Sel Darah

Diposting pada
Sel Darah

Pengertian Sel Darah

Sel darah adalah seluruh sel dalam semua bentuk yang secara normal ditemukan dalam darah. Sel darah termasuk unsur-unsur padat yang ada dalam plasma darah serta merupakan komponen penting dalam darah.

Pada mamalia, sel-sel darah dibagi menjadi 3 kategori yaitu :

  • Sel darah merah, berfungsi untuk mengangkut oksigen.
  • Sel darah putih, menghasilkan antibodi guna melawan infeksi.
  • Keping darah, yang sebenarnya adalah fragmen dari sel sumsum tulang yang dikenal dengan nama megakariosit serta berperan penting dalam koagulasi darah.

Fungsi Sel Darah

  • Mengedarkan sari-sari makanan ke semua tubuh.
  • Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke semua tubuh.
  • Mengangkut karbondioksida ke paru-paru.
  • Mengedarkan hormone guna membantu proses fisiologis.
  • Mencegah pendarahan.
  • Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit.

Jenis-jenis Sel Darah


  • Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit berasal dari kata Erythros yang artinya merah dan kytos yang artinya ruang sel. Eritrosit adalah bagian utama dari darah, selnya kompleks, membrannya terdiri dari lipid serta protein. Pada dasarnya Eritrosit adalah sebuah kantung yang mengangkut O2 dan CO2 (dalam tingkat rendah ) di dalam darah. Jumlahnya pada pria dewasa sekitar  5 juta/cc serta pada wanita dewasa sekitar 4,5 juta/cc. Sel darah merah tidak mempunyai nucleus, organel, atau ribosom, namun dipenuhi hemoglobin. Bentuknya bikonkaf, berdiameter sekitar 7,5 µm serta tebal 2 µm.

Tapi bisa berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang dilewatinya serta berwarna merah dikarenakan hemoglobin(Hb). Hemoglobin adalah protein yang berperan paling besar dalam transport oksigen ke jaringan serta karbondioksida ke paru-paru. Karena tidak bisa mengganti komponen-komponennya, sel darah merah mempunyai usia yang terbatas yakni sekitar 120 hari. Sesudah itu akan dihancurkan di hati. Fungsi utamanya ialah sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan.


  • Leukosit (Sel Darah Putih)

Leukosit berasal dari kata leukos yang artinya putih dan kytos yang artinya ruang sel. Leukosit berinti, bahkan pada basofil, netrofil, serta eosinofil intinya lebih dari 1 lobus sehingga disebut polimorfphonuclear (PMN), sementara monosit dan limfosit berinti satu lobus. Pada orang dewasa ada 5000- 10000/cc.

Leukosit bersifat fagosit (pemakan) yaitu memakan semua benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh lalu menghancurkan sel abnormal yang muncul di tubuh serta membersihkan debris sel.

Ada 5 jenis sel darah putih yakni :

  • Neutrofil

Mempunyai inti berukuran sekitar 8 mikron, bersifat fagosit dengan cara masuk kejaringan yang terinfeksi, aktif selama 6-20 jam serta berperan khusus guna memakan bakteri dan debris.

  • Eosinofil

Mempunyai inti bersifat fagosit lemah. Berbentuk hampir mirip bola Berukuran sekitar 9 mikron, berperan khusus dalam menyerang cacing parasitik serta reaksi alergi.

  • Basofil

Bentuknya bulat serta meninggalkan sistem sirkulasi lalu terakulmulasi dalam cairan interstitial pada tempat infeksi dan melepas toksin yang membunuh mikroorganisme parasit. Mengeluarkan 2 zat kimia, histamine (respon alergi serta heparin) dan membantu membersihkan partikel lemak dari darah).

Baca Juga :  Cara Kerja Enzim

  • Monosit

Berinti satu berbentuk kepal kuda atau ginjal dengan ukuran diameter 12-20 mikron, bersifat fagosit sesudah keluar dari tubuh, lalu berdiam di jaringan serta membesar untuk menjadi fagosit jaringan yang dikenal sebagai makrofag.

