Contoh Kalimat Efektif Yang Benar

Diposting pada

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif | Dalam bahasa Indonesia, dikenal istilah kalimat efektif. Apa itu kalimat efektif? Pengertian kalimat efektif adalah bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun agar memiliki daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran perasaan penulisnya dengan jelas kepada pembaca.

Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah bahasa (memiliki unsur subjek dan predikat), singkat (tidak berbelit-belit), enak dibaca, dan sopan. Jadi, pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Hal yang harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis.

Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi, isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat. Itulah sebabnya, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal.

Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, keterbacaan, dan kevariasian. Kalimat efektif merupakan kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.


Contoh Kalimat Efektif

Perhatikan contoh kalimat dibawah ini:

“Banyak dari kita yang gemar memelihara berbagai jenis burung-burung”.

Jika dicermati, kalimat di atas kurang efektif karena ada penggunaan kata yang berlebihan. Penggunaan kata yang berlebihan itu terlihat dari munculnya kata berbagai dan burung-burung. Kata berbagai sudah menyatakan jamak (banyak), begitu pula dengan kata burung-burung. Jadi, agar kalimat di atas efektif, maka bentuk kalimatnya dapat kita ubah menjadi:

“Banyak dari kita yang gemar memelihari berbagai jenis burung.”


Ciri-Ciri Kalimat Efektif

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.


  • Kesepadanan struktur

Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai . kesepanan kalimat ditandai oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

Baca Juga :  Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten

Ciri-ciri kesepadanan kalimat:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.Contoh :
    Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (salah)
    Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (benar) 
Tidak terdapat subjek yang ganda

Contoh:
Soal itu saya kurang jelas.(salah)
    Soal itu bagi saya kurang jelas .(benar)
Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.


  • Keparalelan Bentuk

Kepalalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Dalam kalimat yang efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam konstruksi yang sama. Selain itu, paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan bentuk kedua menggunakan verbal. Dengan kata lain, kalau berawalan me- sama-sama berawalan me-, berawalan di- sama-sama berawalan di-, dan kalau berbentuk ke- an sama-sama berbentuk ke-an pula.


Unsur Kalimat Efektif

Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan) dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.


  1. Subjek (S)

Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata atau frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:

  1. Ayahku sedang melukis.
  2. Meja direktur besar.
  3. Yang berbaju batik dosen saya.
  4. Berjalan kaki menyehatkan badan.
  5. Membangun jalan layang sangat mahal.

Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah subjek. Contoh subjek yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh subjek yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh subjek yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).


  1. Predikat (P)

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek. termasuk juga sebagai predikat  dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh subjek. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:

  1. Kuda meringkik.
  2. Ibu sedang tidur siang.
  3. Putrinya cantik jelita.
  4. Kota Jakarta dalam keadaan aman.
  5. Kucingku belang tiga.
  6. Robby mahasiswa baru.
  7. Rumah Pak Hartawan lima.
Baca Juga :  Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi

Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah predikat. Kata meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu, cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.


  1. Objek (O)

Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek, seperi pada contoh di bawah ini.

  1. Nurul menimang …
  2. Arsitek merancang …
  3. Juru masak menggoreng …

Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah predikat yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi predikat pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.


  1. Pelengkap (pel)

Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Letak Pelengkap umumnya di belakang predikat yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh objek, dan jenis kata yang mengisi pelengkap dan objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara pelengkap dan objek terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:

  • Ketua MPRmembacakan Pancasila.

S                  P             O

  • Banyak orpospolberlandaskan Pancasila.

S                    P            Pel

Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang pelengkap dan objeknya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai objek. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:

Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.

S                     P               O

Posisi Pancasila sebagai pelengkap pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.


  1. Keterangan (ket)

Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan dapat berfungsi menerangkan subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Keterangan adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam keterangan dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.


Tujuan Penggunaan Kalimat Efektif

Tujuan penggunaan kalimat efektif adalah menyampaikan gagasan, informasi, perasaan dari si penulis kepada si pembaca agar tidak terjadinya kesalahan.

Baca Juga :  Permintaan Potensial dan Riil

Secara singkat, tujuan kalimat efektif adalah menyampaikan informasi secara tepat dari penulis kepada pembaca.

Kalimat efektif banyak digunakan pada berbagai tulisan, seperti makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya.


Syarat-Syarat Kalimat Efektif

Kalimat efektif memenuhi syarat sebagai berikut:


  •  Kesepadanan dan Kesatuan Gagasan

Kesepadanan artinya hubugan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara predikat dengan objek serta dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur suatu kalimat. Kesatuan gagasan artinya bahwa sebuah kalimat harus utuh mengandung satu ide pokok atau satu pikiran (tidak menimbulkan salah paham).


  • Koherensi Yang Baik dan Kompak

Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.


  • Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, unsur pertama menggunakan verba, unsur kedua dan seterusnya juga verba


  • Penekanan

Yang dimaksud dengan penekanan adalah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.


  • Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan ialah menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat tidak bararti harus menghilangkan kata-kata yang dapat memperjelas arti kalimat. Hemat di sini berarti “ekonomis” tidak memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang-ulang subjek, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak.


  • Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.


Struktur Kalimat Efektif

Uraian selanjutnya dimulai dengan stuktur kalimat efektif sebagai berikut.


  1. Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang mambnagun sebuah kalimat dapat dibedaskan menjadi dua, yaitu: unsur wajib dan unsur tak wajib (unsur manasuka). Unsure wajid adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu S/subjek dan P/ Predikat), sedangkan unsure takwajib atau unsure manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata kerja Bantu : harus, boleh, keterangan aspek: sudah, akan, keterangan :tempat, waktu, cara dan sebagainya).


  1. Struktur Kalimat Paralel

Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengna frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Contoh Kalimat Efektif Yang Benar : Syarat, Ciri, Unsur, Tujuan, Struktur, Fungsi, Pengertian, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD