Cerita Pak Lebai Malang

Diposting pada

Pengertian Pak Lebai Malang

Pak Lebai merupakan seorang yang senang untuk berubah pikiran. Beberapa saat sebelum tujuannya berhasil tercapai, dia pasti berubah pikiran serta malah mengerjakan hal yang lain. Akibat, sifat tersebutlah yang dapat membuatnya rugi. Suatu waktu, ketika mendayung sampan miiknya di tengah sungai, pak Lebai berjumpa salah seorang tetangganya. “Selamat siang, pak Lebai! Besok saya ingin membuat sebuah pesta di rumah. saya mau mengundang pak lebai. maukah engkau menghadiri pesta di rumah saya besok?” bertanya tetangga itu. Rumah dari tetangga pak Lebai itu beradadi sebelah timur sungai.

Cerita Pak Lebai Malang

Cerita Pak Lebai Malang

Di karenakan pak Lebai sangat senang apabila diundang pesta, dia pun langsung mengatakan, “Oh, pasti, hai tetanggaku. saya pasti datang di pestamu.”

Dan sesudah itu, pak Lebai berpisah dari tetangganya. DiIa lanjut mendayung sampannya dengan membayangkan pasti menyenangkan pesta yang diadakan di rumah tetangganya itu. Tidak lama, pak Lebai berjumpa salah satu orang temannya.

“Hai, pak Lebai! pas sekali bisa berjumpa di sini. Besok ada pesta di rumah saya. Hadir, yaaa, akan banyak makanan yang enak pada pestaku ini!”

 berkata teman dari pak Lebai. Pak Lebai pun merasa senang diberi  undangan temanya tersebut, “Oh, iyakah? Pasti saya datang ke pesta di rumahmu!” berkata pak Lebai. Rumah teman pak Lebai berada di sisi barat sungai.

selanjutnya pak Lebai ingat, “Oh, iya, besok saya juga dapat undangan pesta dari teman saya yang lain. Harus bagaimana ?”

Pak Lebai akhirnya berpikir dengan keras. “ahhhh saya ingin hadir ke rumah tetangga saya  saja.  Saya dengar dia menyembelih dua ekor kerbau dalam pestanya besok. Pesta yang ada di sana pasti akan sangat meriah,” pikir dari pak Lebai itu.

Dan esok harinya pak Lebai bersiap-siap. Ia langsung mendayung sampannya menuju sisi timur sungai, untuk menuju rumah dari tetangganya. Dalam hati dia merasa tak enak kalau tak datang ke pesta temannya. Namun apa mau dikata, dia telah mengambil keputusan tersebut.

Baca Juga :  Apakah Musyawarah Itu

Ketika sudah separuh jalan, dia berjumpa tetangga yang lain.

“hai, Pak Lebai, percuma kalau engkau hadir ke pestanya. Kerbau yang mau disembelih sungguh sangat kurus. Apalagi si tuan rumah pestanya sungguh juga sangat pelit. Dia pasti tak menghidangkan  makanan yang cukup kepada tamunya,” berkata tetangga lain dari pak Lebai.

“Ah, tetapi dia sendiri yang langsung mengundang saya. Dia pasti sudah enghidangkan makanan untuk saya,” sanggah dari pak Lebai.

“silahkan saja engkau hadir ke pestanya,” berkata tetangga lain tersebut sambil mendayung sampannya menjauh.

Pak Lebai terus saja mendayung sampannya menuju ke sebelah  timur sungai, menuju rumah dari tetangganya yang mengundangnya di pesta. Tetapi sejauh perjalanan, dia tidak berhenti memikirkan perkataan dari tetangga yang lain tadi. Akhirnya, meskipun sebentar lagi dia sampai pada rumah tetangganya itu yang mengadakan sebuah pesta, pak Lebai tiba-tiba berubah pikiran.

“Ahhh, mending saya menuju rumah teman saya. Saya tahu dia bukanlah seorang yang pelit. Di sana pasti menyediakan lebih banyak makanan untuk para tamu,” pikirnya pak Lebai.

Langsung pak Lebai kemudian berbalik arah. Dia mendayung sampannya dengan cepat menuju ke sebelah barat sungai. Pak Lebai pun menempuh perjalanan yang lumayan jauh akibat hampir tiba pada rumah tetangganya tadi. Pada saat akan samapi rumah temannya, pak Lebai berjumpa sekelompok orang. ternyata mereka itu baru saja pulang dari rumah temannya yang mengadakan pesta.

“Soreee, pak Lebai. Pestanya telah berkahir. dari mana saja engkau ini? Kami semua telah lama  menunggu engaku tadi, namun engkau tak kunjung datang,” berkata salah seorang pria kepada pak Lebai.

“Aduhhh, harusnya saya tadi langsung ke sini saja,” gerutu dari pak Lebai.

Akibat kelelahan dalam mendayung sampannya untuk menempuh perjalanan yang sangat jauh, pak Lebai  akhirnya tertidur pada sampannya. tapi nasib yang malang pak Lebai ternyata tak berhenti di situ. Sampannya dari pak Lebai tiba-tiba hanyut dan terbawa aliran sungai dan akhirnya dia tiba ke kampung sebelah. Ketika dia terbangun, pak Lebai mendapati kalau dirinya sudah berada di kampung yang tak dikenalnya. Dia pun terpaksa harus mendayung sampannya lagi, untuk menempuh perjalanan sangat jauh agar bisa kembali pulang menuju kampungnya. Dan sejak itulah pak Lebai dikenal dengan sebutan Lebai Malang akibat nasib malang yang terus saja menimpa dirinya.

Baca Juga :  Perbedaan Perguruan Tinggi


Amanat Cerita Pak Lebai Malang

Amanat dari Cerita Dongeng Rakyat Sumatera Barat : Pak Lebai Malang adalah Hendaknya memutuskan segala sesuatu bukan atas dasar untung rugi, tetapi dengan keikhlasan dan keteguhan hati, sehingga terhindar dari nasib malang.


Pesan Moral Cerita Pak Lebai Malang

Hendaknya memutuskan segala sesuatu bukan atas dasar untung rugi, tetapi dengan ke ikhlasan dan keteguhan hati, sehingga terhindar dari nasib malang.


Hikayat Pak Lebai Malang

Hikayat Lebai Malang. Tersebutlah seorang guru agama bernama Lebai. Biasa ia disapa dengan panggilan Pak Lebai.

Pak Lebai tinggal di sebuah tepian sungai. Ia sangat terkenal di antara warga kampung yang tinggal dari hulu hingga hilir sungai tersebut. Pak Lebai akan diundang jika ada hajatan yang diadakan warga. Biasanya, ia akan diminta untuk mendoakan hajat yang telangah dilaksanakan tuan rumah tersebut. Biasanya pula, Pak Lebai akan mendapat bagian istimewa dari hewan yang disembelih untuk hajat tersebut, yakni bagian kepala.

Pada suatu hari Pak Lebai mendapat undangan dari kenalannya. Kenalannya yang tinggal di hulu sungai itu hendak menikahkan anaknya. Pak Lebai menyatakan akan datang memnuhi undangan tersebut. Namun tak berapa lama kemudian datang undangan pernikahan pula dari muridnya yang tinggal di hilir sungai. Kepada utusan yang memberikan undangan, Pak Lebai juga menyatakan akan menghadirinya.

Pak Lebai menjadi kebingungan saat mengetahui kedua undangan itu ternyata dilaksanakan pada hari yang sama. Ia merasa terlalu terburu-buru menyatakan akan memenuhi dua undangan itu tanpa memriksa terlebih dahulu. Maka, pada hari yang telah ditentukan, Pak Lebai tetap dalam kebingungannya menentukan undangan mana yang sebaiknya ia datangi.


Struktur Teks Lebai Malang

Mentari mulai muncul di ufuk timur. Pak Lebai segera beranjak bangun dari tidurnya. Ia bergegas menuju Pasar Losari. Pasar itu tidak jauh dari rumahnya, hanya sekitar lima kilometer. Bangunan di pasar tersebut sudah banyak yang lapuk termakan ganasnya waktu. Selain itu bangunannya yang berwarna coklat tua semakin memberikan kesan jika pasar tersebut sudah berumur tua. Banyaknya rerumputan juga membuat pasar ini semakin tidak terawat.
***
Sesampainya di pasar, Pak Lebai bertemu dengan Pak Sholeh. Beliau adalah orang kaya dan terpandang di desa hilir sungai. Selain itu Pak Sholeh merupakan teman Pak Lebai sejak kelas tujuh SMP.
Ia berkata

Baca Juga :  Apa itu Konjungsi

“Pak Lebai, saya mempunyai sebuah acara syukuran yang diadakan besok jam lima sore. Saya harap Pak Lebai dapat menghadiri acara tersebut.”
Pak Lebai menjawab “Insyaallah saya akan datang Pak Sholeh, tetapi dimanakah acara tersebut berlangsung ?”

“Di rumah Saya Pak Lebai, di hilir sungai. Jangan khawatir Pak Lebai, di sana banyak makanan lezat dan Pak Lebai akan mendapat dua kepala kambing yang sangat lezat,” Jawab Pak Sholeh.

“Iya Pak Sholeh, Insyaallah saya akan datang” Sahut Pak Lebai.
Setelah itu Pak Sholeh mengucapkan selamat tinggal kepada Pak Lebai, dan ia bergegas ke rumahnya di hilir sungai.
***

Hari beranjak malam, Pak Lebai bergegas pulang ke rumahnya. Di tengah perjalanan, Pak Lebai bertemu dengan Pak Salih yang akan member undangan pestanya di hulu sungai.

“Assalamu’alaikum, Pak Lebai !” Sapa Pak Salih.

“Waalaikumsalam, Pak Salih ! kok tumben jalan-jalan malam-malam gini ?” Jawab Pak Lebai.

“Iya nih Pak Lebai, saya ingin menyampaikan sesuatu.”

“Sesuatu apa ?” Jawab Pak Lebai.

“Saya akan mengadakan syukuran di rumah saya besok jam lima sore,di rumah saya pak,di hulu sungai. Apakah Pak Lebai berkenan hadir ?”

Pak Lebai berpikir sejenak, lalu ia berkata “Insyaallah saya akan datang Pak Salih. Tetapi saya tidak bisa janji.

“Iya tidak apa-apa Pak Lebai, tetapi Pak Lebai tidak perlu khawatir, karena di pesta saya ini akan banyak kue-kue dan makanan yang lezat. Saya berharap Pak Lebai dapat menghadiri acara saya ini. Ya sudah jika seperti itu, Saya pulang dulu. Assalamu’alaikum” Pak Salih mengakhiri pembicaraannya.

“Waalaikumsalam, “Jawab Pak Lebai.

***

Sesampainya di rumah, Pak Lebai terus berpikir bagaimana caranya agar ia dapat menghadiri pesta yang diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan tersebut. Pak Lebai mempertimbangkan untung rugi kedua undangan tersebut.


demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Cerita Pak Lebai Malang : Pengertian, Amanat, Struktur Teks, Pesan Moral Beserta Hikayatnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD