Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara antara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (1970) dalam Arief S. Sadiman, dkk (2007:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Jadi, media dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca yang berfungsi sebagai perantara komunikasi antara guru dan murid sehingga murid dapat terangsang untuk belajar.
Perkembangan Media
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, alat visual untuk mengkonkretkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal adanya alat audio visual atau Audio Visual Aids (AVA).
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu, media juga berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Teori ini sangat penting dalam penggunaan media untuk kegiatan program-program pembelajaran.
Pada tahun 1960-1965 orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar-mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (Behaviorism Theory) ajaran B. F. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Media instruksional yang terkenal yang dihasilkan teori ini adalah teaching machine dan programed instruction.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai menamakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Peran Media Pendidikan dalam Proses Pembelajaran Matematika
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (lisan belaka)
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra seperti misalnya :
- Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model.
- Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.
- Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau high speed photogaphy.
- Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video atau film bingkai.
- Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
- Penggunaan media pendidikan secara tepat dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :
- Menimbulkan gairah belajar.
- Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
- Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
- Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan sifat, pengalaman, latar belakang yang dimiliki oleh siswa dan guru. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :
- Memberikan perangsang yang sama
- Mempersamakan pengalaman
- Menimbulkan persepsi yang sama
- Membantu siswa dalam memahami objek-objek atau bentuk-bentuk bangun ruang, bentuk grafik dalam pembelajaran matematika.
Mendampingi siswa dalam mengolah materi pelajaran baru atau mengolah kembali materi pelajaran lama. Khususnya pengembangan perangkat lunak untuk komputer (software) yang terdiri atas program studi matematika, memungkinkan siswa belajar mandiri untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan luas.
Pengertian Media Pembelajaran Matematika
Media Pembelajaran Matematika merupakan segala sesuatu yang bisa menyalurkan pengetahuan dari pendidik (sumber informasi) kepada siswa (penerima informasi ) dalam pembelajaran matematika.
Ciri-ciri Media Pembelajaran Matematika
- Penyampaian pesan melalui simbol-simbol visual.
- Sifatnya kongkret, bisa mengatasi batasan ruang dan waktu.
- Bisa memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja serta pada tingkat usia berapa saja.
- Terkandung pesan yang bersifat interpretative.
Fungsi Media Pembelajaran Matematika
-
Fungsi Atensi
Menarik dan mengerahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berhubungan dengan makna visual yang ditampilkan atau yang menyertainya teks materi pelajaran.
-
Fungsi Afektif
Bisa menggugah emosi sikap siswa, contohnya informasi yang mneyangkut masalah sosial datau ras.
-
Fungsi kognitif
Mempelancar pencapaian tujuan untuk memahami serta mengingat informasi atau pesan yang terkandung Pada gambar.
-
Fungsi kompensatoris
Untuk Mengomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan dengan cara verbal.
Manfaat Pembelajaran Matematika
- Memperjelas penyajian pesan dan ionformasi sehingga bisa memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
- Meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga bisa menimbulkan motivsasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya serta kemampuan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemapuannya.
- Mengatasi keterbatasan indera , ruang dan juga waktu.
- Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa, mengenai peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
Contoh Media Pembelajaran Matematika
-
Model bangun (d-r)
Model bangun dimensi ruang yang melalui visualisasi alat peraga berbasis TIK dengan memakai Softwere Power Point pada kelas eksperimen dan OHP dalam kelas kontrol.
-
Alat ukur (meter)
Dengan media manual contohnya penggaris dan busur derajat, siswa belajar untuk memakai alat ukur tersebut misal dalam menghitung panjang dan besar sudut dalam koordinat polar.
-
Alat permainan
Permainan ini merupakan teknik yang bisa memotivasi para siswa, khususnya untuk materi yang berulang-ulang membuat bosan. Permainan mungkin cuma melibatkan satu orang, atau sekelompok siswa. Permainan sering kali mensyarakan siswa untuk memakai keterampilan problem solving atau untuk mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.
-
Skema konsep
Memakai Skema Konsep demikian belajar akan efektif, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada yang terlewat dan hubungan fungsionalnya jelas, selanajutnya dinarasikan dengan gaya bahasa masing-masing. Sehingga pada media pembelajaran matematika diperlukan skema konsep untuk memudahkan siswa dalam belajar matematika.
-
Peragaan rumus
Alat peraga juga bisa dipakai untuk memeragakan rumus yang ada dalam materi matematika. Sehingga bisa memudahkan siswa dalam menghafal, memahami dan mengaplikasikan rumus tersebut.
-
Gambar-diagram
Penyajian gambar dan diagram pada media pembelajaran diperlukan saat sesuai dengan materi. Hal tersebut akan mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika, contohnya diagram pada materi statistika, gambar pada materi bangun ruang.
Jenis Media Pembelajaran Matematika
-
Media Cetak
Media cetak adalah media yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi,dengan memakai media ini pembelajaran akan berjalan dengan mudah karena materi yang akan diajarkan telah tersedia.
-
Media Elektronik
Media yang dipakai dengan bantuan alat-alat elektronik ,contohnya kartulator, OHP, TV, DVD ,VCD dan komputer,.Dalam penggunaan media elekronik biasanya data berformat vidio, gambar, gambar animasi atau sebuah film pendek. Penggunaan media elektronik biasanya dipakai sebagai penekanaan pada materi mata pelajaran yang penting yang harus di mengerti oleh siswa, contohnya dengan memakai video guru dapat menjelaskan bagaimana pengaplikasian rumus intergral pada saat proses terbang pada pesawat. Atau dengan menggunakan MATLAB guru bisa mengajarkan membuat bangun intergral dengan menentukan titik kordinatnya.
-
Media Peta Konsep
Media peta konsep tujuannya untuk membangun pengetahuan siswa dalam belajar secara sistematis, yalmi sebagai teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penguasaan konsep belajar dan pemecahan masalah. Peta konsep adalah media pendidikan yang bisa menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, yaknki dimulai dari inti permasalahan sampai pada bagian pendukung yang memiki hubungan satu dengan lainnya, sehingga bisa membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman sebuah topik pelajaran .
-
Alat Peraga
Alat peraga adalah alat atau peraga yang dipakai untuk memperagakan fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu supaya tampak lebih nyata /kongkrit. Dalam proses pembelajaran alat peraga terbagi menjadi 2 bentuk yakni alat non material dan alat material .Alat non material contohnya perintah,suruhan, larangan serta nasehat,dll,sedangkan alat material contohnya bangun balok, segetiga, prisma, jajar genjang, bola,globe, dll.
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Media Pembelajaran Matematika : Pengertian, Perkembangan, Ciri, Fungsi, Manfaat, Jenis, Peran, Proses, dan Contohnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua.