Batuan Beku

Diposting pada
Batuan Beku

Pengertian Batuan Beku

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk dari pengerasan serta pendinginan magma dengan atau tanpa proses kristalisasi. Batuan beku yang terbentuk di bawah permukaan bumi biasanya disebut batuan intrusif (plutonik) sementara batuan beku yang terbentuk di atas permukaan bumi biasanya disebut batuan ekstrusif (vulkanik). Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan oleh para peneliti, serta sebagian besar dari batu itu terbentuk di bawah permukaan bumi.


Ciri-ciri Batuan Beku


  • Warna Batuan Beku

Warna batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu serta putih cerah. Warna tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku tersebut. Pencampuran warna mineral adalah faktor utama pewarnaan batuan beku. Contohnya saat terjadi pencampuran mineral hitam pekat dengan putih pasti biasanya akan terbentuk batuan beku hitam berbintik putih.


  • Tekstur Batuan Beku

Tekstur dari batuan pun tergantung dari jenis mineralnya. Komposisi dari mineral itu akan berhubungan dengan ukuran butir, tingkat kristalilasi, serta bentuk kristal.


  • Tingkat Keseragaman Butir

Equigranular, jika kristal penyusunnya berukuran relatif seragam. Butir-butir penyusun batu itu ukurannya hampir sama antara yang satu dengan lainnya.

Inequigranular, jika ukuran butir kristal penyusunnya berbeda.


  • Bentuk Kristal

Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna, serta dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas teratur).

Subhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak jelas, sebagian teratur, sebagian tidak.

Anhedral, kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tak tersusun.


  • Visualisasi Granularitas

Jenis-jenis Granularitas

  • Afanitik

Batuan beku berbutir sangat halus, sehingga mineral atau kristal penyusunnya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang atau kaca pembesar.

  • Fenerik

Batuan beku yang bisa diamati mineral penyusunnya, baik itu dalam bentuk kristal, ukuran butir, serta hubungan antar butir.


  • Tingkat Kristalisasi

  • Holokristalin

Batuan tersusun semuanya oleh kristal.

  • Holohialin

Batuan seluruhnya tersusun oleh gelas atau kaca.

  • Hipokristalin

Tersusun oleh sebagiannya kaca serta sebagiannya lagi oleh kristal.


Proses Terjadinya Batuan Beku

Seperti yang sudah di jelaskan di atas, batuan beku terbentuk dari pembekuan magma. Magma sendiri terbentuk di dalam perut bumi disebabkan gesekan dari dua lempeng bumi. Gesekan tersebut akan meningkatkan suhu serta tekanan di lokasi gesekan. Ditambah juga cairan dari samudra-samudra maka terbentuklah magma. Lalu pembekuan dari magma baik itu saat masih di dalam bumi, di lereng gunung, atau saat sampai di permukaan daratan menciptakan batuan beku.


Jenis-jenis Batuan Beku


Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terbentuknya

  • Batuan Beku Dalam

Batuan Beku Dalam merupakan batuan beku yang terbentuk di dalam perut bumi, bahkan beberapa terbentuk dekat dengan dapur magma. Hal tersebut terjadi karena proses pendingan yang sangat cepat serta magma yang sangat kental. Batuan tersebut biasanya disebut dengan batuan plutonik atau deep seated rock Contohnya adalah batuan granit.

Baca Juga :  Proses Pembentuan Urine

  • Batuan Beku Korok

Batuan Beku Korok ialah batuan beku yang terbentuk pada celah-celah litosfer (kerak bumi) atau lereng gunung. Batuan tersebut terbentuk di dekat permukaan bumi. Batuan tersebut biasanya disebut dengan batuan beku dike rock Contohnya adalah batu diorit.

  • Batuan Beku Luar

Batuan Beku Luar adalah jenis batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Berasal dari berlangsung karena proses pembekuan berlangsung lambat, sehingga magma telah menjadi lava (sudah keluar dari gunung).


Batuan Beku berdasarkan kandungan SiO2 (silikat dioksida)

  • Batuan Beku Asam

Batuan Beku Asamadalah jenis batuan beku yang kandungan silikatnya lebih dari 66%.

  • Batuan Beku Intermediate

Batuan Beku Intermediate adalah jenis batuan beku yang kandungan silikatnya antara 52-66%.

  • Batuan Beku Basa

Batuan Beku Basa adalah jenis batuan beku yang kandungan silikatnya antara 45% sampai 52%.

  • Batuan Beku Ultrabasa

Batuan Beku Ultrabasa adalah jenis batuan beku yang kandungan silikatnya kurang dari 45%.


Batuan Beku berdasarkan Indeks Warnanya

Pendapat dari S.J Shand

  • Leucoctaris Rock

Leucoctaris Rock adalah batuan beku dengan kadar mineral mafik kurang dari 30%.

  • Mesococtik Rock

Mesococtik Rock adalah batuan beku dengan kadar mineral mafik antara 30 – 60%.

