain yang diperlukan janin.

Baca Juga :  Pengertian Talak

Tali pusar terdiri dari 2 arteri dan satu vena. Vena umbilicalis akan membawa darah dari ibu ke janin, sementara arteri umbilicalis membawa darah dari janin ke ibu.

Vena umbilicalis tersebut berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen, pun nutrisi dalam bentuk sederhana, contohnya :

  • Karbohidrat dalam bentuk glukosa.
  • Protein dalam bentuk asam amino.
  • Lemak dalam bentuk asam lemak.
  • Vitamin.
  • Mineral.
  • Air.

Proses Terbentuknya Plasenta

Biasanya plasenta akan terbentuk secara sempurna sesudah kehamilan memasuki usia 16 minggu. Pembentukan plasenta dimulai dari perkembangan trofoblas pada hari ke 8-9 sesudah pembuahan. Sel membelah sehingga sel yang tadinya hanya selapis menjadi berlapis-lapis serta membentuk rongga yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (sinsitium). Stadium tersebut dinamakan stadium berongga (Lacunar Stage).

Selanjutnya sinsitium tumbuh ke dalam endometrium (dinding rahim) serta menyebabkan pembuluh darah dinding rahim rusak sampai sinsitium tadi bisa dialiri oleh darah dari ibu dengan perbaikan otomatis pembuluh darah sebab masuknya organ baru. Stadium tersebut dinamakan stadium sirkulasi utero-plasenta (rahim ke plasenta) atau sistem feto-maternal (janin ke ibu).

Kemudian trofoblas menghasilkan lagi sekelompok sel yang akan membentuk jaringan penyambung lembut yang dinamakan mesoderm ekstraembrional. Jaringan tersebut adalah jaringan penyambung antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan sel selaput heuser. Bagian yang melekat dengan sitotrofoblas akan menjadi selaput korion (chorionic plate) sementara bagian yang melekat dengan sel selaput heuser akan menjadi pelindung yolk sac (kantung kuning telur).

Kemudian pada akhir minggu ketiga kehamilan, mesoderm yang terbentuk dari sitotrofoblas itu menjadi sel darah serta pembuluh darah kapiler. Dari waktu ke waktu, rongga korion semakin luas, sampai jaringan embrional semakin terpisah dari sitotrofoblas atau selaput korion, cuma dihubungkan dari sedikit jaringan mesoderm yang menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Nah connecting stalk itulah yang nantinya akan berkembang menjadi tali pusar.

Lalu sesudah pembuluh darah dari trofoblas menembus rahim, trofoblas akan menjadi plasenta dewasa, terbentuklah sirkulasi yang sempurna lewat pembuluh darah di tali pusar. Walaupun saling berhubungan, darah ibu dan darah janin tetap tidak dapat bercampur, sistem ini disebut sistem hemochorial (tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin serta lapisan korion).

Baca Juga :  Demokrasi Terpimpin


Etiologi dan Faktor Risiko

Faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa frekuensi plasenta previa tertinggi terjadi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea dan aborsi sebelumnya serta gaya hidup yang juga dapat mempengaruhi peningkatan resiko timbulnya plasenta previa. William dkk menemukan risiko relatif kejadian plasenta previa meningkat 2-4 kali pada wanita yang merokok. Hal tersebut terjadi karena karbondioksida yang terhisap mampu menyebabkan hipertrofi (pembesaran) dari plasenta serta menyebabkan peradangan dan berkurangnya vaskularisasi (pendarahan) plasenta sehingga mempengaruhi perkembangan dari plasenta.


Klasifikasi Plasenta Previa

          Menurut Sarwono (2008) plasenta previa dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu:

  1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
  2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum.
  3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum.
  4. Plaenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm di anggap plasenta letak normal.

Gambar Plasenta Previa

plasenta previa


Ciri Plasenta Previa

Ciri yang menonjol dari plasenta previa adalah perdarahan uterus yang keluar melalui vagina tanpa disertai dengan adanya nyeri. Perdarahan biasanya terjadi diatas akhir trimester kedua. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan dapat berhenti sendiri. Namun perdarahan dapat kembali terjadi tanpa sebab yang jelas setelah beberapa waktu kemudian.

Dan saat perdarahan berulang biasanya perdarahan yang terjadi lebih banyak dan bahkan sampai mengalir. Pada plasenta letak rendah perdarahan baru terjadi pada waktu mulai persalinan; perdarah sedikit sampai banyak mirip dengan solusio plasenta. Perdarahan diperhebat berhubungan dengan segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi sekuat segmen atas rahim.

Dengan demikian perdarahan bisa berlangsung sampa pascapersalinan. Perdarahan bisa juga bertambah disebabkan serviks dan segmen bawah rahim pada plasenta previa lebih rapuh dan mudah mengalami robekan. Robekan lebih mudah terjadi pada upaya pengeluaran plasenta dengan tangan misalnya pada retensio plasenta sebagai komplikasi plasenta akreta.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id tentang Plasenta : Pengertian, Definisi, Fungsi, Struktur Bagian, Proses Terbentuknya, Etiologi, Faktor, Klasifikasi Previa, Gambar, dan Cirinya, semoga bermanfaat