  • Limfosit

Berbentuk mirip bola dengan ukuran diameter 6-14 mikron, dibentuk di sumsum tulang (janin di hati), tak bisa bergerak, berinti satu, membentuk pertahanan tubuh pada invasi bakteri, virus serta sasaran lain yang sudah diatur untuknya, pertahanannya dalam bentuk antibodi serta respon imun seluler.


  • Trombosit (Keping Darah)

Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar yang terdapat di sumsum tulang. Trombosit berperan penting dalam hemostatis yaitu penghentian pendarahan (pembekuan darah) dari pembuluh yang cidera. Trombosit disebut sel darah pembeku, jumlahnya pada orang dewasa adalah sekitar 200.000-500.000/cc. Berbentuk bulat, bulat lonjong ,spindle serta cakram. Di dalam trombosit ada banyak sekali faktor pembekuan (hemostasis), diantaranya ialah faktor VIII (antiheamophillic factor). Berfungsi guna menyembuhkan daerah yang terinfeksi serta mengalami peradangan serius. Umumnya Umurnya sekitar 5-9 hari.


Proses Pembentukan Sel Darah

Hemopoesis atau Hematopoiesis adalah sebutan untuk proses pembentukan darah. Tempat terjadinya hemopoesis pada manusia berpindah pindah sesuai dengan berkembangnya tubuh. Ketika masih berbentuk janin umur 0-2 bulan dalam kandungan, pembentukannya terjadi di kantung kuning telur, janin umur 2-7 bulan membentuknya di hati atau limpa serta janin umur 5-9 bulan sudah membuat sel darahnya dari sumsum tulang. Pada bayi, pembentukannya terjadi di sumsum tulang, sementara ketika dewasa, terjadi di tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum serta pelvis ujung proksimal femur.


Gangguan Sel Darah


  • Anemia

Gangguan yang disebabkan kurangnya jumlah sel darah merah serta kurangnya jumlah hemoglobin yang ada di dalamnya. Cukup banyak jenis anemia, salah satunya adalah anemia pernisiosa.


  • Polycythemia

Kondisi yang disebabkan naiknya tingkat sel-sel darah merah yang bersirkulasi dalam aliran darah. Orang-orang dengan polycythemia memiliki peningkatan pada hematocrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah diatas batasan normal.


  • Leukimia

Salah satu kanker jenis sel darah putih yang terjadi di sumsum tulang. Leukemia terjadi pada penderita yang ditemukan banyak sekali sel darah putihnya. Jumlahnya yang meningkat bisa mengganggu fungsi normal sel lainnya.


  • Leukopenia

Keadaan dimana berkurangnya sel darah putih di dalam darah, biasanya dikarenakan menurunnya produksi sel darah merah di dalam sumsum tulang sampai menurunnya kekebalan tubuh. Penyakit tersebut bisa disebabkan oleh radiasi sinar gamma, obat-obatan serta bahan kimia yang mengandung inti benzena.


  • Thrombocytopenia

Penyakit kelainan autoimun yang berdampak pada trombosit atau platelet. Kondisi tersebut bisa menyebabkan mudah mengalami memar atau berdarah, serta terjadi secara berlebihan. Pendarahan yang terjadi dikarenakan tingkat trombosit yang rendah.


Definisi Sel Darah Merah

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.

Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.

Baca Juga :  Sistem Percernaan Ruminansia

  • 2 Hb2+ 4 O2 ==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin)

Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan oksigen oleh Hb.

  • 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2

Kandungan hemoglobin inilah yang membuat darah berwarna merah. Amatilah Gambar 5.2 untuk mengenal struktur hemoglobin.

sel darah merah


Struktur Eritrosit

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap.

Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 – 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

darah merah


Fisiologi Eritrosit

Sel darah merah atau lebih dikenal sebagai eritrosit memiliki fungsi utama untuk mengangkut hemoglobin, dan seterusnya membawa oksigen dari paru-paru menuju jaringan. Jika hemoglobin ini bebas dalam plasma, kurang lebih 3 persennya bocor melalui membran kapiler masuk ke dalam ruang jaringan atau melalui membran glomerolus pada ginjal terus masuk dalam saringan glomerolus setiap kali darah melewati kapiler.

Oleh karena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah, maka ia harus tetap berada dalam sel darah merah. Dalam minggu-minggu pertama kehidupan embrio, sel-sel darah merah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac. Selama pertengahan trimester masa gestasi, hepar dianggap sebagai organ utama untuk memproduksi eritrosit, walaupun terdapat juga eritrosit dalam jumlah cukup banyak dalam limpa dan limfonodus. Lalu selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir, sel-sel darah merah hanya diproduksi sumsum tulang.


Pembentukan Eritrosit

Eritrosit (sel darah merah) dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulang semakin turun.

Sel pembentuk eritrosit adalah hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.

Baca Juga :  Pankreas

Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka memar.


Masa Hidup Eritrosit

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.


Metabolisme Sel Darah Merah


  • Jalan Embden-Meyerhof

Eritrosit tidak mempunyai  mitokondria  atau organel lainnya dan juga metabolisme di dalam sitoplasmanya sangat berkurang. Yang diperlukan untuk fungsinya tentu saja adalah penambahanglukosa yang dipecahkan melalui glikolisis menjadi laktat. Untuk setiap molekul glukosa yang digunakan, dihasilkan dua molekul ATP dan dengan demikian dua ikatan fostat berenergi tinggi. ATP ini menyediakan energi untuk pemeliharaan volume, bentuk dan kelenturan (flexibility) sel darah merah. ATP juga berfungsi menyediakan energi bagi Na+/K+ -ATPase, yang menjaga lingkungan ion di dalam eritrosit, dan ini memakai satu molekul ATP untuk menggerakkan tiga ion natrium


Jalan Hkesosa Monofosfat (Pentosa Fosfat)

Kira-kira 5% glikolisis terjadi dengan cara oksidatif ini di mana glukosa 6-fosfat dikonversi menjadi 6-fosfoflukonat dan terus menjadi ribulosa 5-fosfat. NADPH dihasilkan dan berikatan dengan glutation (GSH) yang menjaga keutuhan gugus sulfidril (-SH) dalam sel termasuk yang di dalam hemoglobin dan membran sel darah merah.

NADPH yang digunakan oleh methemoglobin reduktase lainnya memelihara besi hemoglobin dalam keadaan Fe2+ yang fungsional aktif. Selain itu dengan adanya O2 selalu terbentuk peroksida yang sangat reaktif, yang juga harus dimusnahkan. Hal ini terjadi secara enzimatik dengan bantuan glutation (GSH). Tripeptida (-Glu-Cys-Gly) yang atipikal ini membawa satu gugus


Penghancuran Eritrosit

Ini terjadi setelah umur rata-rata 120 hari ketika sel dipindahkan ke ekstravaskular oleh makrofag system retikuloendotelial (RE), teristimewa dalam sumsum tulang tetapi juga dalam hati dan limpa. Mebabolisme sel darah merah perlahan-lahan memburuk karena enzim tidak diganti, sampai sel menjadi tidak mampu (non-viable), tetapi alasan yang tepat mengapa sel darah merah mati tidak jelas. Sel darah merah pecah membebaskan besi untuk sirkulasi melalui transferin plasma ke eritroblas sumsum, dan protoporfirin yang dipecah menjadi bilirubin. Bilirubin beredar ke hati dimana ia dikonjugasikan dengan glukoronida yang dieksresi ke dalam usus melalui empedu dan dikonversi menjadi sterkobilinogen dan sterkobilin (diekskresi dalam  feses).

Sterkobilinogen dan sterkobilin sebagaian diserap kembali (reabsorpsi) dan diekskresi dalam urin sebagai urobilinogen dan urobilin. Fraksi kecil protoporfirin dikonversi menjadi karbon monoksida (CO) dan diekskresi melalui paru-paru. Rantai globin dipecah menjadi asam amino yang dipakai kembali (reutilisasi) untuk sintesis protein umum dalam tubuh. Hemolisis intravaskular (pemecahan sel darah merah di dalam pembuluh darah) memainkan peranan sedikit atau tidak sama sekali pada penghancuran sel darah merah.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id tentang Sel Darah : Pengertian, Fungsi, Jenis, Proses Pembentukan, Gangguan, Definisi, Struktur, Fisiologi, Pembentukan, Masa Hidup, Metabolisme, Penghancur,  semoga bermanfaat

Posting pada SD