Pengertian Sungai
Sungai adalah perairan umum yang airnya mengalir terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air permukaan yang diakhiri bermuara ke laut. Sungai sebagai perairan umum yang berlokasi di darat dan merupakan suatu ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem-sistem terestrial dan lentik.
Ciri-ciri umum daerah aliran sungai adalah semakin ke hulu daerahnya pada umumnya mempunyai tofograpi makin bergelombang sampai bergunung-gunung. Sungai adalah lingkungan alam yang banyak dihuni oleh organisme. Zonasi pada habitat air mengalir adalah mengarah ke longitudinal, yang menunjukkan bahwa tingkat yang lebih atas berada di bagian hulu dan kemudian mengarah ke hilir.
Pada habitat air mengalir ini, perubahan-perubahan yang terjadi akan lebih nampak pada bagian atas dari aliran air karena adanya kemiringan, volume air atau komposisi kimia yang berubah. secara umum zonasi habitat air mengalir, yaitu: Arus mempunyai arti penting untuk pergerakan ikan. Arus yang searah dari hulu sangat penting untuk pergerakan ikan atau bahkan menyebabkakn ikan-ikan bergerak aktif melawann arus, kea rah muara pergerakan ikan dapat berlangsung dengan pasif maupun mengapung
Klasifikasi Sungai
Sungai adalah bagian dari permukaan bumi sebagai tempat air tawar mengalir. Sungai terbentuk secara alami. Pada bagian kiri dan kanan dibatasi oleh tanggul. Sungai bermuara ke rawa, danau, sungai lain, dan akhirnya ke laut. Daerah tempat sumber air sungai mengalir disebut juga daerah hulu sungai. Berdasarkan ciri yang tampak, aliran sebuah sungai terbagi atas tiga bagian. Yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir atau muara.
Hulu Sungai
Adapun ciri-ciri bagian hulu sungai adalah sebagai berikut :
- Arus sungai deras.
- Arus erosi ke dasar sungai besar (erosi vetikal).
- Lembah sungai curam.
- Lembah sungai berbentuk V.
- Tidak terjadi pengendapan hasil erosi.
- Banyak ditemukan air terjun.
Tengah Sungai
Adapun ciri-ciri bagian tengah sungai adalah sebagai berikut.
- Jarang dijumpai air terjun.
- Kecepatan aliran sungai mulai berkurang.
- Mulai terjadi proses pengendapan material yang dibawa oleh air sungai.
- Selain terjadi erosi ke bawah juga terjadi erosi ke samping (erosi horizontal)
Hilir atau Muara
Adapun ciri-ciri bagian hilir atau muara sungai adalah sebagai berikut.
- Kecepatan sungai mulai lambat.
- Proses pengendapan sangat intensif.
Dibagian muara sungai sering disebut delta
Macam Jenis Sungai Berdasarkan Kekekalan Airnya
Berdasarkan kekekalan airnya, sungai dibagi menjadi dua yaitu sungai episodik dan sungai periodik.
-
Sungai Episodik
Sungai episodik adalah sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan debit air yang stabil. Jenis sungai ini cocok digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik.
-
Sungai Periodik
Sungai periodik adalah sungai yang debit airnya tinggi pada musim hujan dan rendah pada musim kemarau.
Karakteristik Sungai
Karakteristik sungai memberikan gambaran atas profil sungai, pola aliran sungai dan genetis sungai, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut;
-
Profil Sungai
Berdasarkan perkembangan profil sungai (Lobeck, 1939; Pannekoek, 1957 dan Sandy, 1985), dalam proses pengembangnnya mengalami tiga taraf yaitu: Periode muda, terdapat di daerah hulu sungai, yang mempunyai ketinggian relief yang cukup besar. Ciri spesifiknya terdapatnya sayatan sungai yang dalam, disebabkan oleh penorehan air yang kuat dari air yang mengalir cepat dan daya angku yang besar.
Erosi tegak sering dijumpai, sehingga lebah curam berbentuk huruf (V) sering juga ditemukan. Contoh yang jelas di hulu Sungai Cipeles sekitar Cadas Pangeran. Periode dewasa, dijumpai di bagian tengah sungai, yang dicirikan dengan pengurangan kecepatan aliran air, karena ketinggian relief yang berkurang
-
Pola Aliran
Cotton (1949), menyatakan bahwa letak, bentuk dan arah aliran sungai, dipengaruhi ntara lain oleh lereng dan ketinggian, perbedaan erosi, struktur jenis batuan, patahan dan ipatan, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan bentuk genetik dan pola ungai. ola sungai adalah kumpulan dari sungai yang mempunyai bentuk yang sama, yang apat menggambarkan keadaan profil dan genetik sungainya (Lobeck, 1939; Katili (1950), an Sandy, 1985).
-
Genetik Sungai
Menurut Lobeck (1939), klasifikasi genetik sungai dibedakan menjadi empat yaitu:
- Sungai konsekwen, yaitu sungai yang bagian tubuhnya mengalir mengikuti kemiringan lapisan batuan yang dilaluinya. Atau sungai yang alirannya searah dengan lereng. Contoh S. Cipanas, Sungai Cacaban.
