Pengertian Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan di daerah pantai yang terdiri dari kelompok pepohonan yang dapat hidup dalam lingkungan berkadar garam tinggi. Salah satu ciri tanaman mangrove mempunyai akar yang menyembul ke permukaan. Penampakan mangrove mirip seperto hamparan semak belukar yang memisahkan daratan dengan laut.
Kata mangrove berasal dari bahasa portugis mangue yang artinya tumbuhan, dan dari bahasa inggris grove yang artinya belukar.1
Hutan mangrove merupakan suatu kelompok jenis tumbuhan berkayu yang tumbuh disepanjang garis pantai tropis dan subtropis yang terlindung dan mempunyai semacam bentuk lahan pantai dengan tipe tanah anaerob.
Ciri ciri Hutan Mangrove
- Kurang abrasi tanahnya
- Salinitas tanahnya tinggi
- terjadinya daur penggenangan oleh pasang surut air laut
- Hanya sedikit sekali jenis tumbuhan yang dapat hidup
- Jenis tumbuhan yang bisa tumbuh bersifat khas karena telah melewati proses adaptasi dan juga evolusi
Itulah beberapa ke khasan yang dimiliki oleh ekosistem hutan bakau tersebut. Ekosistem hutan bakau ini adalah ekosistem yang sangat unik. Ekosistem hutan mangrove ini harus dipelihara dan dilestarikan, Hal ini dikarenakan ekosistem hutan mangrove ini sangat berguna dan mengandung fungsi yang banyak.
Bentuk Adaptasi Hutan Mangrove
-
Mengembangkan Akar Tunjang
Pengembangan akar tunjang ini dilakukan pada mangrove Rhizophora spp. Mangrove ini umumnya hidup di zona terluar dari lingkungan hutan mangrove. Pengembangan akar tunjang ini dilakukan untuk dapat bertahan hidup dari derasnya gelombang laut yang menerpa.
-
Menumbuhkan Akar Napas
Penumbuhan akar napas ini dilakukan pada mangrove jenis Avicennia spp dan Sonneratia spp. Akar napas ini muncul dari pekatnya lumpur dan tujuannya untuk mengambil oksigen dari udara .
-
Penggunaan Akar Lutut
Untuk pohon keneka atau Bruguiera spp, bentuk adaptasi yang dilakukan ialah akar lutut atau knee root.
-
Akar Papan
Adaptasi dengan menggunakaan akar papan dilakukan pada tumbuhan nirih atau Xylocarpus spp. Akar papan yang dimiliki oleh tumbuhan ini bentuknya panjang dan berkelok- kelok. Keduanya tersebut berguna untuk menunjang tegaknya pohon di atas lumpur dan untuk mendapatkan udara untuk bernapas.
-
Lubang Pori Atau Lentisel
Kebanyakan dari flora yang tumbuh di hutan mangrove ini mempunyai lentisel atau lubang pori. Lubang ini berguna untuk bernafas. Contohnya ialah di tanaman pepagan.
-
Mengeluarkan Kelebihan Garam
Mengeluarkan kelebihan garam merupakan bentuk adaptasi fisiologis. Adaptasi ini dapat dilakukan oleh Avicennia spp, berguna untuk mengatasi salinitas yang tinggi. Avicennia spp mengeluarkan kelebihan garam lewat kelenjar di bawah daunnya.
-
Pengembangan Sistem Perakaran Yang Hampir Tidak Tertembus Oleh Air Garam
Adaptasi ini dilakukan pada Rhizophora spp, dimana ketika air yang telah terserap telah hampir tawar. Kandungan garam sekitar 90% hingga 97% tidak dapat melewati saringan akar- akar ini. sementara untuk garam yang sudah terserap di tubung pohon akan diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang sendiri pada saat daun tersebut gugur.
Fungsi Hutan Mangrove
-
Fungsi Ekonomi
Dilihat dari segi ekonomisnya, hutan mangrove ini berguna sebagai:
- Menghasilkan beberapa jenis kayu yang kualitasnya diakui baik
- Menghasilkan hasil- hasil non kayu. Hasil non kayu yang dihasilkan hutan ini dikenal dengan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu ini umumnya mirip arang kayu, tanin, bahan pewarna, kosmetik, hewan, serta bahan makanan dan juga minuman.
-
Fungsi Ekologis
Dilihat dari segi ekologisnya, hutan mangrove ini berguna sebagai:
- Hutan mangrove berguna sebagai pelindung pantai dari abrasi ombak- ombak laut yang bisa mengikis pinggir- pinggir pantai
- Menjadi habitat berbagai macam jenis hewan. Hewan- hewan yang hidup di sekitar pantai adalah biawak air, kepiting bakau, udang lumpur, siput bakau, dan berbagai jenis ikan belodok
- Menjadi tempat hidup atau habitat bagi banyak tumbuhan atau flora
Manfaat Hutan Mangrove
Onrizal, (2006) Fungsi ekosistem mangrove mencakup fungsi fisik (menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut, mempercepat perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah), fungsi biologis (tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota) dan fungsi ekonomi (sumber bahan bakar, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan bangunan, makanan, obat-obatan & minuman, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi kertas & tannin dll).
Kusmana (dalam Onrizal, 2006) menyatakan bahwa hutan mangrove berfungsi sebagai: 1) penghalang terhadap erosi pantai dan gempuran ombak yang kuat; 2) pengolah limbah organik; 3) tempat mencari makan, memijah dan bertelur berbagai biota laut; 4) habitat berbagai jenis margasatwa; 5) penghasil kayu dan non kayu; 6) potensi ekoturisme.
Ishyanto (dalam Onrizal, 2006) Hutan mangrove secara mencolok mengurangi dampak negatif tsunami di pesisir pantai berbagai Negara di Asia. Hal ini terjadi karena adanya Rhizophora. Rhizophora memantulkan, meneruskan dan menyerap energi gelombang tsunami yang diwujudkan dalam perubahan tinggi gelombang tsunami ketika menjalar melalui rumpun Rhizophora (bakau). Hutan mangrove mengurangi dampak tsunami melalui dua cara, yaitu: kecepatan air berkurang karena pergesekan dengan hutan mangrove yang lebat, dan volume air dari gelombang tsunami yang sampai ke daratan menjadi sedikit karena air tersebar ke banyak saluran (kanal) yang terdapat di ekosistem mangrove.
Permasalahan Hutan Mangrove
Permasalahan riil yang ada sekarang terhadap hutan mangrove baik di dunia maupun di Indonesia secara khusus adalah terjadinya kerusakan akibat pemanfaatan yang melebihi kebutuhan dan meninggalkan asas keberlanjutan. Faktor penyebab terjadinya kerusakan pada hutan mangrove diantaranya;
- Pemanfaatan yang tidak terkontrol, karena ketergantungan masyarakat yang menempati wilayah pesisir sangat tinggi.
- Konversi hutan mangrove untuk berbagai kepentingan (perkebunan, tambak, pemukiman, kawasan industri, wisata dll.) tanpa mempertimbangkan kelestarian dan fungsinya terhadap lingkungan sekitar.
Akibat Rusaknya Hutan Mangrove
- Instrusi air laut
Instrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut ke arah daratan sampai mengakibatkan air tawar sumur/ sungai menurun mutunya, bahkan menjadi payau atau asin (Harianto, 1999). Dampak instrusi air laut ini sangat penting, karena air tawar yang tercemar intrusi air laut akan menyebabkan keracunan bila diminum dan dapat merusak akar tanaman.
- Turunnya kemampuan ekosistem mendegradasi (pengikisan) sampah organic, minyak bumi dll.
- Menurunnya keanekaragamanhayati di wilayah pesisir
- Meningkatnya abrasi pantai
- Turunnya sumber makanan, tempat pemijah & bertelur biota laut. Akibatnya produksi tangkapan ikan menurun.
- Turunnya kemampuan ekosistem flora pesisir pantai dalam menahan tiupan angin, gelombang air laut dlll.
- Meningkatnya pencemaran pantai.
Pemecahan Masalah Terhadap Rusaknya Mangrove
Untuk konservasi hutan mangrove dan sempadan pantai, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Keppres No. 32 tahun 1990. Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai, sedangkan kawasan hutan mangrove adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat hutan mangrove yang berfungsi memberikan perlindungan kepada kehidupan pantai dan lautan. Sempadan pantai berupa jalur hijau selebar 100 m dari pasang tertinggi ke arah daratan.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan hutan mangrove antara lain:
- Penanaman kembali hutan mangrove (reboisasi)
Penanaman mangrove sebaiknya melibatkan masyarakat. Modelnya dapat masyarakat terlibat dalam pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta pemanfaatan hutan mangrove berbasis konservasi. Model ini memberikan keuntungan kepada masyarakat antara lain terbukanya peluang kerja sehingga terjadi peningkatan pendapatan masyarakat.
- Pengaturan kembali tata ruang wilayah pesisir: pemukiman, vegetasi, dll. Wilayah pantai dapat diatur menjadi kota ekologi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai wisata pantai (ekoturisme) berupa wisata alam atau bentuk lainnya.
- Peningkatan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan mangrove secara bertanggungjawab.
- Ijin usaha dan lainnya hendaknya memperhatikan aspek konservasi, khususnya di wilayah pesisir.
- Peningkatan pengetahuan dan penerapan kearifan lokal tentang konservasi.
- Peningkatan pendapatan masyarakat pesisir.
- Program komunikasi konservasi hutan mangrove.
- Penegakan hukum.
- Perbaikkan ekosistem wilayah pesisir secara terpadu dan berbasis masyarakat. Artinya dalam memperbaiki ekosistem wilayah pesisir masyarakat sangat penting dilibatkan yang kemudian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Selain itu juga mengandung pengertian bahwa konsep-konsep lokal (kearifan lokal) tentang ekosistem dan pelestariannya perlu ditumbuhkembangkan kembali sejauh dapat mendukung program tersebut.
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Hutan Mangrove : Pengertian, Ciri, Bentuk Adaptasi, Fungsi, Manfaat, Permasalahan, Akibat Rusaknya, Pemecahan Masalahnya , semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda semua.