  • Melanocractik Rock

Melanocractik Rock adalah batuan beku dengan kadar mineral mafik lebih dari 60%.

Pendapat S.J. Ellis

  • Holofelsic

Holofelsic adalah batuan beku yang indeks warnanya kurang dari 10%.

  • Felsic

Felsic adalah batuan beku yang indeks warnanya 10-40%.

  • Mafelsic

Mafelsic adalah batuan beku dengan indeks warna 40-70%.

  • Mafic

Mafic adalahh batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.


Batuan Beku Berdasarkan Jenisnya

  • Batu Apung

Batu Apung adalah batu berwarna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, serta terapung dalam air. Batu apung terbentuk dari magma yang sudah dingin berupa gelembung-gelembung gas. Batu apung berfungsi guna mengamplas atau menghaluskan kayu. Di bidang industri, batu apung dipakai sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi, serta kegunaan lain.

  • Batu Obsidian

Batu Ibsidian adalah batu yang berbentuk mirip kaca dan tidak ada kristal-kristal. Batu tersebut terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat. Batu tersebut berfungsi sebagai alat pemotong atau ujung tombak (pada zaman dahulu) serta dijadikan sebagai kerajinan.

  • Batu Granit

Batu Granit adalah batu yang terdiri dari kristal-kristal kasar, berwarna putih sampai abu-abu, serta beberapa yang berwarna jingga, Batuan tersebut banyak di temukan di pinggiran pantai dan sungai besar, serta di dasar sungai. Batu tersebut terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi secara perlahan di bawah permukaan bumi. Batu ini biasa dipakai sebagai ubin lantai.

  • Batu Basalt

Batu Basalt adalah batuan yang terdiri dari kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan serta ada banyak lubang-lubang kecil. Batu basalt  dari pendinginan lava yanng mengandung gas namun gasnya sudah menguap. Batu basalt tersebut berfungsi sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan, poondasi bangunan atau jalan, dsb.

  • Batu Diorit

Batu Diorit adalah batu yang biasanya berwarna kelabu bercampur putih atau hitam bercampur putih. Batu diorit terbentuk dari hasil peleburan lantai samudera.  Batu diorit berfungsi sebagai ornamen dinding serta lantai bangunan gedung. Bisa juga dipakai sebagai bahan bangunan.

  • Batu Andesit

Batu Andesit adalah batuan yang bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau ada juga merah serta jingga. Batu andesit berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, lalu membeku suhu lava yang meleleh turun antara 900 sampai 1.100 Derajat Celcius. Batu andesit biasanya dipakai ornamen pengindah dinding rumah, pagar.

Baca Juga :  Ciri Pithecanthropus Erectus

  • Batu Gabro

Batu gabro adalah batuan yang berwarna hitam, hijau, atau abu-abu gelap, tidak ada rongga atau lubang udara ataupun retakan-retakan di dalamnya. Mineral terlihat secara jelas dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga terlihat mineralnya besar.


Tekstur Batuan Beku

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu:


  • Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.

Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

  • Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal.
  • Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
  • Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.
  • Granularitas

            Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.           Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:

Fanerik/fanerokristalin, besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:

  • Halus, apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
  • Sedang, apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
  • Kasar, apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
  • Sangat kasar, apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.

Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop.

Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:

  • Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
  • Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
  • Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

  • Bentuk Kristal

            Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat            batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga      bentuk kristal, yaitu:

  • Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
  • Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
  • Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

  • Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
  • Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
  • Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
  • Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

  • Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai        hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu        batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
  • Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
  • Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
  • Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Baca Juga :  Lingkungan Sehat

Struktur Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan.


  • Struktur Batuan Beku Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya   berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini di antaranya:

  • Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
  • Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
  • Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
  • Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
  • Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
  • Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
  • Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran

  • Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya   berlangsung di bawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku           intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan


Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.


Klasifikasi Berdasarkan Cara Terjadinya, Menurut Rosenbusch, Batuan Beku Dibagi Menjadi:

  1. Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
  2. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
  3. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi, jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.

Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2, yaitu:

  1. Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
  2. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% – 66%. Contohnya adalah dasit.
  3. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya adalah andesit.
  4. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

Klasifikasi Berdasarkan Indeks Warna, yaitu:

  1. Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
  2. Mesococtik rock, apabila mengandung 30% – 60% mineral mafik.
  3. Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia.

Pembagian batuan beku berdasarkan komposisi ini telah lama menjadi     standar dalam geologi, dan di bagi dalam empat golongan


Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi

Analisa kimia batuan beku itu pada umumnya memakan waktu, maka       sebagian besar klasifikasi batuan beku berdasarkan atas susunan mineral    dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya dipergunakan ialah mineral     kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen, dan          olivine.


Demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id tentang Batuan Beku : Pengertian, Ciri, Proses Terjadinya, Jenis, Tekstur, Struktur, Beserta Klasifikasinya, semoga bermanfaat

Posting pada SD