Proses Pembentuan Urine

Diposting pada

Pengertian Urine

Urine atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksiurin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori.

Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun ada baiknya kita mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh karena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.


Komposisi Urine

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.

Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang sehat.


Pandangan Awal Mengenai Warna Urine

  1. Kuning jernih, urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh kita Urin ini tidak berbau, hanya saja beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas
  2. Kuning tua atau pekat, warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun bila terjadi terus, segera periksakan ke dokter karena merupakan tahap awal penyakit liver.
  3. Kemerahan, kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun bisa juga karena mengonsumsi obat pencahar maupun rifampisin secara berlebihan.
  4. Oranye, mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria, Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadio
Baca Juga :  Pasola Perang Berkuda Di Sumba

Selain warna, bau urin juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.


Fungsi Urin

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang “kotor”. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri.

Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril .Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat.


Pemeriksaan Urine             

Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.


Proses Pembentukan Urine pada Manusia

Proses pembentukan urine pada manusia diproses di dalam tubuh manusia dialam organ bernama ginjal. Ginjal memiliki peran penting dalam mengatur sistem berkemih pada tubuh manusia. Manusia memiliki 2 buah ginjal yaitu ginjal kanan dan ginjal kiri. Ginjal memiliki struktur organ yang berperan sebagai proses pembentukan urine melalui 3 proses yaitu :


  • Filtrasi

Filtrasi adalah proses membuang sisa sisa zat tidak berguna lagi dalam tubuh manusia. Ginjal adalah organ penyeimbang cairan pada tubuh manusia. Proses filtrasi terjadi di ginjal pada bagian glomerulus. Darah akan masuk ke ginjal melalui arteri afferent yang membawa partikel – partikel darah yang akan segera difilter. Dalam glomerulus, terjadinya penyaringan yang mengalir ke membran filtrasi salah satunya celah pada podocyte di capsula bowman.

Jaringan dalam darah yang kecil akan melalui celah pada membran filtrasi seperti podocyte untuk terus mengalir ke tubulus proksimal. Partikel dalam darah yang besar seperti plasma dan protein/ albumin awalnya tidak dapat tersaring dan tetap di dalam partikel darah. Proses filtrasi ini melalui membran filtrasi ini terbagi 3 yakni sel entoteliel, epitel, dan podocyte. Jaringan membran filtrasi ini mempunyai jarak yang sangat rapat namun masih bisa dilalui partikel kecil untuk melewatinya.

Baca Juga :  Visi Dan Misi


  • Reabsorbsi

Reabsorbsi merupakan proses penyerapan kembali kepada zat zat yang masih diperlukan pada tubuh manusia. Reabsorbsi ini dilakukan oleh sel sel epitel di tubulus. Zat zat yang direabsorbsi  berasal dari urine primer yang mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh seperti glukosa, asam amino, Na+, K+, Cl–, HCO3-, Ca2+, dan air.

Air akan diserap kembali di proses osmosis di tubulus. Zat zat yang masih berguna akan masuk ke pembuluh darah. Proses reabsorbsi ini akan terus berlanjut dari tubulus proksimal, masuk ke tubulus descenden dan naik ke tubulus ascenden ke tubulus distal. Saat urine ada di tubulus ascenden, garam dipompa keluar sampai urine menjadi lebih kental. Dari proses tersebut menghasilkan urine sekunder.


  • Sekresi

Sekresi Adalah Proses Urine sekunder yang dialirkan menuju tubulus distal dan collecting duktus. Di tubulus distal, pengeluaran zat sisa oleh darah seperti Kreatinin, H+, K+, NH3 terjadi. H+ dikeluarkan langsung karena untuk menjaga pH pada darah. Proses ini mengandung sedikit air dan menghasilkan urine sebenarnya. Urine yang sesungguhnya kemudian mengalir ke ductud collecting.

Urine ini di dalamnya terkandung urea, amonia, sisa sisa metabolisme protein, dan zat zat racun yang berlebih didalam darah seperti sisa sisa obat kimia, hormon, garam mineral, dan lainnya. Urine yang jadi urine sebenarnya  ini dari duktus collecting dibawa mengalir ke pelvis menuju ke kantung kemih melalui ureter dan keluar menuju uretra untuk dikeluarkan dari dalam tubuh. Urin yang sebenarnya akan ditampung lebih dulu di kandung kemih sampai limit waktu tertentu hingga nerves yang ada didekatnya mengirim impuls kemauan untuk berkemih atau ekskresi.


  • Ekskresi

Ekskresi merupakan proses pengeluaran urin dari dalam tubuh yang melibatkan ureter, kantung kemih, dan uretra. Proses pengeluaran urin ini berstimulus nerves di sekitar kandung kemih sebagai penanda ingin melakukan miksi atau berkemih.

Urin yang dikeluarkan terkandung zat zat toksik oleh tubuh seperti kreatinin, ureum, asam urat, dan hasil metabolisme tersebut termasuk sisa obat – obatan yang terkonsumsi. Tingginya kandungan kreatinin dan ureum pada tubuh menyebabkan buruknya kondisi ginjal. Kadar kreatini juga dipakai sebagai  fungsi ginjal dari hasil penelitian laboratorium.

Komponen normal dalam urine mengandung 96% air, 2% urea, dan 2% hasil metabolisme lainnya. Hasil metabolisme lainnya yakni seperti zat warna dari empedu yang menyebabkan warna kuning pada urine, zat zat yang terlalu banyak dalam darah seperti vitamin B1 dan C.

Baca Juga :  Pengertian Produk

Hasil dari proses filtrasi di glomerulus hanya 1% dari volume urine dan 99% lainnya diserap kembali oleh tubuh. Setiap harinya jumlah air yang direabsorbsi kurang lebih mengandung 178 liter, glukosa 150 gram dan garam 1200 gram.


Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produksi pada Urine


  • ADH(Hormon antidiuretic)

ADH berfungsi sebagai hormon yang mempermudah dalam menyerap air dari tubulus distal ke duktud collecting. Hormon Adh ini saling dipengaruhi oleh kadar konsentrasi air pada tubuh. Jika konsentrasi air menurun, ADH yang mengalir bersama darah mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah naik dan air masuk untuk diserap kembali oleh tubuh.Sebaliknya jika konsentrasi air tinggi pada darah, sekresi ADH akan menurun dan menyebabkan proses penyerapan air di pembuluh distal berkurang drastis. Urine menjadi sangat banyak dan encer.


  • Jumlah Air Yang Diminum

Proses pembentukan urine berfungsi untuk menyeimbangkan kadar cairan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Jika Mengonsumsi air dalam jumlah banyak, pasti urine yang dihasilkan juga akan banyak dan proses berkemih menjadi lebih sering dilakukan.


  • Jumlah Konsentrasi Hormon Insulin

Kurangnya kandungan insulin dalam tubuh akan meningkatkan kadar glukosa. misalnya pada pasien dengan terjangkit diabetes mellitus. Kadar gula yang tinggi ini akan mengganggu proses Reabsobsi pada tubulus distal sehingga pada penderita Penyakit diabetes ditandai gejala poliuri atau sering berkemih. Kandungan Glukosa yang tinggi mengakibatkan aliran darah atau vikositas darah menjadi lebih kental dan menyebabkan lebih sulit diserap.


Syarat dan Kualitas Urin

Protokol urinalisis rutin biasanya membutuhkan 10 ml – 15 mLurin, akan tetapi sebaikanya dikumpulkan volume spesimen urine yang lebih banyak untuk menjamin ketersediaan urine jika dibutuhkan pemeriksaan ulang. Volume spesimen urine yang kurang dari 12 mL dapat menghambat pemeriksaan mikroskopis jik urinalisis dilakukan secara manual dan dapat membatasi pemeriksaan kimia urin yang dilakukan.

Pada pengumpulan spesimen urine 24 jam, walaupun volume urin yang dikumpulkan ke laboratorium dalam jumlah banyak, akan tetapi hanya 1 mL urin yang dibutuhkan untuk pemeriksaan urin kuantitatif (contoh : kreatinin, hormon elektrolit).

Sebagian volume spesimen urin (20-50mL) tetap disimpan untuk menjamin ketersediaan spesimen yang cukup jika diperlukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan lainnya. Akan tetapi pengumpulan urin 24 jam harus dikumpulkan semua volume urin yang tertampung untuk dijadikan perhitungan dalam mengeluarkan hasil pemeriksaan.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Proses Pembentuan Urine : Penertian, Fungsi, Faktor Yang Mempengaruhi, Pemeriksaan, Komposisi, Pandanan Awal, semoga artikel ini dapat membantu anda.

Posting pada SD