Pengertian Banjir
Banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika terdapat suatu aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Rob adalah istilah lain untuk menyebutkan banjir pasang-surut. Banjir rob adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari permukaan air laut.
Penyebab terjadinya banjir
Penyebab terjadinya banjir antara lain sebagai berikut:
- Tingginya curah hujan di hulu sungai.
- Hutan di hulu sungai banyak di tebangi, padahal hutan berfungsi sebagai unsur hidrolis (penyimpan air) dan orologis (pengatur air) di musim kemarau.
- Berubahnya fungsi hutan dari hutan lindung menjadi hutan produksi.
- Beralihnya fungsi hulu sungai dari kawasan resapan air menjadi kawasan pemukiman.
- Beralinya fungsi hulu dan aliran sungai menjadi areal perkebunan dan pertanian.
- Menyempitnya aliarn sungai akibat pembanguna yang bertambah ke arah bagian tengah sungai.
- Sungai yang semakin dangkal akibat kuatnya erosi yan di bawa oleh sungai berupa material lumpur, pasir, kerikil, dan kayu hasil penebangan liar.
- Masyarakat banyak yang membuang sampah di sungai sehingga air sungai terhambat dan terhalang oleh sampah yang menumpuk di sungai.
Dampak yang Ditimbulkan oleh Banjir
a. Primer
Kerusakan fisik: Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.
b. Sekunder
- Persediaan air: Kontaminasi air → Air minum bersih mulai langka.
- Penyakit: Kondisi tidak higienis → Penyebaran penyakit bawaan air.
- Pertanian dan persediaan makanan → Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan panen.
- Pepohonan → Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.
- Transportasi → Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
c. Dampak Tersier/Jangka Panjang
Ekonomi: Kesulitan ekonomi karena kerusakan pemukiman yang terjadi akibat banjir; dalam sector pariwisata, menurunnya minat wiasatawan; biaya pembangunan kembali; kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.
Solusi Penanggulangan Banjir
Penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas tiga tahap yang meliputi tahap pra bencana, tahap tanggap darurat dan tahap pasca bencana. Pelaksanaan kegiatan pada setiap tahap menganut prinsip-prinsip sebagai berikut
- Tahap Pra Bencana Dalam tahap pra bencana kegiatan mitigasi bencana dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan dalam bentuk penegakan hukum/peraturan pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan fisik di lapangan yang bertujuan untuk mengurangi dampak kerugian yang terjadi bila ada bencana seperti dengan mematuhi rencana tata ruang dan tata bangunan yang telah ditetapkan. Kesiapsiagaan dilakukan untuk memastikan upaya yang cepat dan tepat yang perlu ditempuh dalam menghadapi situasi darurat.
- Tahap Tanggap Darurat Dalam tahap tanggap darurat kegiatan mitigasi bencana, dukungan yang diberikan dalam kegiatan evakuasi korban bencana adalah penyediaan dan pengoperasian peralatan yang diperlukan untuk mendukung dan memberikan akses bagi pelaksanaan kegiatan pencarian dan evakuasi korban bencana beserta harta bendanya di lokasi dan keluar dari lokasi bencana. Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat utamanya dilakukan untuk memulihkan kondisi dan fungsi prasarana dan sarana yang rusak akibat bencana yang bersifat darurat/sementara namun harus mampu mencapai tingkat pelayanan minimal yang dibutuhkan, dan menyediakan berbagai sarana yang diperlukan bagi perawatan dan penampungan sementara para pengungsi korban bencana.
- Tahap Pasca Bencana Dalam tahap pasca bencana kegiatan mitigasi bencana, kegiatan rehabilitasi da rekonstruksi yang dilaksanakan harus diupayakan untuk melibatkan peran serta masyarakat. Bantuan dari pemerintah diutamakan berupa stimulan yang diharapkan akan dapat mendorong tumbuhnya keswadayaan masyarakat. Pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi diutamakan bagi prasarana dan sarana serta rumah bagi masyarakat yang tidak mampu dengan pendekatan tridaya dalam pelaksanaannya (permukiman
Soulusi Pengendalian Banjir
Pengendalian banjir merupakan suatu yang kompleks. Dimensi rekayasanya melibatkan banyak disiplin ilmu teknik antara lain: hidrologi, hidrolika, erosi DAS,teknik sungai, morfologi & sedimentasi sunga i, rekayasa sistem pengendalian banjir, sistem drainase kota, bangunan air dll. Di samping itu suksesnya program pengendalian banjir juga tergantung dari aspek lainnya yang menyangkut sosial, ekonomi, lingkungan, institusi, hukum, dll.
Pengendalian banjir merupakan bagian dari pengelolaan sumber daya air yang lebih spesifik untuk mengendalikan debit banjir umumnya melalui dam – dam pengendali banjir, atau peningkatan sistem pembawa (sungai, drainase) dan pencegahan hal –hal yang berpotensi merusak dengan cara mengelola tata guna lahan dan daerah banjir / flood plains. (Robert J. Kodoatie, “ PSDA Terpadu”)Fenomena banjir dan hakisan merupakan bencana alam yang berlaku hampir setiap tahun di kawasan Pantai Timur Semenanjung Malaysia.
Di negeri Kelantan, taburan hujan pada bulan November hingga Januari meningkat sehingga 1750mm. Keadaan ini menyebabkan masalah banjir berlaku dan kadar hakisan juga meningkat secara mendadak. Langkah bagi mengawal masalah ini ialah dengan memberi perlindungan pada tebing sungai dan juga kepada penduduk setempat. Struktur kawalan hakisan dan banjir di tepi sungai merupakan kaedah pengawalan yang penting dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Langkah Dalam Mitigasi Bencana Banjir
Langkah-Langkah yang Dilakukan Dalam Mitigasi Bencana Banjir Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana banjir antara lain :
- Pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasi untuk menempatkan fasilitas vital yang rentan terhadapbanjir pada daerah yang aman
- Penyesuaian desain bangunan di daerah banjir harus tahan terhadap banjir dan dibuat bertingkat.
- Pembangunan infrastruktur harus kedap air
- Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai, tembok laut sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami akan sangat membantu untuk mengurangi bencana banjir.
- Pengaturan kecepatan aliranair permukaan dan daerah hulu sangat membantu mengurangi terjadinya bencana banjir. Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mengatur kecepatan air masuk kedalam sistem pengaliran diantaranya adalah dengan pembangunan bendungan/waduk , reboisasi dan pembangunan sistem peresapan.
- Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik secara saluran terbuka maupun dengan pipa atau terowongan dapat membantu mengurangi resiko banjir.
- Pembuatan tembok penahan dan tembok pemecah ombak untuk mengurangi energi ombak jika terjadi badai atau tsunami untuk daerah pantai.
- Memperhatikan karakteristik geografi pantai dan bangunan pemecahan gelombang untuk daerah teluk.
- Pembersihan sedimen
- Pembangunan pembuatan saluran drainse
- Peningkatan kewaspadaan di daerah dataran banjir
- Desain bangunan rumah tahan banjir (material tahan air, fondasi kuat)
- Pelatihan pertanian yang sesuaidengan kondisi daerah banjir
- meningkatkan kewaspadaan terhadap penggundulan hutan.
- Pelatihan tentang kewaspadaanbanjirseperti cara penyimpanan/pergudangan perbekalan, tempat istirahat/tidur di tempat yang aman (daerah yang tinggi)
- Persiapan evakuasi bencana banjir seperti perahu dan alat-alat penyelamatan lainnya.
Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.idi mengenai Mitigasi Bencara Banjir : Pengertian, Tahapan, Teknik, Penyebab, Solusi, Dampak, Faktor, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.