Pengertian Penduduk
Para ahli membedakan antara ilmu kependudukan (demografi) dengan studi-studi tentang kependudukan (population studies). Demografi berasal dari bahasa Yunani demos: penduduk dan Grafien: tulisan atau dapat diartikan tulisan tentang kependudukan adalah studi ilmiah tentang jumlah, persebaran dan komposisi kependudukan serta bagaimana ketiga faktor tersebut berubah dari waktu ke waktu. Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif.
Demografi yang bersifat kuantitatif (kadang-kadang disebut Formal Demography – Demography Formal) lebih banyak menggunakan hitungan-hitungan statistik dan matematik. Tetapi Demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek-aspek kependudukan secara deskriptif analitik. Sedangkan studi-studi kependudukan mempelajari secara sistematis perkembangan, fenomena dan masalah-masalah penduduk dalam kaitannya dengan situasi sosial di sekitarnya.
Tujuan dan Kegunaan Ilmu Kependudukan
Dalam mempelajari demografi tiga komponen terpenting yang perlu selalu kita perhatikan adalah cacah kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan migrasi. Sedangkan dua faktor penunjang lainnya yang penting ialah mobilitas sosial dan tingkat perkawinan. Ketiga komponen pokok dan dua faktor penunjang kemudian digunakan sebagai variabel (pengubah) yang dapat menerangkan hal ihwal tentang jumlah dan distribusi penduduk pada tempat tertentu, tentang pertumbuhan masa lampau dan persebarannya.
Tentang hubungan antara perkembangan penduduk dengan berbagai variabel (perubah) sosial, dan tentang prediksi pertumbuhan penduduk di masa mendatang dan berbagai kemungkinan akibat-akibatnya. Berbagai macam informasi tentang kependudukan sangat berguna bagi berbagai pihak di dalam masyarakat.
Bagi pemerintah informasi tentang kependudukan sangat membantu di dalam menyusun perencanaan baik untuk pendidikan, perpajakan, kesejahteraan, pertanian, pembuatan jalan-jalan atau bidang-bidang lainnya. Bagi sektor swasta informasi tentang kependudukan juga tidak kalah pentingnya. Para pengusaha industri dapat menggunakan informasi tentang kependudukan untuk perencanaan produksi dan pemasaran.
Teori Kependudukan
- Teori Sosial
- Teori Natural
- Teori Transisi Demografi
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di dunia selalu menunjukkan angka yang positif. Artinya tingkat penduduk yang lahir (natalitas) lebih banyak daripada angka penduduk yang mati (mortalitas) dan juga jumlah penduduk dalam tingkat migrasi lebih mengarah pada angka dimana penduduk pendatang lebih banyak daripada penduduk yang pergi terutama di daerah perkotaan.
Pertumbuhan yang sangat besar ini menjadikan momok tersendiri bagi masyarakat penghuni dunia dengan segala resiko dari segi perekonomian maupun wilayah yang masih tersedia di bumi. Terlebih dengan meningkatnya layanan kesehatan dan perkembangan teknologi di bidang kesehatan maupun layanan masyarakat saat ini, menjadikan salah satu indikator menurunnya tingkat kematian (mortalitas) jika dibandingkan dengan beberapa dekade silam, terutama saat-saat setelah perang dingin.
Sejarah Sensus Penduduk
Sensus Penduduk (Cacah Jiwa) pertama kali dilakukan di Babilonia 4000 th SM, di Mesir 2500 BC, di Cina 3000 BC, di Italia, Sisilia, dan Spanyol abad ke – 16 & 17. Tujuan sensus saat itu untuk militer, pemungutan pajak, dan perluasan teritorial kerajaan.
Pengertian Penduduk dan Bukan Penduduk
kata penduduk diartikakan sebagai orang / orang-orang yang menempati / mendiami suatu tempat baik itu berupa kampung, negeri, pulau, dan sebagainya. Selain itu, kita juga perlu melihat definisi dari kata penduduk berdasarkan peraturan yang ada di Indonesia. Setidaknya ada tiga Undang-Undang yang telah mengatur segala hal tentang kependudukan di Indonesia, khususnya dalam hal administrasi kependudukan. Undang-Undang tersebut yaitu Undang-Undang No. 3 tahun 1972 yang mengatur masalah penyebaran penduduk melalui transmigrasi, UU No. 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan, dan UU No. 24 tahun 2013 mengenai perubahan atas UU No. 23 tahun 2006.
Dalam ketiga UU tersebut, pengertian dari kata penduduk tidaklah berubah, senantiasa mengikuti pengertian penduduk dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26 ayat (2). Berdasarkan pasal ini penduduk ialah warga negara Indonesia serta orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Bertempat tinggal yang dimaksudkan terdapat kategori durasi tertentu sampai seseorang bisa disebut sebagai penduduk Indonesia.
Biasanya, kependudukan seseorang didapat dari keturunannya atau tempat dimana dilahirkan. Pengaturan mengenai penduduk ini sebagai contoh dari hubungan antara negara dengan warga negara. Berdasarkan penegrtian penduduk yang telah disebutkan di atas, kita juga bisa mengetahui bahwa penduduk diIndonesia sendiri terbagi menjadi dua, yaitu penduduk sebagai warga negara Indonesia (WNI) dan juga penduduk yang mempunyai status warna negara asing (WNA). Definisi warga negara asing yakni orang yang mempunyai kewarganegaraan asing. Dari definisi penduduk menurut UUD 1945 ini, kita bisa menyimpulkan apa itu arti dari kata “bukan penduduk”. Definisi bukan penduduk tentunya sebagai negasi dari pengertian penduduk.
Penduduk dan Bukan Penduduk Dalam Beberapa Aspek
Mengerti tentang perbedaan antara penduduk dan bukan penduduk bisa menambah khazanah pengetahuan kita dalam hal kependudukan. Dengan memahami perbedaan tersebut, kita bisa mengetahui hak dan kewajiban beserta norma dan aturan yang berlaku bagi mereka yang masuk ke dalam kategori penduduk dan bukan penduduk tersebut. Sekarang ini, banyak orang yang kurang mengetahui orang itu penduduk atau bukan penduduk, terutama di daerah dengan jumlah populasi padat. Padahal, dengan mengetahui orang itu penduduk atau bukan penduduk bisa membantu lingkungan sekitar, terutama dengan hal-hal yang berhubungan dengan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Selain itu, dengan mengetahui orang itu penduduk atau bukan penduduk di lingkungan sekitar kita, hal ini juga bisa membantu dalam mengembangkan sektor perekonomian di daerah kita.
Perbedaan Hak dan Kewajiban antara Penduduk dan Bukan Penduduk
Ada satu lagi ketentuan perundang-undangan yang mengatur mengenai perbedaan penduduk dan bukan penduduk, yakni UU No. 52 tahun 2009 mengenai perkembangan kependudukan, dan pembangunan keluarga. Di dalam UU tersebut, termasuk di dalamnya hak dan kewajiban dari setiap diri penduduk. Berikut ini merupakan contoh dari hak dan kewajiban penduduk Indonesia menurut UU tersebut:
- Berhak memperoleh perlindungan untuk mempertahankan keutuhan, kesejahteraan, serta ketahanan keluarga
- Wajib untuk menghormati hak penduduk lain baik itu dalam kehidupan bermasyarakat ataupun berbangsa dan bernegara.
- Berhak untuk mempunyai, mengganti, mendapatkan, atau mempertahankan status kewarganegaraannya sesuai dengan peraturan yang berada.
Definisi status kewarganegaraan yakni kewarganegaraan yang dimiliki oleh seseorang. hak dan kewajiban di atas pastinya tidak dimiliki oleh mereka yang termasuk dalam kategori bukan penduduk. Salah satu kewajiban bukan penduduk ialah mempunyai izin kunjungan ke negara tujuan atau daerah tujuan. Pastinya bukan penduduk juga harus mengikuti peraturan yang berlaku di negara tujuan dan ketika kita bicara tentang hak yang dimiliki perbedaan penduduk dan bukan penduduk, mereka mempunyai hak terutama yang bersangkutan dengan hak asasi manusia yang diakui oleh Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Perbedaan Lama Waktu Tinggal
Perbedaan yang paling mendasar untuk penduduk dan bukan penduduk yakni lamanya waktu tinggal mereka di suatu negara. apabila kita bicara tentang penduduk dan bukan penduduk di Indonesia, maka mereka yang termasuk dalam penduduk Indonesia itu ialah WNI, yang mana ia mendapat status kewarganegaraannya semenjak kelahiran ataupun melalui proses hukum tertentu. WNA juga bisa menjadi WNI melalui naturalisasi. Definisi naturalisasi yakni proses hukum untuk menjadi warga dari negara tertentu.
Sedangkan untuk penduduk yang bukan WNI, mereka diwajibkan mempunyai ITAS atau Izin Tinggal Terbatas. Penduduk bukan WNI ini wajib membuat ITAS jika visa mereka tidak mencukupi waktu yang mereka inginkan untuk tetap tinggal di Indonesia, dan ITAS mesti diperpanjang setelah setahun. Begitu pun sebaliknya, bukan penduduk Indonesia bisa tinggal di Indonesia untuk waktu yang terbatas dan diwajibkan menggunakan visa kunjungan.
Walaupun mempunyai perbedaan, sejatinya penduduk dan bukan penduduk itu disatukan oleh satu persamaan yang valid, yakni persamaan wilayah tinggal. Penduduk dan bukan penduduk bisa tinggal di satu wilayah yang sama meskipun mungkin ada yang berbeda dalam hal waktu tinggal di daerah tersebut. Menjadi seorang yang bukan penduduk bukan berarti kita boleh terlepas dari kehidupan di daerah sekitar. Tetapi alangkah baiknya apabila kita juga berperan aktif pada kegiatan apapun di lingkungan sekitar kita.
Seperti, ketika menjadi seorang mahasiswa di daerah luar tempat asal, kita bisa membantu masyarakat sekitar kerja bakti di lingkungan, mengajar mengaji, dan juga membantu ibu-ibu PKK atau bisa juga membantu dalam kegiatan yang sifatnya gotong royong. Hal-hal inilah yang nantinya bisa lebih memanusiakan diri kita di dalam kehidupan yang fana ini.
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Perbedaan Pendudukan Dan Bukan : Pengertian, Tujuan, Kegunaan, Pertumbuhan, Sejarah Sensus, Perbedaan Waktu, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.