Pengertian Materi Pembelajaran

Diposting pada

Hakikat Belajar

Belajar, pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989:29). Sejalan dengan konsep di atas Cronbach (Surya, 1979:28) menyatakan “Learning may be defined as the process by which a relatively enduring change in behavior occurs as result of experience or practice”.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditujukan dengan perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Witherington (1952) menyebutkan bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan, atau pemahaman”.


Pengertian Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan supaya pelaksanaan pembelajaran bisa mencapai sasaran.

Sasaran tersebut harus sesuai dengan kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa. Ini mengisyaratkan bahwa, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran harusnya materi yang benar-benar menunjang tercapainya Kompetensi Inti dan kompetensi dasar, dan tercapainya indikator kompetensi yang diharapkan.

Materi Pembelajaran


Landasan Konsep Pembelajaran


  • Filsafat

Proses belajar pada dasarnya melibatkan upaya yang hakiki dalam membentuk dan menyempurnakan kepribadian manusia dengan berbagai tuntutan dalam kehidupannya. Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji, melakukan, dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang dicita-citakan manusia. Belajar diperlukan oleh individu manusia akan tetapi belajar juga harus dipahami sebagai sesuatu kegiatan dalam mencari dan membuktikan kebenaran.

Harapan para filosofis bahwa dengan belajar maka segala kebenaran di alam semesta ini ada yang menciptakan. Dengan demikian filsafat apapun yang telah menjadi hasil pikir manusia maka kaitannya dengan belajar ibarat siklus bahwa dengan filsafat manusia bisa mempelajari (belajar) tentang segala sesuatu, dan sebaliknya dengan aktivitas belajar maka pemikiran-pemikiran tentang belajar terus berkembang dan banyak ditemukan sehingga membawa pada warna inovasi ide dan pemikiran manusia sepanjang zaman.


  • Psikologis

Perilaku manusia bisa berubah karena belajar, akan tetapi apakah manusia itu memahami perilakunya sendiri, atau menyadari dia harus berperilaku seperti apa jika berada, atau dihadapkan dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Maka perilaku yang masih dicari inilah dapat dikaitkan dengan kajian dari ilmu psikologi. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang akhirnya mempelajari produk dari gejala kejiwaan ini dalam bentuk perilaku-perilaku yang nampak dan sangat dibutuhkan dalam proses belajar.

Diantara psikologi yang banyak dan memang masih bertahan menjadi landasan pokok dalam dunia pendidikan dan pembelajaran yaitu psikologi kognitif dan behavioristik. Disamping masih banyak aliran psikologi lainnya, namun kedua aliran psikologi ini sangat dominan dalam menentukan arah aktivitas manusia dalam melakukan proses pembelajaran.

Baca Juga :  Demokrasi Langsung


  • Sosiologis

Manusia adalah makhluk individu dan sosial, maka melalui belajar individu bisa mempelajari lawan bersosialisasi, teman hidup bersama dan akhirnya melalui belajar manusia mampu membangun masyarakat sampai dengan negara dan bangsa.

Jika dalam belajar tanpa arah tujuan pada makna hidup manusia sebagai makhluk sosial, maka belajar akan dijadikan cara untuk saling menguasai, memusnahkan, karena segala sesuatu yang dipelajari, diketahui dipahami melalui belajar tidak digunakan dalam menciptakan kondisi kedamaian dunia. Landasan sosiologis ini sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang banyak terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistic. Maka pemahaman akan belajar yang ditinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat dibutuhkan dewasa ini.


  • Komunikasi

Pendidikan dan komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan pemaknaan terhadap yang lainnya. Dalam prakteknya proses belajar atau pembelajaran akan menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa dengan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun pasti akan ditemukan suatu proses komunikasi.

Landasan komunikasi ini akan banyak memberikan warna dalam bentuk pendekatan, model, metode, dan strategi pembelajaran, serta pola-pola inovasi pembelajaran. Seperti halnya landasan ilmiah yang lain komunikasi cukup mampu mempengaruhi peserta didik dalam mencapai keberhasilan membaca pesan-pesan atau informasi pembelajaran. Macam ragam pesan baik langsung maupun tidak langsung, bersumber dari media atau manusia secara langsung pasti akan bisa ditangkap, dipahami, dicerna, diolah, dan didefinisikan dalam memori manusia menjadi bentuk hasil pemahaman belajar.

Proses inilah yang masih berkembang saat ini di dunia riset yaitu bagaimana seorang guru mampu melakukan variasi komunikasi dalam proses pembelajaran yang tentunya dengan memperhatikan komponen pembelajaran lainnya khususnya peserta didik, dan model pembelajaran yang digunakan.


Proses Pembelajaran

Bila semua masyarakat Perguruan Tinggi telah memahami dengan baik tentang proses pembelajaran mahasiswa aktif, learning how to learn, penyiapan sumbe daya telah diatur dengan baik, dan penyiapan konten yang sudah tersedia dengan baik dan SAP yang telah mengatur dengan baik mekanisme proses pembelajaran maka proses pembelajaran akan berjalan dengan lebih mudah.

Proses pembelajaran hanya menerapkan kemampuan dan menggunakan sarana serta mengikuti mekanisme yang telah diatur dengan baik dalam SAP. Proses pembelajaran yang telah direncanakan dengan baik akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain menerapkan proses pembelajar telah ditata dengan baik, juga harus selalu meminta feed back dan melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran.

Proses pembelajaran dapat melalui tatap muka di dalam ruang kelas dan dapat melalui media elektronik sesuai dengan pengaturan di dalam SAP. Proses pembelajaran melalui internet mendorong mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran karena harus berkomunikasi secara maya dengan para dosen, dan mahasiswa lain di samping mengembara di dalam dunia pengetahuan lain.


Perkembangan Konsep Dasar Pembelajaran

Pembelajaran (instruction) merupakan akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penkanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu sistem. Sehingga dalam sistem belajar ini terdapat komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat atau media yang harus dipersiapkan.

Sebagaimana diungkapkan oleh Davis (1974:30) bahwa leraning system menyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasiltas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan. Kenyataan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengelolaan dan transformasi informasi oleh dan dari guru kepada siswa. Ketiga kategori kegiatan dalam proses pembelajaran ini berkait erat dengan aplikasi dan konsep sistem informasi manjemen.

Baca Juga :  Tugas Wewenang MPR

Keterampilan mengorganisasi informasi ini merupakan dasar kelancaran proses pembelajaran. Agnew dkk (1996:17) mengungkapkan bahwa belajar adalah kemampuan untuk mampu mengorganisasi informasi merupakan hal yang mendasar bagi seseorang peserta didik. Meier (2002:103) mengemukakan bahwa semua pembelajaran manusia pada hakekatnya mempunyai empat unsure, yakni persiapan (preparation), penyampaian (presentation), pelatihan (practice), dan penampilan hasil (performance).


  • Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk belajar. Tanpa itu, pembelajaran akan lambat dan bahkan dapat berhenti sama sekali. Namun karena terlalu bersemangat untuk mendapat materi, tahap ini sering diabaikan, sehingga mengganggu pembelajaran yang baik. Persiapan pembelajaran itu seperti mempersiapkan tanah untuk ditanami benih. Jika dilakukan dengan benar, niscaya menciptakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan yang sehat.

Demikian juga dalam pembelajaran jika persiapan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode, pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasilnya diasumsikan akan lebih optimal. Tahap ini penting mengingat bahwa untuk mendekati situasi belajar, misalnya, peserta belajar harus menghadapi segala macam rintangan yang potensial dapat mengganggu.


  • Penyampaian (Presentation)

Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan peserta belajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Presentasi berarti pertemuan, dimana fasilitator dapat memimpin, tetapi peserta belajar yang harus menjalani pertemuan itu.

Pembelajaran berasal dari keterlibatan aktif dan penuh seorang peserta belajar dengan pelajaran, dan bukan dari mendengarkan presentasi guru atau dosen saja. Belajar adalah menciptakan pengetahuan, bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan semata-mata untuk mengawali proses belajar dan bukan untuk dijadikan fokus utama.


  • Latihan (Practice)

 Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Dalam tahap inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung. Bagaimanapun, apa yang dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan pembelajaran yang menciptakan pembelajaran dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh instruktur atau pendidik.

Peranan instruktur atau pendidik hanyalah memprakarsai proses belajar dan menciptakan suasana yang mendukung kelancaran pelatihan. Dengan kata lain tugas instruktur atau pendidik hanyalah memprakarsai proses belajar dan menciptakan isi yang bermakna mengenai materi belajar yang sedang dibahas.


  • Penampilan Hasil (Performance)

Belajar adalah proses mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi tindakan. Nilai setiap program belajar terungkap hanya dalam tahap ini. Namun banyak yang mengabaikan tahap ini. Padahal sangat penting disadari bahwa tahap ini merupakan satu kesatuan dengan keseluruhan proses belajar. Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan.


Jenis-jenis Materi Pembelajaran


  • Fakta

Fakta adalah semua hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, yaitu nama-nama objek, peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang dan lain sebagainya.


  • Konsep

 Konsep adalah semua yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, yaitu definisi, pengertian, cirri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya. Contoh: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber oksigen dunia, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, lain-lain


  • Prinsip

Prinsip adalah berupa hal-hal pokok dan mempunyai posisi terpenting yaitu dalil, rumus, paradigm, teori serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.


  • Prosedur

Prosedur adalah langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: langkah-langkah dalam memakai metode ilmiah yaitu merumuskan masalah, observasi, hipotesis, melakukan eksperimen serta menarik kesimpulan.

Baca Juga :  Contoh Konflik Sosial


  • Nilai

Nilai adalah hasil belajar aspek sikap. Contoh: Pemanfaatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yakni pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.


Prinsip Materi Pembelajaran


  • Relevansi (kesesuaian)

Materi pembelajaran harusnya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Bila kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus juga berupa fakta, bukan konsep atau prinsip maupun jenis materi lain.


  • Konsistensi (keajegan)

Guru harus Konsisten dalam mendidik siswa nya agar siswa merasa enak dalam materi pembelajaran karena kita tak ada hak untuk Menuntut Siswa diluar batasnya.


  • Adquency (kecukupan)

Materi yang diajarkan Harusnya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai konpetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit serta tidak boleh terlalu banyak. Bila terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan pada pencapaian target kurikulum.


Aspek- Aspek Materi Pembelajaran


  • Aspek Kognitif,

aspek afektif atau aspek psikomotor, karena saat telah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu dipakai dalam menentukan cakupan pembelajaran yang menyangkut keluasan serta kedalaman materi.


  • Aspek Kognitif,

Aspek afektif atau aspek psikomotor, karena saat telah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu dipakai dalam menentukan cakupan pembelajaran yang menyangkut keluasan serta kedalaman materi.


  • Kecakupan atau Memadainya

Cakupan materi juga harus diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang sudah ditentukan.  Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit atau sudah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.


Hasil Belajar dari Pembelajaran

Secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Berikut uraian dari kaitan antara hasil pembelajaran yang sangat diharapkan sekali oleh semua masyarakat belajar khususnya peserta didik.


  • Hasil Belajar

Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan 6 tingkatan yaitu : 1) Pengetahuan, 2) Pemahaman, 3) Pengertian, 4) Aplikasi, 5) Analisa 6) Sintesa, 7) Evaluasi.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks yang bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.


  • Motivasi Menuju Hasil Proses Pembelajaran

Pengaruh motivasi di sini adalah motivasi baik intern maupun ekstern terhadap hasil belajar yang dimaksud, menurut Hilgard, motif merupakan tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku (I.L Pasaribu, 1988:46). Sedangkan McClelland (1953) yang dikutip oleh Max Darsono (1989:99) menyataan bahwa motif adalah suatu “energizer” (sumber tenaga, penggerak) suatu konsep yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas organism.


demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Pengertian Materi Pembelajaran : Hakikat, Proses, Perkembangan, Jenis, Prinsip, Aspek, Hasil, Landasan Konsep, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.

Posting pada SD