Definisi Eritrosit
Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.
Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.
Pengertian Eritrosit
Eritrosit ialah bagian dari sel darah dengan jumlah terbanyak di dalam tubuh yang produksinya beda antara masa janin dari masa setelah kelahiran. Dalam beberapa minggu pertama kehidupan embrio, sel darah merah primitif yang berinti di produksi di yolk sac. Lalu memasuki pertengahan trimester masa gestasi, produksi eritrosit diambil alih oleh hati (organ utama produksi eritrosit), limpa serta kelenjar limfe. Setelah itu, kira-kira selama sebulan terakhir kehamilan dan setelah lahir, eritrosit hanya diproduksi di sumsum tulang.
Sumsum tulang dari semua tulang akan memproduksi eritrosit sampai manusia berumur 5 tahun, kecuali bagian proksimal humerus (tangan) serta tibia (tulang kering). Bagian proksimal humerus dan tibia hanya akan memproduksi sedikit eritrosit bahkan tidak memproduksi lagi ketika mencapai usia kurang lebih 20 tahun. Setelah usia tersebut eritrosit akan diproduksi dalam sumsum tulang membranosa, misalnya vertebrae (tulang belakang), sternum (tulang dada), costae (tulang rusuk) serta illium. Tapi, jumlah eritrosit yang diproduksi oleh sumsum tulang membranosa akan sedikit serta berkurang seiring pertambahan usia seseorang.
Fungsi Eritrosit
- Fungsi utama eritrosit adalah megedarkan darah kaya oksigen (O2) dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. Dalam menjalankan fungsi itu, eritrosit dibantu oleh hemoglobin (Hb). Hb adalah substansi eritrosit yang terdiri dari rantai heme dan globin. Rantai heme tersebut adalah senyawa besi protoporfirin yang membentuk bagian pigmen atau bagian bebas protein dalam Hb serta berperan mengakut O2.
- Eritrosit berperan sebagai dapar asam basa yang baik guna seluruh darah.
- Eritrosit mengandung enzim karbonik anhidrase, yakni enzim yang berfungsi meningkatkan kecepatan dalam mengatalisis reaksi reversibel antara karbondioksida (CO2) serta air (H2O) guna membentuk asam karbonat (H2CO3) beberapa ribu kali lipat.
- Hb sebagai substasi eritrosit berperan dalam menangkal patogen atau bakteri lewat proses lisis dengan mengeluarkan radikal bebas yang bisa menghancurkan membran sel patogen serta membunuh bakteri. Oleh sebab itu dikatakan eritrosit berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh (antibodi).
- Eritrosit berperan terhadap pelebaran pembuluh darah. Mekanisme tersebut bisa terjadi sebab adanya senyawa S-Nitthrosothiol yang dilepaskan ketika Hb mengalami terdeogsigenerasi.
Struktur Eritrosit
Sel darah merah adalah sel yang mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan sel lainnya. Sel ini tidak mempunyai organel seperti mitokondria, lisosom, aparatus golgi dan nukleus. Tapi, walaupun begitu sel darah merah tidak bersifat inert. Adanya substansi Hb di dalam eritrosit akan memberikan warna merah pada darah.
Struktur eritrosit normal ialah tidak mempunyai inti dan berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter kira-kira 7-8 mikrometer dengan ketebalan 2,5 mikrometer pada bagian paling tebal serta 1 mikrometer dan juga kurang di bagian tengahnya. Bentuk sel darah merah bisa berubah-ubah saat sel berjalan melewati kapiler, tapi perubahan bentuk tersebut tidak akan menyebakan sel mengalami ruptur. Hal tersebut dikarenakan dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat di dalamnya sehingga tak akan merenganggkan membran secara hebat.
Volume rata-rata sel darah merah pada tiap individu adalah 90-95 mikrometer kubik, sementara jumlah sel darah merah sangat bergantung pada jenis kelamin serta dataran tempat tinggal seseorang. Pada pria normal, jumlah rata-rata sel darah merah per milimeter kubik ialah 5.200.000 (±300.000) serta pada wanita normal 4.700.000 (±300.000). Orang yang tinggal di dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih besar daripada orang yang tinggal di dataran rendah.
Proses Pembentukan Eritrosit
Proses pembentukan eritrosit biasa disebuy eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diregulasi oleh sebuah hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel Pertama yang dikenali sebagai rangkaian pembentukan eritrosit adalah proeritroblas, yang dibentuk dari sel-sel stem CFU-E. Begitu sel proeritroblas terbentuk, sel itu akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama pembelahan itu disebut sebagai basofil eritroblas karena bisa di cat dengan warna basa. Sel tersebut mengandung sedikit sekali hemoglobin.
Pada pembelahan tahap selanjutnya, jumlah hb yang terbentuk lebih banyak dibanding sebelumnya. Sel yang terbentuk pada tahap itu disebut polikromatofil eritroblas. Pata tahap selanjutnya, jumlah Hb yang dibentuk akan semakin banya serta sudah memberikan warna merah pada sel. Sel itu dikenal sebagai ortokromatik eritroblas. Pada generasi berikutnya, sel telah dipenuhi oleh Hb samapi konsentrasi 34%, nukleus memadat menjadi kecil, serta sisa akhirnya diabsorbsi dan didorong keluar dari sel. Ketika yang bersamaan retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel pada tahap tersebut dinamakan retikulosit, sebab masih mengandung sejumlah kecil materi basofilik yang terdiri dari sisa-sisa aparatus golgi, mitokondria, serta sedikit organel sitoplasma lainnya.
Selama tahap retikulosit, sel-sel akan berjalan dari sumsum tulang masuk ke dalam kapiler dengan cara diapedesis (terperas lewat pori-pori membran kapiler). Materi basofilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1 hingga 2 hari, lalu menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup retikulosit tersebut pendek , jadi konsentrasinya diantara semua sel darah normalnya sedikit kurang dari 1 persen.
Eritrosit Pada Manusia
Kepingan eritrosit manusia memiliki diameter sekitar 6-8 μm dan ketebalan 2 μm, lebih kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada tubuh manusia. Eritrosit normal memiliki volume sekitar 9 fL (9 femtoliter) Sekitar sepertiga dari volume diisi oleh hemoglobin, total dari 270 juta molekul hemoglobin, dimana setiap molekul membawa 4 gugus heme.
Orang dewasa memiliki 2–3 × 1013 eritrosit setiap waktu (wanita memiliki 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan pria memiliki 5-6 juta. Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk memiliki sel darah merah yang lebih banyak). Eritrosit terkandung di darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain, seperti misalnya sel darah putih yang hanya memiliki sekitar 4000-11000 sel darah putih dan platelet yang hanya memiliki 150000-400000 di setiap mikroliter dalam darah manusia.
Pada manusia, hemoglobin dalam sel darah merah mempunyai peran untuk mengantarkan lebih dari 98% oksigen ke seluruh tubuh, sedangkan sisanya terlarut dalam plasma darah.
Eritrosit dalam tubuh manusia menyimpan sekitar 2.5 gram besi, mewakili sekitar 65% kandungan besi di dalam tubuh manusia.
Daur Hidup Eritrosit
Proses dimana eritrosit diproduksi dinamakan eritropoiesis. Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (pada embrio, hati berperan sebagai pusat produksi eritrosit utama). Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritropoietin (EPO) yang disintesa oleh ginjal. Hormon ini sering digunakan dalam aktivitas olahraga sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah yang beredar.
Eritrosit dikembangkan dari sel punca melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Penyakit Yang Timbul Akibat Peningkatan Dan Penurunan Jumlah Eritrosit
-
Anemia
(dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Hitung Jumlah Eritrosit
Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit.
Ciri Eritrosit
Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id tentang Eritrosit : Definisi, Pengertian, Fungsi, Struktur, Ciri, Proses Pembentukan, Pada Manusia, Daur Hidup, Penyakit Yang Timbul dan Hitung Jumlah, semoga bermanfaat