Apa Itu Gigantisme

Diposting pada

Pengertian Gigantisme

Gigantisme merupakan kondisi seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan yang mana ukuran tubuhnya melampaui atau melebihi diatas rata rata manusia normal. Kondisi tersebut disebabkan karena didalam tubuhnya ada hormon pertumbuhan yang jumlahnya diluar batas kewajaran (berlebihan).

Seseorang yang tubuhnya terserang efek gigantisme tinggi tubuhnya bisa mencapai 2,25 sampai 2,40 meter , Itu diakibatkan karena penyebaran  lempeng epifisis pertumbuhan didalam tulang dalam keadaan tertutup. Sayangnya penyakit ini tak mudah dikenali gejalanya karena orang yang mengalaami penyakit langka tersebut pada awalnya untuk beberapa tahun kedepan usianya, tetap terlihat normal dan mempunyai fase pertumbuhan anak  yang wajar.

Gigantisme

Penyakit gigantisme jarang sekali  terjadi dan hanya 6 orang saja yang mengidap gejala gigantisme pertahunnya. Penyakit tersebut sering menyerang pada manusia diusia yang masih produktif dan disebabkan karena sudah terjadi perkembangan  mutasi genetik pada tumor uyang sudah tumbuh dalam kelenjar hipofisis.


Ciri-Ciri Gigantisme

  • Pertumbuhan tulang yang sangat cepat sehingga tinggi tubuhnya berjalan abnormal.
  • Saat masa pubertas tiba alat kelamin tak bisa berkembang dan tumbuh secara abnormal.
  • Pertumbuhan linear yang sangat agresif atau aktif.
  • Perubahan kulit wajah yang kasar dan juga tebal.
  • Tulang rawan pada pita suara dapat semakin melebar dan tebal serta mengakibatkan suara semakin tak jelas dan serak berat.
  • Bentuk kaki serta lengan yang semakin hari semakin membesar atau membengkak.
  • Pertumbuhan kepala sangat cepat membesar melebihi kecepatan tumbuhnya linier.
  • Ketajaman matanya berkurang.
  • Mempunyai prilaku yang aneh dan tidak lazim contohnya melakukan hal hal yang mirip seperti anak penderita autism.
  • Saat masa pubertas pertumbuhan tubuhnya semakin melengkung.
  • Ukuran tunggi tubuh dapat mencapai lebih dari 8 kaki.
  • Tulang rahang lebih menonjol serta cenderung berbentuk asimetris (prognatisme).
  • Kelenjar keringat dalam jaringan kulit melebar sserta membesar sehingga kadar keringat dan bau badan yang keluar sangat tajam.
  • Kondisi jantung semakin membesar seiring bertambahnya usia hingga beresiko terserang gagal jantung mendadak.
  • Jari jari tangan membesar yang semakin hari semakin membengkak sampai cincin tidak bisa dipakai lagi.
  • Jari jari kaki memanjang dan membesar sampai selalu sering ganti ukuran sepatu.
  • Gigi tak beraturan dan bentuk bibir menjadi asimetris saat ditutup.
  • Muka cenderung berminyak dan rentan ditumbuhi jerawat serta sulit untuk disembuhkan dengan cepat.
  • Mudah jatuh sakit serta mudah terserang kelelahan sebab daya tahan tubuh yang mudah menurun.
  • Kondisi permukaan lidah yang kasar dan mempunyai lipatan lipatan yang memicu sulitnya untuk berbicara dengan bahasa yang benar.
  • Sistem pernapasan mengalami kesulitan bernafas dengan normal saat tidur.
  • Tulang rusak akan membesar serta menebal seiring bertambahnya usia yang nampak membusur kedepan.
  • Rambut rambut yang tumbuh pada tubuh pada tubuhnya semakin menebal, kasar dan kering.
  • Kulit tubuh mengalami perubahan dari tahun ketahun menjadi Sangat gelap.
  • Sering mengalami kesakitan pada tungkai serta lengan karena pembesaran jaringan atau pembuluh darah yang mengakibatkan  penekanan dan terhimpitnya saraf saraf yang ada didalam tubuh.
Baca Juga :  Demokrasi Langsung

Penyebab Munculnya Penyakit Gigantisme

Banyak yang beranggapan kalau tumbuhnya sel tumor pada kelenjar hipofisis dikarenakan karena pengaruh makanan yang bersal dari makanan siap saji, daging olahan kaleng atau makanan junk food, tapi sebenarnya tidak begitu, munculnya tumor pada kelenjar hipofisis diakibatkan karena adaanya perubahan DNA dari salah satu sel yang mengakibatkan pertumbuhan sel jadi terlalu cepat.

Pada penderita gigantisme akan merasa lebih nyaman saat tumor yang menetap dikelenjar hipofisisnya telah diangkat namun mereka masih bisa muncul sewaktu waktu meskipun telah dilakukan tetapi pembedahan, hal tersebut disebabkan hormon pertumbuhan tidak bisa dihentikan tetapi hanya bisa dikurangi kemudian perkembanganya dihambat supaya kondisi hormon pertumbuhan tetap bisa dalam keadaan yang stabil.

Tapi pada penderita gigantisme akan melakukan autran yang telah ditetapkan dokter berupa melakukan program pemulihan sesudah terapi bedah selesai dan mengkonsumsi obat obatan yang sudah direkomendasikan dokter supaya kestabilan hormom pertumbuhan bisa tetap dikendalikan.


Cara Mengatasi Penyakit Gigantisme


  • Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan kalau terapi pembedahan atau jalan bedah ternyata tak menghasilkan pemulihan secara total atau tidak mendapatkan kesembuhan keberhasilan sebesar diatas 90 persen. Terapi radiasi dilakukan untuk pengurangan kadar ukuran tumor yang ada pada kelenjar hipofisis serta menurunkan kadar GH atau hormon pertumbuhan. Kalau penyakit gigantisme gagal lewat terapi bedah kemudian dibiarkan begitu saja maka akan nmenyebabkan munculnya penyakit kardiovaskular prematur, tekanan darah tinggi serta meningkatnya kadar gula dalam darah.


  • Terapi bedah operasi

Bedah operasi dilakukan untuk pengangkatan tumor namun disesuaikan dengan ukuran tumornya. Semakin besar tumor yang tumbuh maka akan dilakukan dengan pembedahan makro yakni semakin sulit untuk diangkat seluruhnya, maka diperlukan kehati hatian yang ekstra.

Baca Juga :  Asal Usul Sungai Musi


Epidemiologi Gigantisme

Gigantisme sangat jarang dijumpai. Di eropa, setiap tahunnya hanya dilaporkan 3-4 kasus/ 1juta penduduk. Kejadiannya pada wanita dan laki-laki sama. Laporan adanya kasus ini di Indonesia juga sangat jarang. Dalam KONAS PERKENI II, tahun 1989 di Surabaya, Wijaya dkk melaporkan adanya kasus yang di rawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.


Pemeriksaan Diagnostik

  1. Pemeriksaan laboratorium
  2. Glukosa darah  meningkat
  3. Hiperfosfatemi
  4. Hiperlipidemi

Tumor hipofisis saat ini dapat diketahui melalui pemeriksaan:

  1. CT Scan dan dilanjutkan dengan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), yang mempunyai kepekaan tinggi untuk mendiagnosis adanya tumor hipofisis (baik mikro maupun makroadenoma).
  2. Laboratorium darah yaitu pemeriksaan darah yang mengukur kadar GH akan menunjang diagnosis gigantisme dan akromegali

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan adalah:

  1. Menormalkan tubuh kembali kadar GH atau IGF1/SM-C
  2. Memperkecil tumor atau menstabilkan besarnya tumor
  3. Menormalkan fungsi hipofisis
  4. Mencegah komplikasi akibat kelebihan kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat pembesaran tumor

Dalam hal ini dikenal 3 macam terapi, yaitu:


  • Terapi pembedahan

Terapi pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal 2 macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau Trans Cranial) dan bedah mikro (TESH/ Tans Ethmoid Sphenoid Hypophysectomy). Cara terakhir TESH ini dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah intra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata untuk mencapai tumor hipofisis.


  • Terapi radiasi

Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan dan menyertai tindakan pembedahan atau masih terdapat gejala aktif setelah terapi pembedahan dilakukan.

Tindakan radiasi dapat dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:

  1. Radiasi secara konversional (Conventinal High Voltage Radiation, 45 69 4500 RAD)
  2. Radiasi dengan energy tinggi partikel berat (High Energy Particles Radiation, 150 69 15000 RAD)

  • Terapi medikamentosa

  1. Agosis dopamine
Baca Juga :  Cara Menjadi Moderator Yang Baik

Pada orang normal dopamine atau agosis dopamine dapat meningkatkan kadar HP tetapi tidak demikian halnya pada pasien akromegali. Pada akromegali dopamine ataupun agosis dopamine menurunkan kadar HP dalam darah.


Contoh Kasus

Seorang anak laki-laki berumur 10 tahun dibawa ibunya ke klinik dengan keluhan sakit kepala hebat dan pusing/ pening, lemah, letih. Ibu merasa anaknya mengalami ketidaknormalan pertumbuhan anaknya dibanding teman sebayanya, ukuran tubuh anaknya tidak sama dengan teman sebayanya, An.A memiliki tinggi badan 170 cm dengan berat 70 kg. An.A mengatakan malu bermain dengan temanya, ibu mengatakan anaknya kehilangan nafsu makan ,ibu mengatakan kulit anakya tebal, basah, berminyak, anak  memakai kaca mata karena tidak mampu melihat jarak jauh , anak A juga mengatakan sering mengantuk.

demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Apa Itu Gigantisme : Pengertian, Ciri, Penyebab Munculnya, Cara Mengatasi, Epidemoologi, Pemeriksaan Diagnostik, Penatalaksanaan, Contoh Kasus, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Posting pada SD