Pengertian Integritas
Integritas ialah konsistensi atau keteguhan yang tidak dapat tergoyahkan dalam menjungjung tinggi nilai-nilai keyakinan juga prinsip. Atau dapat juga dikatakan integritas adalah konsep yang menunjukan keteguhan atau konsistensi tindakan dengan nilai-nilai dan prinsipnya. Jika dalam etika integritas dapat juga diartikan kebenaran dan kejujuran tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Definisi Integritas
Sedangkan Menurut Ippho Santoso, integiras adalah menyatunya perkataan, pikiran, juga perbuatan supaya dapat melahirkan kepercayaan.
Integritas juga telah didefinisikan dengan menekankan konsistensi moral, keutuhan pribadi, atau kejujuran (di dalam bahasan akademik misalnya). (Jacobs, 2004).
Hal yang sama juga dilakukan oleh Butler dan Cantrell (1984, di dalam Hosmer, 1995) yang mengartikan integritas sebagai reputasi dapat dipercaya dan jujur dari seseorang untuk menjelaskan istilah “kepercayaan” di dalam konteks organisasi. Integritas juga ditempatkan sebagai sebagai inti etika keutamaan yang digagas oleh Solomon (1992) dengan menyebut integritas tidak hanya tentang otonomi individu dan kebersamaan, tetapi juga loyalitas, keserasian, kerjasama, dan dapat dipercaya.
Integer (latin) : utuh atau lengkap à Integrity/Integritas. Integritas adalah rasa suasana kebatinan dan keutuhan yang berasal dari kualitas seperti kejujuran dan konsistensi karakter. Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Integritas adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.
Integritas menjadi tiga kunci yang dapat diamati yakni menunjukkan kejujuran, memenuhi komitmen, dan berperilaku secara konsisten (Andreas Harefa). Ciri seorang yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya.
Fungsi Integritas
Beberapa fungsi Integritas diantaranya adalah:
- Cognitive functions of integrity yakni meliputi kecerdasan moral juga self insight. Sedangkan self insight sendiri meliputi self knowledge dan self reflection. Artinya integritas berfungsi memelihara moral atau pun akhlak seseorang yang selanjutnya mendorong dia untuk memiliki pengetahuan yang luas.
- Affective functions of integrity yang meliputi conscience juga self regard. Di konteks ini integritas berfungsi memelihara nurani seseorang agar tetap hanif sebagai seorang hamba supaya jelas perbedaan diantara dirinya dengan hewan. Sebab secara biologis manusia dengan hewan sama-sama memiliki hepar atau hati, akan tetapi hewan tidak memiliki qalb, sesuatu yang ada pada diri di setiap manusia.
Tujuan Integritas
Berikut tujuan integritas yakni:
- Integritas merupakan salah satu kunci untuk meraih keberhasilan atau kesuksesan.
- Integritas membuat manusia mampu untuk memimpin juga dipimpin.
- Integritas melahirkan kepercayaan
- Dan Integritas dapat melahirkan prestasi.
Manfaat Integritas
-
Manfaat secara fisik
- Kita akan merasa sehat dan bugar
- Selalu siap melakukan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari.
- Manfaat secara intelektual
Dengan mental dan juga pengetahuan kita dapat mengoptimalkan kemampuan otak.
-
Manfaat secara emosional
Menjadikan diri penuh motivasi, sadar diri, simpati, empati, solidaritas tinggi serta sarat kehangatan emosional dalam interaksi kerja.
-
Manfaat secara spiritual
Menjadikan diri menjadi lebih bijaksana dalam memaknai segala sesuatu termasuk pada pengalaman-pengalaman hidup, baik yang tidak maupun menyenangkan contohnya keberhasilan, kegagalan ataupun penderitaan.
- Manfaat secara sosial
- Kita akan semakin mampu mengembangkan hubungan baik satu dengan lain dalam lingkungan masyarakat
- Mau bekerja sama untuk menyelesaikan tugas ataupun kegiataan yang menuntut untuk berkelompak dan kerja sama yang baik
- Memiliki kepekaan hati dan perasaan untuk selalu memberi tempat bagi otang lain di dalam hati kita.