- Sungai Subsekwen, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan batuan yang lunak, dan biasanya merupakan sungai yang tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
- Sungai Obsekwen, adalah sungai yang mengalir berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan, atau sungai yang mengalir dan berlawanan dengan sungai konsekwen.
- Sungai antiseden, sungai yang mengalir melalui patahan, dengan adanya teras,
- Sungai inkonsekuen, sungai yang arah alirannya tidak teratur.
- Sungai resekuen, yaitu anak sungai subsekuen yang arah alirannya sejajar dengan sungai konsekuen.
-
Tata Nama Sungai
Sandy (1985), membedakan nama bagian sungai menjadi empat yaitu :
- nduk sungai, yang merupakan tumbuh sungai terpajang dan lebar mulai dari hulu sungai sampai ke hilir sungai
- anak sungai adalah cabang-cabang sungai yang menyatu dengan induk sungai,
- alur anak cabang sungai, adalah cabang-cabang sungai yang menyatu dengan anak sungai, dan
- alur mati (creek), adalah alur-alur di bagian teratas yang kadang kala berair apabila hujan, dan pada waktu tidak ada hujan maka akan kering.
Proses yang Terjadi Disungai
-
Sedimentasi
Bagian dari zat terlarut diadsorbsi pada partikel tersuspensi yang dapat mengendap pada dasar sungai, konstanta kecepatan reaksi tergantung dari kedalaman sungai
-
Resuspensi
Adalah kebalikan dari proses sedimentasi, yaitu partikel terendap terlarut kembali.
-
Difusi
Difusi material pada dasar sedimen adalah penting untuk oksigen terlarut, oksigen dapat dikonsumsi oleh benthic dan reaksi kimia benthic, maka konsumsi oksigen oleh benthic biasanya diasumsi konstan.
Struktur Sungai
Menurut Forman dan Gordon (1983), morfologi pada hakekatnya merupakan bentuk luar, yang secara rinci digambarkan sebagai berikut;
Lebih jauh Forman (1983), menyebutkan bahwa bagian dari bentuk luar sungai secara rinci dapat dipelajari melalui bagian-bagian dari sungai, yang sering disebut dengan istilah struktur sungai. Struktur sungai dapat dilihat dari tepian aliran sungai (tanggul sungai), alur sungai, bantaran sungai dan tebing sungai, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut:
-
Alur dan Tanggul Sungai
Alur sungai (Forman & Gordon, 1983; dan Let, 1985), adalah bagian dari muka bumi yang selalu berisi air yang mengalir yang bersumber dari aliran limpasan, aliran sub surface run-off, mata air dan air bawah tanah (base flow). Lebih jauh Sandy (1985) menyatakan bahwa alur sungai dibatasi oleh bantuan keras, dan berfungsi sebagai tanggul sungai.
-
Dasar dan Gradien Sungai
Forman dan Gordon (1983), menyebutkan bahwa dasar sungai sangat bervariasi, dan sering mencerminkan batuan dasar yang keras. Jarang ditemukan bagian yang rata, kadangkala bentuknya bergelombang, landai atau dari bentuk keduanya; sering terendapkan matrial yang terbawa oleh aliran sungai (endapan lumpur). Tebal tipisnya dasar sungai sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.
-
Bantaran Sungai
Forman dan Gordon (1983) menyebutkan bahwa bantaran sungai merupakan bagian dari struktur sungai yang sangat rawan. Terletak antara badan sungai dengan tanggul sungai, mulai dari tebing sungai hingga bagian yang datar. Peranan fungsinya cukup efektif sebagai penyaring (filter) nutrien, menghambat aliran permukaan dan pengendali besaran laju erosi. Bantaran sungai merupakan habitat tetumbuhan yang spesifik (vegetasi riparian), yaitu tetumbuhan yang komunitasnya tertentu mampu mengendalikan air pada saat musim penghujan dan kemarau.
-
Tebing sungai
Bentang alam yang menghubungkan antara dasar sungai dengan tanggul sungai disebut dengan “tebing sungai”. Tebing sungai umumnya membentuk lereng atau sudut lereng, yang sangat tergantung dari bentuk medannya. Semakin terjal akan semakin besar sudut lereng yang terbentuk. Tebing sungai merupakan habitat dari komunitas vegetasi riparian, kadangkala sangat rawan longsor karena batuan dasarnya sering berbentuk cadas.
Sungai Terdalam
Sungai Siak yang terletak di Pekanbaru adalah sungai terdalam di Indonesia. Kedalamannya pernah mencapai 30 meter. Tetapi karena pendangkalan, kini kedalamannya hanya sekitar 18 meter saja. Pada masanya, Sungai Siak merupakan jalur yang dilintasi oleh kapal-kapal besar seperti tanker serta peti kemas. Dulu sungai ini berfungsi sebagai alur perdagangan dari Sumatera menuju pelabuhan antar bangsa di Melaka.
-
Lokasi
Jarak tempuh Pekanbaru – Siak membutuhkan waktu tempuh 2 jam berkendara. Lokasi sungai ini berdekatan dengan Selat Melaka dan negara tetangga.
Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Sungai Terdalam di Dinonesia : Pengertian, Klasifikasi, Macam, Jenis, Karakteristik, Struktur, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.