Ciri Amfibi

Diposting pada
√ Ciri Amfibi

Pengertian Hewan Amfibi

Amfibi merupaka hewan bertulang belakang yang bisa hidup di 2 alam. Kata amfibi berasalah dari 2 kata bahasa Yunani berarti “Amphi” yang berarti dua, dan “bios” yang berarti hidup. Kebanyakan anggotakan kelompok amfibi ini adalah hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah dingin (poikiloterm), serta berkaki 4 (tetrapoda). Amfibi adalah hewan yang mempunyai proses metamorfosis sempurna.


Kelompok hewan ini bisa hidup di air ataupun di daratan, biasanya saat di air mereka bernapas dengan memakai insang, dan saat di darat bernapas memakai paru-paru. Kulit amfibi adalah struktur yang lembab dengan banyak pembuluh darah yang berguna guna penyesuaian tempat hidupnya. Ada sekitar 5000 spesies amfibi yang sudah diketahui.


Ciri-ciri Amfibi

  • Anggota tubuhnya terdapat kepala serta badan (contoh katak) atau kepala, badan serta ekor (contoh salamander).
  • Amfibi adalah satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis sempurna. Maksudnya amfibi mempunyai bentuk dewasa yang sangat berbeda dibandingkan bentuknya ketika baru lahir dan mereka mengalami fase larva.
  • Amfibi pun mempunyai hati, pankreas, serta kelenjar adrenal.
  • Amfibi merupakan hewan berdarah dingin, berarti pengaturan suhu tubuh dilakukan secara eksternal (di luar tubuh).
  • Mempunyai 4 kaki (2 pasang) dan ada selaput antar jari-jarinya, kecuali pada ordo Caecilia (tidak memiliki kaki).
  • Kulit halus, tipis, berpori, berlendir, biasanya beracun serta senantiasa berada dalam keadaan lembab.

Klasifikasi Jenis-jenis Amfibi

1. Ordo Anura

Ordo Anura adalah anggota kelompok amfibi yang ciri khasnya adalah “tidak mempunyai ekor”, salah satu anggota ordo anura ialah yang secara umum kita sebut kodok atau katak, ada sekitar 4000 spesies yang sudah dikenali dalam ordo ini

Ordo Anura terdiri atas beberapa ordo serta familia, yaitu sebagai berikut :

  • Subordo Archaeobactrachia yaitu: Familia Discoglossidae, Familia Ascaphidae, Familia Leiopelmatidae.
  • Subordo Mesobatrachia Familia Pipidae yaitu: Familia Rhinophrydae, Familia Pelobatidae, Familia Pelodytidae.
  • Subordo : Neobactrachia yaitu : Familia Bufonidae, Familia Microhylidae, Familia Ranidae, Familia Pelobatidae (Megophrydae), Familia Rhacophoridae, Familia Dendrobatidae, Familia Hylidae, Familia Pelodryadidae, Familia Myobatrachidae, Familia Sooglossidae, Familia Psedidae.

2. Ordo Caudata (Urodela)

Ordo Caudata adalah kelompok amfibi yang ciri khasnya adalah mempunyai ekor. Kata Cauda berasal dari bahasa lati yang artinya ekor. Tubuh ordo ini terdapat  bagian kepala, badan, ekor dan anggota gerak. Anggota dari ordo ini bisa mempunyai ukuran tubuh bervariasi dan ekornya mempunyai panjang yang hampir sama dengan tubuhnya, malahan ada yang lebih panjang dari tubuhnya. Beberapa spesies mempunyai insang, sementara beberapa lainnya bernapas dengan memakai paru – paru


Ordo Caudata terdiri atas beberapa ordo dan familia, yaitu sebagai berikut :

  • Subordo Cryptobranchoidea : Familia Cryptobranchidae, Familia Hynobiidae
  • Subordo Salamdroidea : Familia Salamandridae, Familia Proteidae, Familia Ambystomatidae, Familia Amphiumidae, Familia Dicamtodontidae, Familia Plethodontidae
  • Subordo Meantes : Familia Sirenidae.

3. Ordo Gymnophiona

Ordo Gymnophiona atau apoda merupakan kelompok amfibi yang ciri kasnya “Tidak mempunyai Kaki”. Maksudnya tubuhnya tersusun atas kepala, badan dan ekor. Ordo mempunyai bentuk tubuh memanjang yang menyerupai bentuk cacing atau belut dengan kulit serta tulang yang kompak. Kepalanya disusun oleh tengkorak yang kuat, yang berguna guna menggali tanah sebab mereka tinggal jauh ke dalam tanah. Pada saat dalam keadaan larva, biasanya caecilia tinggal di air dan bernapas dengan memakai insang, sementara saat dewasa insang yang dimilikinya mulai menyusut atau hilang dan biasanya ditemukan di dalam tanah.


Ordo Gymnophiona terdapat beberapa familia, yaitu sebagai berikut :

  • Familia Ichtyopidae, Familia Caecilidae, Familia Rhinatrematidae, Familia Scoleocomorphidae, Familia Uracotyohlidae, Familia Typhlonectida.