Ciri-Ciri Pribadi Yang Memiliki Integritas
Ciri-ciri integritas diantaranya yakni:
- Menepati janji
- Tidak plin-plan
- Memegang teguh komitmen dan bertanggungh jawab,
satu kata, satu perbuatan
- Jujur dan juga terbuka
- Menghargai waktu
- Menjaga prinsip dan juga nilai-nilai yang diyakini, dan sebagainya.
Peran Integritas Sebagai Loyalitas
Dalam etika objektivisme, integritas diartikan sebagai loyalitas terhadap prinsip prinsip dan nilai-nilai yang rasional (Peikoff, 1991). Meski objektivisme sendiri sebenarnya mendapat banyak kritik ketika digunakan sebagai pondasi dasar pengembangan etika karena sifat etikanya yang egoistik (lihat Rand, 1964; dan keberatan terhadap objektivisme dalam Barry & Stephens, 1998), aksioma objektivisme dapat membantu mengembangkan konsep integritas.
Pada intinya, objektivisme menekankan bahwa realitas berada terpisah dari kesadaran manusia dan manusia yang berkesadaran itu berhubungan dengan realitas melalui akal budinya melalui proses pembentukan konsep dan logika.
Dan karena memiliki kesadaran dan akal budi, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir atau tidak berpikir, dan karenanya dapat memilih alternatif-alternatif tindakan yang ada. Hal pertama yang dapat ditarik dari konsepsi objektivisme terhadap integritas adalah bahwa integritas adalah sebuah bentuk loyalitas, yaitu keteguhan hati seseorang untuk memegang prinsip dan nilai moral universal.
Prinsip moral adalah norma, yaitu aturan moral yang menganjurkan atau melarang seseorang untuk berbuat sesuatu. Dasar dari prinsip moral itu adalah nilai moral. Prinsip moral untuk tidak membunuh orang lain ataupun diri sendiri berdiri di atas pemikiran bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai moral secara universal. Hal kedua adalah bahwa integritas bukan tentang perkataan semata, tetapi juga mencerminkan tindakan yang sejalan dengan prinsip dan nilai moral universal dan rasional (Becker , 1998).
Identifikasi Tindakan Tidak Berintegritas dan/atau Korupsi
-
Tindakan tidak berintegritas
Tindakan tidak berintegritas yang dilakukan oleh pihak kontraktor yang menjadi pemenang tender alat kesehatan yaitu :
- Berlaku tidak jujur dan mengambil alat kesehatan yakni alat USG 3 dimensi yang sebenarnya berada di rumah sakit.
- Tidak konsisten dengan apa yang seharusnya dikerjakan dan dipercayakan untuk dipertanggungjawabkan.
Uraian :
Sebagai pihak kontraktor yang bertanggungjawab tentunya harus berlaku jujur dan adil dalam melaksanakan tugas. Tetapi yang didapati saat ini pihak kontraktor telah berlaku tidak jujur dan telah menggelapkan/mengambil alat kesehatan yang seharusnya diberikan bagi pihak rumah sakit Pasangkayu. Hal demikian telah terlihat jelas bahwa pihak kontraktor tidak konsisten dengan apa yang seharusnya dikerjakan, bahkan perlakuan itu telah banyak merugikan pihak-pihak terkait yang spesifiknya juga bagi negara.
Alat kesehatan yang pernah ada di rumah sakit (hasil wawancara direktur rumah sakit H. Samhari) dan tiba-tiba menghilang, padahal dalam daftar pagu anggaran tender barang dinyatakan tertera barangnya, namun setelah dilakukan kroscek di rumah sakit tersebut ternyata tidak terlihat diruangan manapun dan menjadi pertanyaan besar bagi pihak rumah sakit yang kebingungan mencari alat kesehatan USG 3 dimensi tersebut.
Dan hal itu dikarenakan ketidakjujuran dari pihak kontraktor yang tidak konsisten dengan tugasnya yang juga tidak ada sikap moral terhadap daerah. Pihak kontraktor dikatakan tidak berintegritas karena tidak tegas yang mau coba-coba bermain korupsi uang negara dalam bentuk alat kesehatan.
-
Tindakan Korupsi
Tindakan korupsi yang dilakukan pihak kontraktor pemenang tender yaitu :
- Menggelapkan uang negara melalui alat kesehatan
Uraian :
Alat kesehatan yang seharusnya berada di rumah sakit umum Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat yakni 1 unit USG warna 3 dimensi dan ternyata tidak ada di rumah sakit tersebut. Hal itu sangat merugikan keuangan kas daerah, karena uang rakyat yang dipakai untuk membeli alat kesehatan kini tidak digunakan untuk pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa negara memiliki kerugian yang sangat besar.
Penggelapan alat kesehatan oleh pihak kontraktor pemenang tender ini sangat merugikan juga bagi pihak rumah sakit, karena untuk memenuhi layanan kesehatan di rumah sakit tersebut tentunya alat-alat kesehatan yang ada haruslah lengkap dan terpercaya. Dan jika alat kesehatan yang diberikan untuk pihak rumah sakit tersebut di curi/digelapkan oleh oknum tertentu pastinya banyak instansi atau pihak-pihak terkait yang dirugikan.
Integritas Dalam Dunia Bersudut Segitiga
Frase “dunia bersudut segitiga”merupakan konsepsi penyederhanaan dari keadaan yang sebenarnya yang tentu saja sepanjang hal ini dapat menyingkap misteri,maka penggunaanya dapat diperluas.Berbagai dunia segitiga lainya dapat disingkap dan ternyata memiliki keterkaitan dengan fungsi dari masing-masing sudut dunia segitiga .
misalnya seperti berbagai dunia segitiga dari segitiga intelektual,sensibilitas dan moralitas dapat dirurunkan dari masing- masing sudutnya menuju kanan bawah yaitu intelektualitas ke arah sains,sensibilitas,dan moralitas ke arah teknologi dan menuju kiri bawah yaitu intelektualiatas ke arah filsafat sensibilitas ke arah estetika moralitas ke arah etika secara mendatar sudut filsafat berkaitan langsungdengan sains estetika berkaitan langsung dengan seni dan etika brkaitan langsung dengan teknologi.
Dimana Insan, Ikhsan, dan Iman dalam frase model segitiga diperlihatkan adanya tiga subtansi lain yang menopang masing-masing dimensi tersebut. Subtansi intelektualitas, sensibilitas, dan moralitas yang menopang dimensi Iman dapat diturunkan dari masing-masing sudutnya.
Menuju kanan bawah, Intelektualitas kea rah sains, sensibilitas kearah seni, moralitas kearah teknologi dan menuju kiri bawah, yaitu intelektualitas kearah filsafat, sensibilitas kearah estetika, moralitas kearah etika. Secara mendatar sudut filsafat berkaitan langsung dengan sains, estetika berkaitan langsung dengan seni, dan etika berkaitan langsung dengan teknologi.
Dari hasil pengembangan ini diperoleh bahwa subtansi ipteks pada dimensi Insan ditopang oleh dimensi Ihsan dengan tiga subtansi yaitu : filsafat, Etika, dan estetika. Dimensi Iman juga dengan tiga subtansi yaitu : intelektual, Moralitas dan Sensibilitas. Dan, yang termasuk dalam insan yaitu; Teknologi, Sains, dan Seni.
keberadaan insan manusia berhubungan dengan erat dengan ihsan dan imam. Kata “ihsan” berkaitan dengan keikhlasan berbuat atau berkarya oleh karena kita sebagai manusia merasa didalam pengawasan yang maha kuasa pencipta alam semesta ini.
Jadi hal ini merupakan kesadaran batin yang terekspresi dengan sendirinya oleh karena kita sebagai insan sadar dan faham makna keberadaan diri kita sendiri yang diamanahkan mengelola dan memelihara alam semesta ini. Adapun kata “iman”, ini adalah konsepsi jiwa yang abstrak dan terpatri secara mendalam pada diri manusia namun dapat terpancar tak terhingga dan tanpa batas kekuatan.
Keberadaannya yang bahkan dapat melalui batas-batas yang kongkrit sekalipun. Manusia yang memiliki nilai iman, maka intelektualitas, sensibilitas dan moralitasnya akan bersinergi satu sama lain bagai satu bangunan yang tidak sempurna jika salah satu diantara ketiganya tidak ada.
Ipteks (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) dalam beberapa pandangan
- Al-Fatabi sebagai cendikiawan islam pada zaman keemasan islam menyampaikan bahwa : ilmu yang sebenarnya bagaikan batang tubuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik.
- Frederick ferre (1988) mengemukakan tentang pengertian teknologi. Menurutnya teknologi adalah kecerdasan pengalaman praktis dari pengetahuan tentang ketertiban alam dan manusia yang diwujudkan dalam bentuk dunia kebendaan dan atau dunia kecerdasan.
- Hamka berpendapat bahwa seni yang setinggi-setingginya adalah ketika telah berkumpul didalamnya kebenaran, keadilan dan keindahan yang direkat oleh cinta yang kudus.
Aspek Etika Ilmu Pengetahuan Dalam Integritas
Manusia sebagai manipulator dan artikulator dalam mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan. Dalam psikologi, dikenal konsep diri daru Freud yang dikenal dengan nama “id”, “ego” dan “super-ego”. “Id” adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis (hawa nafsu dalam agama) dan hasrat-hasrat yang mengandung dua instink: libido (konstruktif) dan thanatos (destruktif dan agresif). “Ego” adalah penyelaras antara “id” dan realitas dunia luar. “Super-ego” adalah polisi kepribadian yang mewakili ideal, hati nurani.
Dalam agama, ada sisi destruktif manusia, yaitu sisi angkara murka (hawa nafsu)Ketika manusia memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis, mereka dapat saja hanya memfungsikan “id”-nya, sehingga dapat dipastikan bahwa manfaat pengetahuan mungkin diarahkan untuk hal-hal yang destruktif. Milsanya dalam pertarungan antara id dan ego, dimana ego kalah sementara super-ego tidak berfungsi optimal, maka tentu atau juga nafsu angkara murka yang mengendalikan tindak manusia menjatuhkan pilihan dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan amatlah nihil kebaikan yang diperoleh manusia, atau malah mungkin kehancuran.
Kisah dua kali perang dunia, kerusakan lingkungan, penipisan lapisan ozon, adalah pilihan “id” dari kepribadian manusia yang mengalahkan “ego” maupun “super-ego”-nya.Oleh karena itu, pada tingkat aksiologis, pembicaraan tentang nilai-nilai adalah hal yang mutlak. Nilai ini menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besar kemaslahatan manusia itu sendiri.
Karena dalam penerapannya, ilmu pengetahuan juga punya bias negatif dan destruktif, maka diperlukan patron nilai dan norma untuk mengendalikan potensi “id” (libido) dan nafsu angkara murka manusia ketika hendak bergelut dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Di sinilah etika menjadi ketentuan mutlak, yang akan menjadi well-supporting bagi pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan derajat hidup serta kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Hakikat moral, tempat ilmuan mengembalikan kesuksesannya.
Aspek Etika Teknologi Dan Seni Dalam Integritas
Berkaiatan dengan pembatasan etika atas ilmu , teknologi dan seni maka perlu jelas bagi kita bahwa yang dibatasi secara etis ialah cara memperoleh car pengujian dan cara penggunaan ipteks pada saat penerapanya dengan fihak lain.jadi pembatasan etis terssebut tidak berkaitan dengan lahirnya ipteks sebagai suatu kebenaran ilmiah sebagai contoh untuk menentukan bahwa 2×2 =4 orang tidak perlu dibatasi oleh norma etis
pada penentuanya demikian pula halnya manakala ilmuan hendak menentukan kebenaran pada daun dimana setelah dilakukan penelitian pada daun tedapt sel-sel yang mengandung klorofil yang dapat melansungkan proses fotosintesis namun jika berkaitan dngan pendirian pembangkit listrik bertenaga nuklir yang diperoleh dari temuan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka pertanyaan mendasar yang perlu dijawab adalah apakah produk ipteks tersebut menunjang kehidupan manusia apakah tidak malah seblikanya justru merusak kehidupan manusia untuk menjawab dibutuhkan data-data obyktif dan otentik dari hasil penelitian mengenai teknologi nuklirnya maupun daerah dimana pembangkit listrik tenaga nuklir itu akan didirikan sebelum kita memutuskan baik atau tidak pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut apabila didirikan didaerah itu.
demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Contoh Integritas : Pengertian, Definisi, Fungsi, Tujuan, Manfaat, Ciri Pribadi, Peran, Identifikasi Tindakan, Aspek Etika dan Teknologi, semoga artikel ini beramanfaat bagi anda semuanya.