Alat Sistem Ekskresi Pada Manusia

Diposting pada

Pengertian Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh. Sisa-sisa metabolisme ini ialah berupa senyawa-senyawa yang bersifat toksik (racun) sehingga jika tidak dikeluarkan bisa menyebabkan terganggunya fungsi organ-organ di dalam tubuh. Organ-organ yang berperan dalam sistem ekskresi pada manusia meliputi kulit, ginjal, paru-paru, dan juga hati.

Alat Ekskresi Pada Manusia

Sisten Ekskresi Ginjal

Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2buah, berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.

Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal disebut pelvis renalis.

Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus kurang lebih 7,5 sampai 15 km.

Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine. Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.


  • Proses Pembentukan Urin

proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu:

  • Tahap filtrasi (penyaringan)

Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer.


  • Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)
Baca Juga :  Ringkasan

Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epithelium diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air, gllukosa, asam amino, ion-ion Na, K, Ca,Ci-, HCO3-,dan HbO4, sedangkan urea hanya diserap sebagian.

Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci secara pasif. Bersamaan dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Ci kejaringan disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorbsi Nadan air dibawah control ADH. Disamping reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H,NH,urea, kreatinin dan beberpa obat-obatan pada urin.

Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.


  • Augmentasi (pengumpulan)

Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na, Cidan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis.dari velvis renalis urin mengalir melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin.


  • Faktor Yang  Mempengaruhi Produksi Urin

Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut ;


  • zat-zat diuretic

Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol) maka zat terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion H,sehingga ion ADH berkurang sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin meningkat.


  • Suhu

Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka kecepatan respirasi menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat volume air turun, hormone ADH disekresikan sehingga reabsorbsi air menigkat. Disamping it, penigkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi menurun. Kedua hal ini mengurangi volume ini


  • Konsentrasi darah

Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin jika kitaminum air seharian maka komsentrasi air didarah menjadi rendahhal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air di ginjal sehingga volume urin turun.


  • Emosi

Enosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.


  • Gangguan Pada Ginjal

Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena berbagai hal antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena pembentukan batu ginjal.

Jenis-jenis kelainan akibat kerusakan salah satu bagian ginjal adalah


  • Nefritis

Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan mengalami uremia dan dedema.

Baca Juga :  Negara Yang Menganut Paham Liberalisme


  • Batu ginjal

Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat terlalu banyak mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.


  • Albuminuria

Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter, atau logam berat.


  • Glikosuria

Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal


  • Hematuria

Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.


  • Ketosis

Adalah ditemukan keton didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat.


  • Diabetes insipitus

Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH, hormone ADH(anti diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang.


Sisten Ekskresi Paru-Paru

Ekskret dari paru-paru adalah CO2  dan H2O yang dihasilkan dalam proses pernapasan. Pada prinsipnya CO diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah (15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (30 %) melalui proses berantaiyang disebut pertukaran klorida.

Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-paru mengikat O dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan darah mengikat CO untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air.


Sisten Ekskresi Hati

Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6. mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.

Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya :

  1. Mencernakan lemak
  2. Mengaktifkan lipase
  3. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air
  4. Membantu daya absorbsi lemak pada dinding usus.

Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sum-sum tulang. Globumin digunakan lagi untuk metabolisme protein/ untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu yang berwarna hijau biru.

Baca Juga :  Hakikat Ideologi

Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat atau abu-abu sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu masuk keperedaran darah (disebut penyakit kuning).

Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH dan CO yang bersifat racun.

Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin juga berperan mengikat NH menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.


Sisten Ekskresi Kulit

Sebagai alat ekskresi, kulit atau integument mengeluarkan peluh(keringat).

Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan ,keadaan kesehatan dan keadaan emosi.

Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur (NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam.

Kulit (integument) terdiri dari


  • Epidermis (kulit air)

Bagian luar epidermis disebut stratum korneum (lapisan tanduk) dan bagian dalam disebut lapisan malpighi.

Stratum korneum merupakan jaringan yang mati dan tersusun dari berlapis-lapis jaringan sel pipih, fungsinya melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit penyakit.

Lapisan malpighi terdiri dari sel-sel yang aktif membelah dan menghasilkan pigmen melanin selain itu juga terdapat stratum lusidum serta stratum gronulosum yang berfungsi mengganti sel-sel dilapisan stratum korneum.

Perbedaan jumlah pigmen menyebabkan perbedaan warna kulit orang albino. Orang albino tidak mempunyai melanin.


  • Demis (kulit jengat) Atau Korium

Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar  minyak (glandula sebasea) yang terletak  dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.

Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan 1 % larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat kepermukaan kulit.

Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan dari system saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin. Fungsi hiotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah.

Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsanan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh darah di lapisan dermis.

demikianlah artikel dari duniapendidikan.co.id mengenai Alat Sistem Ekskresi Pada Manusia : Pengertian, Ginjal, Paru-Paru, Hati, Kulit, Proses, Faktor, Gangguan, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.