Struktur Amfibi

  • Sistem Pernapasan, biasanya ketika masa larva memakai insang sementara saat dewasa memakai paru-paru.
  • Sistem Sirkulasi, Jantungnya mempunyai 3 ruangan, yakni 2 atrium dan 1 ventrikel. Peredaran darahnya yaitu peredaran darah tertutup ganda, maksydnya akan melewati jantung 2 kali dalam satu proses peredaran darah.
  • Sistem pencernaan lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus, lambung, usus serta rektum yang berhubungan langsung dengan koakla (satu-satunya lubang guna saluran pencernaan, urin dan genital).
  • Amfibi mempunyai mulut yang lebar, gigi-gigi kecil serta lidah yang bercabang menjadi 2 pada ujungnya. Permukaan lidahnya mengandung zat perekat yang berfungsi guna menangkap mangsa.
  • Sistem Eksresi, Amfibi mempunyai ginjal dan saluran kemih yang mengatur proses eksresi padanya. Akhir dari saluran kemih itu pun sama dengan saluran pencernaan, yakni koakla (satu-satunya lubang guna saluran pencernaan, urin dan genital).
  • Sistem Sarafnya adalah sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
  • Sistem indera yaitu mata, hidung dan telinga. Kepala amfibi berbentuk segitiga mirip kerucut yang terdiri dari sepasang mata serta pada masing-masing mata ini ada kelopak mata atas dan bawah. Pada kelopa mata bawah ada membran tipis yang disebut membran niktitans. Membran tersebut berfungsi guna melindungi mata dari gesekan dengan air. Lubang hidung pada amfibi berhubungan langsung pada rongga mulutnya.
  • Telinga amfibi terdiri dari telinga tengah serta telinga dalam, mereka tidak mempunyai telinga luar. Pada telinganya pun ada salurang yang berhubungan dengan faring yang disebut tuba eustachius, saluran tersebut berfungsi guna menyesuaikan tekanan udara pada lingkungan luar tubuh dengan lingkungan dalam tubuh. Katak pun mempunyai gendang teling (membran timpani), sementara salamander tidak mempunyainya, oleh karena itu mereka mendeteksi getaran suara dengan kakinya.
  • Berkembang biak dengan cara bertelur serta telur terdapat di dalam air dan bisa juga tempat yang lembab, fertilisasinya (pertemuan sel sperma dengan sel ovum) yaitu berlangsung secara eksternal (di luar tubuh), sementara pada ordo Gymnophiona (Apoda) fertilisasinya terjadi secara internal (di dalam tubuh).
Baca Juga :  Legenda Kolam Sampuraga

Sistem Pencernaan Amfibi

Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan.

Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedag bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Tiap – tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan – ikatan yang lebih sederhana.

Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri.

Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor menjadi feces dan selanjutnya dikeluarkan melalui anus.


Sistem Peredaran Darah Amfibi

Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel.

Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru.

Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru – paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru. Selain peredaran darah paru – paru, pada katak → sinus venosus → atrium kanan.


Sistem Ekresi Amfibi

Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada saat ia berada di air, banyak iar masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya.

Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung kemih untuk konserfadsi air. Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin ynag encer.

Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.


Sistem Kelenjar (Endokrin) Amfibi

Dengan mengambil contoh Katak. Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas – tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat mengaktifakan atau mengerem pertumbuhan, mengaktifakan bermacam – macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku mahluk. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atcuglandulaehypophysa bagian anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan.

Baca Juga :  Another Girl In The Wall Mod Apk

Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panajang tulang, dn kecuali itu mempengaruhi glandulae thyroidea. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glndulae hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan itu ditransplatasikan kemabali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana mestinya. Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior hypophysa ini baik secara oral atau suntikan menyebabkan pertumbuhan raksasa.

Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pitutaria ini menghasilkan homon yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan implantasi, kelenjar ini dengan suskses pada seekor katak dewasa yang tak dalam keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu terjadi perubahan. Implantasi pada hewan betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah masak.

Implantasi pada hewan jantan mengakibatkan hewan itu mengahasilkan sperma. Bagian tengah pituitaria akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan dalam pengaturan kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormon yang mengatur pengambilan air. Glandulae phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid menghasilkan hormon thryoid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelnjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak.

Jika kelenjar itu diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon nsulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen. Pada permukaan luar ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang kerjanya berlawanan dengan insulin (mengubah glikogen menjadi glukosa).


Sistem Respirasi Amfibi

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.

Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.

Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.

Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.

Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut.

Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.


Contoh Hewan Amfibi


  • Kodok (Bufo sp)

Ciri Amfibi

Kodok merupakan salah satu contoh hewan amfibi yang dengan mudah untuk ditemukan. Hewan ini banyak dijumpai di daerah lembab misalnya di dekat rawa ataupun sungai. Kodok memiliki kaki berkuku dan berselaput. Permukaan tubuh kodok beracun dan kasar. Kaki kodok memiliki permukaan yang lebih panjang dibagian belakang yang sangat berguna untuk melompat. Hewan ini cenderung berwarna gelap dan hidup di atas permukaan tanah. Ukuran kecebong kodok diketahui lebih besar dibanding katak. Sistem ekskrei pada reptil berbeda dengan amfibi.


  • Katak (Rana sp)

Ciri Amfibi

Katak sawah memiliki ukuran yang lebih kecil. Katak ini banyak ditemukan di sawah – sawah yang tergenang. Katak memiliki kaki berselaput yang membuat katak sangat pintar berenang. Kulit pada tubuh katak sangat licin dan berwarna tidak mecolok. Katak banyak memakan serangga kecil di tepi sawah. Kulitnya yang licin namun tidak beracun seperti pada kodok. Katak sawah juga memiliki panjang kaki belakang lebih panjang di banding kaki depan karena memungkinkan berenang dengan cepat. Hal ini menjadi salah satu gaya dalam olahraga berenang yakni gaya katak. Katak bernafas dengan insang saat masa kecebong berbeda dengan sistem pernafasan invertebrata.

Baca Juga :  Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Paytren


  • Katak Pohon (Hyla sp)

Ciri Amfibi

 

Katak pohon merupakan katak yang berukuran lebih kecil dari katak sawah dan kodok. Hal yang menarik dari katak pohon adalah memiliki warna yang mencolok dan beracun. Katak pohon menggunakan juluran lidah untuk memangsa makanannya berupa serangga kecil. Kakinya kecil yang memiliki bantalan (pad) memungkinkan katak ini untuk lompat dari pohon satu ke pohon yang lainnya. Katak juga memiliki permukaan kulit yang licin dan halus namun beracun. Ini juga merupakan contoh hewan metamorfosis sempurna.


  • Salamander (Salamandra sp)

Ciri Amfibi

salamander adalah salah satu jenis hewan amfibi yang memiliki bentuk tubuh mirip dengan cicak. Hal ini dpaat diamati dengan cara melihat bagian tubuh pada salamander yang telah patah. Salamander memiliki habitat didaerah yang lembab misalnya di dekat rawa. Salamander lebih sering menghabiskan waktunya ditempat yang berair.


  • Sesilia / Apoda (Caecilia sp)

Ciri Amfibi

Sesilia atau apoda adalah salah satu jenis hewan yang tergolong amfibi. Hewan ini termasuk ke dalam hewan amfibi kategori langka. Sesilia juga memiliki habitat di tempat yang lembab. Sesilia memiliki bentuk yang panjang seperi ular. Ukuran sesilia hanya saja lebih kecil. Sesilia juga dikenal dengan nama ulo duwel oleh orang jawa. Banyak orang yang menganggap jika hewan sesilia merupakan jenis cacing atau anak ular karena memiliki bentuk yang mirip.


  • Axolotl (Ambystoma mexicanum)

Ciri Amfibi

Axolotl adalah salah satu jenis amfibi yang banyak menghabiskan waktu untuk berada didalam air. Hewan axolotl dikenal juga dengan nama salamander meksiko. Hewan ini memiliki bentuk seperti kadal. Banyak yang berpendapat hewan ini sangat imut dan lucu. Tubuhnya memiliki warna tubuh putih. Hal ini akan membuat hewan axolotl menjadi diminati sebagai hewan peliharaan eksotik untuk orang yang menyukainya.


  • Diplocaulus

Ciri Amfibi

Diplocaulus adalah salah satu hewan amfibi purba yang diduga oleh para ahli dengan ditemukan fosilnya. Hewan ini diketahui sebagai hewan pemakan ikan.


  • Common Mudpuppy (Necturus maculosus)

Ciri Amfibi

Hewan ini merupakan salah satu jenis amfibi yang diketahui endemik berada di timur laut bagian Amerika Serikat. Hewan banyak ditemukan di wilayah negara Kanada pada tempat lembab. Mereka suka bersembunyi di dalam air dengan kedalaman hingga 90 kaki. Hewan ini juga diketahui dapat hidup hingga 20 tahun dengan bertahan memakan daging seperti telur ikan, serangga, dan lain – lain.


  • Neuse River Waterdog (Necturus lewisi)

Ciri Amfibi

Hewan ini menyerupai kadal dan banyak ditemukan di daerah utara Carolina. Ukuran hewan ini sekitar 16,5 hingga 28 cm. Permukaan kulit halus dengan corak.


  • Suriname Horned Frog (Ceratophrys cornuta)

Ciri Amfibi

Hewan ini merupakan amfibi bertanduk di Amazon. Hewan dapat tumbuh hingga panjang 20 cm. Hewan ditemukan di daerah utara wilayah bagian Amerika selatan. Pada masa menjadi kecebong, hewan ini memiliki keunikan saling menyerang untuk bertahan.


Sistem Reproduksi Pada Amfibi

Ciri Amfibi

  • Sistem Genitalia Jantan

Testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara).

Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.


  • Sistem Genitalia Betina

Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelokkelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).


  • Pembuahan Eksternal

Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.

Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapairibuan.Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id tentang Ciri Amfibi : Pengertian, Ciri, Klasifikasi, Jenis, Struktur, Sistem Pencernaan, Peredaran Darah, Ekeresi, Kelenjar, Respirasi, Contoh, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD