Cara Cepat Belajar Membaca Anak TK

Diposting pada

Pengertian Membaca

Membaca merupakan ilmu yang wajib dilakukan sejak dini. Mengajarkan membaca pada Anak yang paling efektif ialah saat mereka berusia 4-5 tahun karena perkembangan otak yang mudah untuk diserap. Untuk itu diharapkan bagi orang tua agar selalu mempunyai cara kreatif dalam mengajari anak membaca, khususnya untuk anak-anak TK. Berikut tips tips yang akan diberikan:

cara cepat membaca

Tips Supaya Anak TK Cepat Dalam Membaca


  • Memberikan Lebih Banyak Kosa Kata

Kosa kata sangatlah penting pada Anak-anak, terutama bagi mereka yang baru saja belajar membaca. Dengan selalu mengajarkan kosa kata yang ada disekitarnya,  hal ini akan membuat anak anak lebih mudah mengingatnya. Semakin banyak kosa kata yang diajarkan, maka akan semakin membantu anak-anak dalam membaca.


  • Belajar di Tempat Yang Menyenangkan

Mengajari anak TK membaca harus mempunyai inisiatif yang berbeda. Salah satunya dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang menarik contohnya di taman. Belajar tak selalu harus di dalam ruangan. Sesekali para Ibu bisa mengajak si anak bermain sambil belajar membaca. Cara seperti ini dipercaya akan mendorong semangat anak dalam belajar membaca karena berada di tempat yang baru. Untuk itu, ajaklah si anak belajar tidak hanya di dalam ruangan.


  • Melatih Anak Bercerita

Sebagai orang tua yang ingin anaknya lebih mudah belajar membaca, maka berikan kesempatan untuk bercerita mengenai kesehariannya dengan menulis. Setelah itu, mintalah anak untuk membaca apa yang sudah dia tulis. Cara ini bertujuan untuk membantu anak dalam menyerap berbagai kata baru dari apa yang mereka ingat.


  • Menggunakan Alat Bantu

Anak-anak biasanya akan lebih mudah memahami bacaan bila memakai alat bantu seperti spidol atau stabillo. Bagi para Ibu sebaiknya mencoba cara ini, cobalah untuk memakai spidol dengan warna yang berbeda agar anak lebih mudah membaca dengan benar sekaligus merupakan cara yang asyik dalam belajar membaca. Hal ini sekaligus bisa dipakai untuk mengajari anak dalam membedakan warna.


  • Jangan Terlalu Memaksa

Anak usia 4 tahunan biasanya tidak terlalu suka padasaat dipaksa, akan tetapi para orang tua juga jangan menyerah saat anak tidak suka dalam belajar membaca. Bujuklah anak pelan-pelan hingga anak mempunyai keinginan sendiri dalam bekajar membaca. Para Ibu harus lebih sabar pada saat membujuk anak dalam belajar. Biasanya anak TK akan lebih mudah dibujuk supaya mau diajari untuk membaca.


  • Menciptakan Susasana Yang Kreatif

Mengajari membaca anak TK mesti dengan cara yang berbeda. Cobalah untuk menciptakan suasana yang kreatif supaya anak merasa tidak sedang belajar. Dengan menggunakan cara yang lebih kreatif akan membantu perkembangan otak kanan yang akan memudahkan anak dalam belajar membaca. Melatih perkembangan otak kanan harus dimulai sejak kecil untuk menghasilkan tumbuh kembang yang lebih berkualitas.


  • Buat Cara yang Menyenangkan

Ada banyak cara yang lebih menyenangkan dalam mengajari anak-anak membaca, khususnya untuk anak TK. Anak TK pastinya akan suka dengan cara yang menyenangkan misalnya susunan abjad yang berwarna-warni. Mengajari dengan cara yang lebih menyenangkan akan membuat si kecil lebih semangat dalam belajar membaca dan lebih mudah dalam mengingat apa yang telah dibaca.

Baca Juga :  Cara Mengatasi Terorisme


  • Mengajarkan Bacaan Umum yang Ada di Sekitar

Cara yang paling mudah dalam mengajarkan membaca pada anak ialah memakai apa yang sering dilihat di sekitarnya. Misalnya, kata Ayah, Ibu, Kakek, Nenek dan orang-orang di sekitar dia. Cara ini lebih mudah diajarkan karena sering dilihat dan memudahkan anak untuk mengingatnya. Selain itu banyak benda lainnya misalnya pintu, kursi, jendela dan dll.


  • Memberi Nama Pada Benda

Walaupun cara ini sedikit ribet, akan tetapi justru akan membuat anak lebih mudah dalam mengingat kosa kata. Cara ini bisa dilakukan dengan memberikan nama pada benda yang ada disekitar conothnya sepatu, tas, kaos kaki, sepeda dan lainnya. Caranya bisa dilakukan dengan memakai gambar yang ditulisi pada bagian bawah. Ini akan membuat si kecil mudah untuk mengingatnua.


  • Membacakan Cerita Sebelum Tidur

Membacakan cerita sebelum tidur ternyata memiliki efek yang baik untuk meningkatkan daya ingat  pada anak. Saat anak mendengar cerita pengantar tidur, otak lebih mudah menstimulasi kosa kata yang saat ia menjelang tidur. Anak yang dibacakan cerita mempunyai kemampuan menyerap kosa kata lebih cepat sehingga dia lebih mudah dalam belajar membaca.


Manfaat Media Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak

Anak usia taman kanak-kanak adalah pribadi yang unik, yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar serta memiliki keinginan yang kuat untuk meniru dan mencoba segala stimulus atau rangsangan yang mereka indra di lingkungannya.

Keberadaan media pengajaran sebagai penunjang dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menjadi stimulus yang dibutuhkan oleh anak, karena pada usia tersebut mereka akan lebih tertarik serta lebih cepat dalam hal mempelajari sesuatu yang dapat di indranya , baik dengan cara dilihat, didengar, diraba, dicium dan dirasakan secara langsung.

Dengan adanya ketertarikan anak tersebut maka diharapkan dapat merangsang anak untuk mempelajari sesuatu dengan cara lebih cepat dan dengan cara yang lebih menyenangkan.

Atas dasar alasan tersebut di atas, keberadaan media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi proses belajar anak, yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar anak.


Jenis Media Pembelajaran yang Dapat Dimanfaatkan di TK

Media pengajaran yang dipergunakan di taman kanak-kanak terdiri dari dua jenis, yaitu alat peraga dan alat permainan.

Alat peraga adalah semua alat yang dipergunakan oleh pendidik untuk menerangkan/memperagakan bahan pelajaran dalam proses belajar mengajar. Sedangkan alat permainan adalah semua alat yang dipergunakan anak untuk memenuhi naluri bermainnya sehingga anak dapat melakukan proses belajar dengan cara yang menyenangkan. Dalam pelaksanaannya kedua alat tersebut dapat berfungsi sebaliknya, maksudnya adalah alat peraga dapat dipergunakan sebagai alat permainan dan sebaliknya alat permainan dapat dipergunakan sebagai alat peraga sesuai dengan fungsi yang dipergunakan oleh pendidik saat melaksanakan proses belajar dan mengajar.

Alat peraga terbagi dalam dua jenis alat, yaitu alat peraga langsung dan alat peraga tidak langsung.

Alat peraga langsung adalah alat peraga yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar yang merupakan bahan atau benda yang sebenarnya dan bukan tiruan. Sedangkan alat peraga tidak langsung adalah benda-benda tiruan.

Sebenarnya keberadaan alat peraga langsung lebih diutamakan daripada alat peraga tidak langsung, namun ada beberapa alasan mengapa alat peraga tidak langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Alasan yang pertama adalah apabila alat peraga yang sebenarnya sulit untuk didapatkan, terlalu kecil sehingga sulit untuk diamati, terlalu besar sehingga tidak memungkinkan apabila dibawa ke dalam kelas, ataupun letak benda yang sebenarnya terlalu jauh dari lokasi tempat megajar.

Baca Juga :  Fungsi Sosialisasi Politik

Alat permainan terbagi dua macam, yaitu alat permainan di dalam kelas dan alat permainan di luar kelas.

Alat permainan di dalam kelas adalah alat permainan yang biasa dipergunakan di dalam kelas, misalnya : puzzle, balok, boneka dan lain sebaginya. Adapun alat permainan di luar kelas adalah alat permainan yang biasa dipergunakan di luar kelas, misalnya : jungkitan, perosotan, piring putar, jala panjatan dan lain sebagainya.


Cara Pemilihan Media Pembelajaran di TK

Media pengajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pengajaran di taman kanak-kanak mencakup hal sebagai berikut :

  1. Media pengajaran yang dipersiapkan sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaan media tersebut.
  2. Dapat memberi pengertian atau menjelaskan suatu konsep tertentu.
  3. Dapat mendorong kreatifitas anak, memberi kesempatan kepada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri).
  4. Media pengajaran harus memenuhi unsur kebenaran ukuran, ketelitian dan kejelasan.Hal tersebut perlu diperhatikan untuk menghindari kesalahan konsep atau pengertian tentang sesuatu yang akan digambarkan atau dijelaskan. Misalnya pendidik memilih menggunakan gambar-gambar binatang untuk menjelaskan bahwa binatang itu bermacam-macam. Hal yang perlu diperhatikan adalah bentuk proporsi gambar binatang tersebut memiliki proporsi atau perbandingan ukuran antara bentuk muka, badan dan anggota badan lainnya menggambarkan binatang-binatang yang dimaksud.
  5. Media yang tersedia harus aman, tidak membahayakan bagi anak. Misalnya menggunakan zat pewarna yang aman bagi kesehatan, bahan yang tidak tajam dan rapi sehingga tidak akan melukai dan membahayakan anak.
  6. Dapat dipergunakan secara individual, kelompok atau klasikal.
  7. Media pengajaran tersebut hendaknya menarik, menyenangkan dan tidak membosankan, serta memenuhi keindahan dalam bentuk maupun warna, serta rapi dalam pembuatannya.
  8. Mudah digunakan oleh pendidik maupun anak.

Hal-hal yang Dapat Dijadikan Media Pembelajaran di TK

Media Pembelajaran tidak harus selalu membeli, maka diperlukan tingkat kreatifitas yang tinggi bagi guru TK. Media pembelajaran yang berupa alat permainan ataupun alat peraga, keduanya bisa dibuat sendiri oleh guru TK. Media disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan pada siswa. Bahan-bahan yang digunakan pun tidak harus membeli, namun bisa dengan memanfaatkan barang-barang bekas pula.

Ada beberapa prinsip dalam pembuatan media yang harus diperhatikan, yaitu :

  1. Media yang dibuat hendaknya multi guna, artinya media tersebut dapat digunakan untuk semua pengembangan dan kemampuan lain yang sesuai. Disamping dapat dipergunakan sebagai alat peraga juga dapat digunakan sebagai alat bermain oleh anak.
  2. Bahan yang digunakan mudah didapat di lingkungan sekitar dan murah harganya. Bahan-bahan tersebut dapat dibeli, diambil di lingkungan sekitar atau dari bahan-bahan bekas/sisa. Dan alangkah lebih baik apabila bahan yang digunakan merupakan barang-barang bekas yang layak pakai sehingga selain mendapatkan bahan yang lebih murah atau mungkin tidak perlu membeli juga dapat mengenalkan kepada anak didik proses daur ulang serta memungkinkan bagi pendidik untuk menuangkan kreativitasnya.
  3. Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak.
  4. Media yang dibuat dapat menimbulkan kreativitas anak, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
  5. Sesuai dengan tujuan dan fungsi media.
  6. Dapat digunakan secara individu, kelompok dan klasikal.
  7. Alat dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.


Contoh Media Pembelajaran di TK

Tidak semua media pembelajaran didapatkan dengan membeli. Para guru Taman Kanak-Kanak dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan membuat sendiri media pembelajarannya. Bahan-bahan yang digunakan pun tidak selalu harus membeli, namun coba lihat di sekitar kita banyak sekali terdapat barang-barang bekas yang tidak terpakai. Namun barang itu masih dapat kita gunakan lagi, diantaranya kita ubah fungsi barang bekas itu sebagai alat peraga/media pembelajaran.

Baca Juga :  Ciri Lingkungan Sehat

Ada banyak barang yang dapat kita manfaatkan


  • Kardus Bekas Susu

Dapat kita ubah menjadi kartu suku kata. Caranya kita potong-potong kardus bekas susu tersebut kemudian kita tulisi dengan kata atau juga suku kata. Tulislah dengan krayon warna-warni sehingga menarik.

Dapat pula ditambahkan dengan gambar.

Pembelajarannya:

  1. Kartu kata: mencari padanan kata yang sama, mengelompokkan kata-kata yang sejenis.
  2. Kartu suku kata: mengelompokkan suku kata awal atau akhir yang sama.

  • Gelas Plastik Bekas

Bagian atas dari ring gelas plastik dapat kita gunakan dalam permainan fisik motorik kasar yang dipadu dengan berhitung. Sebelumnya rapikan dulu ring yang telah kita gunting. Kemudian siapkan tiang kecil dari kayu atau bambu. Usahakan tiang dapat berdiri. Berilah angka pada tiang tersebut.
Pembelajarannya: suruh anak menghitung ring bekas gelas dengan melemparkannya pada tiang pancang yang telah disiapkan.

Bagian bawahan gelas yang telah di potong kita tulisi dengan huruf atau angka. Tulislah dengan spidol permanen agar tulisannya tidak hilang. Pembelajarannya: dapat digunakan untuk membuat kata-kata dengan menyusun huruf demi huruf.

Selain itu, dapat juga dibuat berbagai macam permainan seperti teropong, telpon-telponan, dan lain-lain.


Konsep Dasar Membaca Pada Anak Usia Dini

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.Menurut Tarigan membaca adalah proses yang dilakukan serta dipergunakanoleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis media kata-kata/bahasa itu.

Menurut Saleh Abbas, membaca pada hakikatnya adalah suatu aktivitas untuk menangkap informasi bacaan baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam bentuk pemahaman bacaan secara literal, inferensial, evaluatif, dan kreatif dengan memanfaatkan pengalaman pembaca.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu aktifitas membunyikan rangkaian lambang-lambang berupa huruf yang dihubungkan menjadi kata yang memiliki suatu makna tersendiri.


Tahap Perkembangan Membaca Anak

Kemampuan membaca pada anak berkembang dalam beberapa tahap. Menurut Cochrane Efal membagi tahap-tahap perkembangan dasar kemampuan membaca anak pada usia 4 – 6 tahun berlangsung dalam lima tahap, yaitu:

  1. Fantasi (Magical strage)
  2. Pembentukan konsep diri (Self concept strange)
  3. Membaca gemar (Brigging reading strange)
  4. Pengenalan bacaan (Sake-off reader strange)
  5. Membaca lancar (Independent reader strange)

Metode Pembelajaran Membaca Permulaan Pada Anak

Kemampuan membaca merupakan hal yang penting dalam perkembangan anak. Anak berada pada tahap pemula, sehingga anak perlu dibimbing untuk memperhatikan dua hal persiapan membaca yaitu keteraturan bentuk dan pola gabungan huruf.

Menurut Musfiroh terdapat beberapa model pembelajaran bahasa yaitu whole word (model kata utuh), phonics, dan analogy. Model whole word (model kata utuh) merupakan model pemerolehan-literasi yang lebih menekankan pada pengenalan kata secara utuh dengan tidak boleh mengenalkan abjad, sedangkan pada model phonics pengajaran membaca dimulai dari huruf lepas-suku kata-kata dan kalimat. Pada model analogy guru dapat menggunakan berbagai benda seperti benda, bunyi, media gambar dan lain sebagainya untuk memberikan pancingan.

Darwowidjojo lebih khusus menyatakan terdapat dua macam metode pembelajaran membaca permulaan yaitu: (1) membaca dari bawah (bottom up) yaitu metode yang menghubungkan grafem dengan fonem. Anak belajar membaca dari huruf-huruf yang akhirnya disusun menjadi sebuah kata, (2) membaca dari atas ke bawah (top down) yaitu membelajarkan anak langsung pada konteks isi dari gambar, sehingga sering terjadi kesalahan dalam mengeja huruf.


demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Cara Cepat Belajar Membaca Anak TK : Pengertian, Konsep, Tahapan, Metode, Tips, Manfaat Media, Jenis, Cara Memilih, semoga artikel inni bermanfaat bagi anda semua.

Posting pada SD