Pengertian VOC
VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) merupakan kongsi dagang yang berasal dari Negara Belanda yang memonopoli aktivitas perdagangan serta intervensi aktivitas politik di wilayah nusantara dan juga Asia. VOC ini didirikan pada tahun 1602.
Dengan segala kelicikannya, VOC dapat mempengaruhi keputusan-keuputusan politik dimana ia pun berada. Untuk memperkuat posisinya di dunia timur dinusntara, VOC telah membuat persekutuan dagang bersama. Sehingga pada saat itu eksistensi mereka di bumi nusantara begitu kokoh dan sulit dijatuhkan. Mereka seperti membentuk pemerintahan negara di dalam suatu negara.
Penyebab Didirikannya VOC:
- mengatasi persaingan tidak sehat
- sekaligus mematahkan dominasi Portugis
VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien. Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalnya VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.
Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di perkebunan pala.
Kemaharajaan VOC
Dalam upaya memperlancar aktivitas organisasi, VOC pada tahun 1610 memutuskan untuk membentuk jabatan Gubernur Jendral yang pada waktu itu berkedudukan di Maluku. Pieter Both sebagai orang pertama yang menduduki posisi itu.
Tindakan VOC dengan adanya hak octroi sangat merugikan bangsa Indonesia. Hak octroi seolah ijin usaha kepanjangan tangan pemerintah Belanda, bahkan bisa dikatakan VOC sebagai sebuah ‘negara dalam negara’.
Hak Istimewa VOC
VOC memiliki hak-hak istimewa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret 1602, meliputi:
- Hak monopoli untuk berdagang dan berlayar di wilayah sebelah timur Tanjung Harapan dan sebelah barat Selat Magelhaens serta menguasai perdagangan untuk kepentingan sendiri
- Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga dapat bertindak layaknya suatu negara untuk:
- memelihara angkatan perang
- memaklumkan perang dan mengadakan perdamaian
- merebut dan menduduki daerah-daerah asing di luar Negeri Belanda
- memerintah daerah-daerah tersebut
- menetapkan/mengeluarkan mata-uang sendiri
- memungut pajak.
Kebijakan VOC
Kebijakan-kebijakan VOC selama berkuasa di Indonesia sejak tahun 1602 – 1799 antara lain dapat dirangkum sebagai berikut :
- Menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli perdagangan.
- Melaksanakan politik devide et impera( memecah dan menguasai ) dalam rangka untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
- Untuk memperkuat kedudukannya dirasa perlu mengangkat seorang pegawai yang disebut Gubernur Jendral.
- Melaksnakan sepenuhnya Hak Octroiyang ditawarkan pemerintah Belanda.
- Membangun pangkalan / markas VOC yang semula di Banten dan Ambon, dipindah dipusatkan di Jayakarta ( Batavia).
- Melaksanakan pelayaran Hongi ( Hongi tochten).
- Adanya Hak Ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang melebihi ketentuan.
- Adanya verplichte leverantien( penyerahan wajib ) dan Prianger Stelsel ( system Priangan )
- Prianger Stelsel( system Priangan , penyerahan wajib) dimulai tahun 1723 Masyarakat di Priangan dikenai aturan wajib kerja menanam kopi dan menyerahkan hasilnya kepada kompeni. Wajib kerja ini sama dengan kerja paksa / rodi, rakyat tanpa diberi upah, menderita dan miskin
Sejarah VOC
Latar belakang Pendirian sejarah VOC belanda ini diawali oleh perjalanan pelayaran Vasco da Gama pada tahun 1497-1498 dari Eropa yang berhasil sampai India melewati Tanjung Harapan di ujung Selatan afrika. Inovasi perjalanan melalui sebuah jalur laut ini akan ditujukan untuk dapat mneghindari persaingan dengan pedagang Timur Tengah dalam perjalanan ke Kawasan Asia yang ini sering biasanya akan ditempuh Melalui jalur darat dan juga memiliki resiko yang sangat berbahaya.
Pada awal mulanya perjalanan bangsa Eropa dan belanda ke kawasan Asia Timur termasuk ke wilayah nusantara untuk melakukan suatu perdagangan, tetapi pada kurun waktu yang berjalan tujuan berdagang telah bergeser serta ditambah dengan pekerjaan politik dan usaha kolonisasi. pada satt itu Belanda memang mempunyai tujuan untuk bisa melakukan kolonisasi dengan latar belakang perdagangan sehingaa ini merupakan titik awal adanya kolonialisasi di Indonesia yang terjadi.
Pada abad 16 usaha perdagangan rempah-rempah telah didominasi oleh Portugis dan juga Lisbon akan dijadikan sebagai pelabuhan utama perdagangan. Sebelum terjadinya revolusi di Belanda distributor rempah-rempah di kawasan Eropa yang berada di kota Antwrep, namun setelah tahun 1591 Portugis ini melakukan kerjasama dengan firma-firma dari negara jerman, Italia, dan juga spanyol dan akan menggunakan Pelabuhan Hamburg sebagai tempat distribusi barang dagang dari kawasan Asia.
Hal ini akan mengakibatkan jalur perdagangan berpindah tidak melalui Belanda,akan tetapi sistem perdagangan yang dilakukan Portugis ini tidak akan efisien dan sering terjadi ketidakseimbangan antara Permintaan dan Penawaran. Pada saat terjadi ketidak seimbangan harga barang dagang ini sangat meninggi.
Nama-Nama Anggota VOC
- 1614-1615 Gerard Reynst
- 1616-1619 Laurens Reaal
- 1619-1623 Jan Pieterszoon Coen
- 1623-1627 Pieter Carpentier
- 1627-1629 Jan Pieterszoon Coen
- 1629-1632 Jacques Specx
- 1632-1636 Hendrik Brouwer
- 1636-1645 Antonio van Diemen
- 1645-1650 Cornelis van der Lijn
- 1650-1653 Carel Reyniersz
- 1653-1678 Joan Maetsuycker
- 1678-1681 Rijcklof van Goens
- 1681-1684 Cornelis Speelman
- 1684-1691 Johannes Camphuys
- 1691-1704 Willem van Outhoorn
- 1704-1709 Joan van Hoorn
- 1709-1713 Abraham van Riebeeck
- 1713-1718 Christoffel van Swoll
- 1718-1725 Hendrick Zwaardecroon
- 1725-1729 Mattheus de Haan
- 1729-1731 Diederik Durven
- 1732-1735 Dirk van Cloon
- 1735-1737 Abraham Patras
- 1737-1741 Adriaan Valckenier
- 1741-1743 Johannes Thedens (waarnemend)
- 1743-1750 Gustaaf Willem Baron van Imhoff
- 1750-1761 Jacob Mossel
- 1761-1775 Petrus Albertus van der Parra
- 1775-1777 Jeremias van Riemsdijk
- 1777-1780 Reinier de Klerk
- 1780-1796 Willem Arnold Alting
Tujuan Berdirinya VOC
-
Monopoli
Sangat jelas bahwa berdirinya VOC mempunyai suatu tujuan untuk melakukan monopoli perdagangan. Hal ini samgat jelas dari tujuan utama belanda melakukan pelayaran menemukan jalur perdagangan langsung ke indonesia dan juga menempatkan perdagangan sebagai latar belakang utama. Pada nyatanya VOC yang telah berdiri dengan berbagai hak istimewa ini berujung melakukan monopoli pedagangan dalam produk rempah – rempah yang telah dihasilkan di wilayah indoensia.
-
Mengurangi Persiangan
VOC yang berbentuk persekutuan dagang merupakan sebuah gabungan dari pedagang beberapa negara eropa sehingga dengan adanya gabungan ini akan dominasi perdagangan bersatu dalam VOC sehingga tidak ada pesaing lain lebih eksis.
-
Membantu pendanaan
VOC dapat melakukan monopoli terhadap penjualan hasil rempah – rempah yang saat itu merupakan komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dapat menerbitkan pembantuan pendanaan pada Belanda dari hasil kerjanya.
-
Menguasai Kerajaan Indonesia
Tujuan yang selanjutnya yakni menguasai kerajaan di Indonesia hal ini akan menjadi tujuan yang sangat strategik ini dikarenakan penguasaan kerajaan berarti bisa mendapatkan perizinan untuk dapat melakukan kegiatan perdagangan hasil tanaman di wilayah kerajaan tersebut.
-
Menguasai Pelabuhan Penting
VOC mempunyai tujuan untuk dapat menguasai pelabuhan hal ini yang dimaksudkan untuk bisa mempercepat proses distribusi hasil rempah – rempah dan juga akan memperlancar kegiatan perdagangan.
Kemunduran VOC
- Banyak pegawainya VOC yang korupsi
- VOC terjebak banyak hutang
- Pengeluaran VOC yang semakin besar lalu akibatnya melukakan perang
- Adanya persaingan yang ketat dari pedagang Eropa
- Penggunaan tentara sewaan yang banyak membebani kas VOC dan yang lainnya
VOC ini kemudian diambil alih oleh Belanda (repubik Bataaf maupun Bataafche Republiek). Pada awal pemerintahannya, Belanda ini menghadapi permasalahan yang sangat kacau balau akibat dari sistem VOC yang kurang baik. Selain itu terdapat adanya perang yang berkepanjangan di Eropa, Belanda juga akan ketergantungan terhadap pemasukan berupa impor perak dari VOC yang pada saat itu akan terhambat oleh blokade yang dilakukan pada Inggris di Eropa.
Pembubaran VOC
Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan. Alasannya adalah sebagai berikut:
- Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
- Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa
- Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak
- Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
- Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis
- Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.
Masa Kejayaan VOC
Setelah berpusat di Batavia, VOC melakukan perluasan kekuasaan dengan pendekatan serta campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia antara lain Mataram, Banten, Banjar, Sumatra, Gowa (Makasar) serta Maluku. Akibat hak monopoli yang dimilikinya. VOC memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan permusuhan dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Untuk menghadapi perlawanan bangsa Indonesia VOC meningkatkan kekuatan militernya serta membangun benteng-benteng seperti di Ambon, Makasar, Jayakarta dan lain-lain.
Cara yang dilakukan Belanda memperoleh monopoli perdagangan di Indonesia adalah:
- Melakukan pelayaran hongi untuk memberantas penyelundupan. Tindakan yang dilakukan VOC adalah merampas setiap kapal penduduk yang menjual langsung rempahrempah kepada pedagang asing seperti Inggris, Perancis dan Denmark. Hal ini banyak dijumpai di pelabuhan bebas Makasar.
- Melakukan Ekstirpasi yaitu penebangan tanaman, milik rakyat. Tujuannya adalah mepertahankan agar harga rempah-rempah tidak merosot bila hasil panen berlebihan (over produksi). Ingat hukum ekonomi!
- Perjanjian dengan raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang dibutuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC. Penyerahan wajib disebut Verplichte Leverantien
- Rakyat wajib menyerahkan hasil bumi sebagai pajak, yang disebut dengan istilah Contingenten
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah – rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.
Dalam melaksanakan pemerintahan VOC banyak mempergunakan tenaga Bupati. Sedangkan bangsa Cina dipercaya untuk pemungutan pajak dengan cara menyewakan desa untuk beberapa tahun lamanya.
Keruntuhan VOC
Pada pertengahan abad ke 18 VOC mengalamii kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
- Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
- Banyak pengeluaran untuk biaya peperangan contoh perang melawan Hasanuddin dari Gowa.
- Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak
- Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC kekurangan
- Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
- Perubahan politik di Belanda dengan berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal menganjurkan perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia.
VOC dibubarkan dengan alasan :
- Kesulitan keuangan karena korupsi, banyaknya biaya untuk menggaji pegawai, membayar deviden dan menghadapi peperangan di berbagai daerah.
- Menghadapi persaingan perusahaan dagang asing.
- Berdirinya Republik Bataaf yang menghendaki perdagangan bebas bukan monopoli.
Tujuan VOC
Terkait adanya persaingan antarkongsi Belanda, maka Pemerintahan dan Parlemen Belanda mengusulkan agar antarkongsi Belanda mendirikan sebuah perusahaan dagang yang lebih besar. Pada tanggal 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda yang diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). VOC didirikan di Amsterdam. Adapun tujuannya ialah :
a. Menghindari persaingan yang tidak sehatantara sesame kelompok/kongsi pedangang Belanda yang telah ada.
b. Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi persaingan dengan para pedagang Negara lain.
c. Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.
Perkembangan VOC
Orang-orang VOC mulai menampakkan sifatnya yang congkak, kejam, dan ingin menang sendiri. VOC ingin mengeruk keuntungan sebesar-besarnya melalui monopoli perdagangan. VOC mulai ikut campur dalam berbagai konflik antara penguasa yang satu dengan penguasa yang lain. Beberapa kerajaan di yang Perubahan sikap VOC itu telah menimbulkan kekecewaan bagi rakyat dan penguasa di Indonesia. Perubahan sikap itu terutama sekali terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal VOC yang kedua yaitu Jan Pieterzoon Coen.
Kezaliman VOC
Selama di Indonesia, VOC memlakukan hal – hal seperti berikut :
a. Merebut pasaran produksi pertanian dan memonopoli perdagangan di Indonesia.
b. VOC mendudukin tempat – tempat strategis
c. Melakukan pemaksaan bahkan sampai diperangi apabila ada rakyat Indonesia yang tidak mau bekerja.
d. Melakukan tipu daya agar mendapat keuntungan dan kekuasaan sebesar – besarnya.
e. Ikut campur dalam masalah kekerajaan.
Bentuk Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Keserakahan dan Kezaliman VOC
-
Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa. Pada tahun 1628 menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa. Gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja dan Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan gagal kembali. Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:
a. Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
b. Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
c. Belanda berbuat kasar dalam berdagang
d. Kerajaan Makasar menghadapi VOC
e. Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis. VOC ingin menguasainya.
Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan permintaan kepada Sultan Makasar agar:
a. Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
b. Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
c. Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di Maluku
d. Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa dihindarkan. Sebagai raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan VOC. Ia mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Tahun 1667 VOC berhasil menghasut raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran hebat terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus menandatangani perjanjian Bongaya. Isinya:
a. Makasar harus mengakui monopoli VOC
b. Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
c. Makasar harus membayar seluruh biaya perang
-
Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC merebut Jayakarta (1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa, sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak senang, maka VOC dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri. Tetapi Sultan dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:
a. Banten dikuasai VOC
b. VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
c. Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
d. Biaya perang harus ditanggung Banten
3. Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata melakukan perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker, tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II
Perlawanan Untung Suropati
Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya diperlakukan sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata. Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan Sunan Amangkurat III(Sunan Mas)
Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Sejarah VOC : Pengertian, Kebijakan, Sejarah, Nama Anggota, Tujuan, Kemunduran, Pembubaran, Masa Kejayaan, Keruntuhan, Perkembangan, Kezaliman, Hak Istimewa, Kemaharajaan, Penyebab, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya